Zuga nenyuruh dua orang agentnya mengikuti perawat itu. Bidari sendiri akan mengantar Farida pulang dan menyuruh pengawal Martin menjaga tuannya.
"Jangan lama-lama di rumah Farida. Pulang dari sana kamu cepat kesini, aku takut nanti ada orang yang ingin meracuniku." ucap Martin dengan suara serak.
"Aku akan cepat balik, sudah ada pengawalmu tidak usah takut. Jika ada yang mencurigakan pencet intercom SOS, bantuan akan segera datang."
"Bawa tas ku, nanti aku telepon kamu kalau kamu lama. Sekarang tidak ada Farida, kamu jangan banyak alasan." sentak Martin geram.
"Yach...sabar."
"Aku mau pulang, rawat di rumah saja, bosan disini. Tanyakan pada dokter kapan aku bisa pulang."
"Nanti aku tanyakan. Gimana kalau kamu minum obat herbal PTH pasca operasi, supaya lukanya cepat kering."
"Tdak usah sekarang beli obat, kalau sudah dirumah baru beli."
Bidari mengangguk, ia malas berdebat dengan Martin. Kalorinya menyusut drastis jika adu mulut dengan laki-laki posesif itu.
Farida memakai slayer dan masker mulut untuk menutupi sebagian wajahnya, supaya tidak dikenal oleh wartawan yang selalu menunggu di lobby atau dekat kantin.
"Kita akan berjalan ke tempat parkir, jangan lelet dan ikuti aku."
"Semoga ini yang pertama dan terakhir aku muak melihat tingkahmu. Asal kamu sadar bahwa Martin calon suamiku." sinis Farida.
"Farida, kamu tidak usah ngomong, aku sudah tahu segalanya."
"Aku perlu ngomong supaya kamu tanggap dan tahu batasan."
"Kandangin pacarmu supaya aku tidak menerkamnya." sahut Bidari kesel.
Bidari bersiap mengantar Farida pergi, ia memeluk pinggang Farida dengan tangan kirinya, dan berjalan cepat menuju ke tempat parkir. Wartawan mulai berdiri dan menyerbu Bidari. Mereka mulai menghujani Bidari dan Farida dengan berbagai pertanyaan.
"Nona Farida, bagaimana kondisimu pasca vidio syurr mu?"
"Bagaimaba tanggapan orang tuamu."
"Semenjak vidio itu terkuak bagaimana reaksi tuan Martin?"
Itu sebagian pertanyaan wartawan, yang tidak mendapat jawaban. Para pencari berita memburu mereka dan pertanyaan itu bergulir terus menerus. Ia tidak mau melayani, dan menerobos kerumunan mereka dengan tenaga supernya.
"Minggir!!"
Teriak Bidari keras sambil mengibas tangannya dengan cepat. Beberapa orang terpelanting kena senggolan siku tangannya. Ia setengah berlari dan menyeret Farida sampai ke mobil.
"Cepat naik!!" perintah Bidari mendorong Farida ke dalam mobil.
"Kau kasar sekali, kakiku sampai sakit. Dasar brengsek."
"Terus maunya gimana, kamu mau ditangkap wartawan. Kebetulan para wartawan datang lagi. Mereka
Bidari menggeber lamborghininya, membuat para pencari berita melipir tak berdaya. Apa boleh buat, mereka akhirnya terkecoh dan Bidari meluncur dengan Farida.
Pukul. 18.00 wita.
Sudah lima belas menit Bidari di interogasi oleh bapak Joni, ayah dari Farida. Yang membuat ia muak adalah sikap pak Joni yang genit. Sejauh ini yang dibicarakan adalah uang dan sekitar sel4ngk4ngan. Tadinya Farida ikut menemaninya, melihat papanya
Interest dengan Bidari, Farida memilih pergi ke kamarnya.
"Maaf pa...aku mau istirahat."
"Silahkan istirahat, naik kamu ke kamar." ucap pak Joni acuh.
"Bee, kamu melamar kerja di Martin karena kamu terbius oleh tampang Martin yang ganteng atau kayanya."
"Maaf pak, saya menjadi pengawal Martin karena kebetulan. Saya berada di pulau ini sebagai turis, bukan sengaja untuk menjadi bodyguard Martin. Kami pertama kali bertemu di beach club dalam keadaan tidak baik. Martin melecehkan saya waktu itu dan kami baku tembak." tutur Bidari.
"Terus kenapa Martin mengajakmu?"
"Mungkin karena aku menang dan bisa mengalahkannya, Martin terkesan denganku, menjadikanku bodyguard."
"Kalian sudah pernah tidur berdua?" pancing pak Joni, sedikit banyak ia tahu karakter calon menantunya. Sebelas dua belas dengan anaknya Farida.
"Martin ganteng, aku yakin dia menjadi rebutan wanita, juga kaya, tapi semua itu tidak membuat aku tertarik, karena aku punya calon suami ysng lebih tampan dan lebih kaya. Jadi dimataku Martin tidak ada apa-apanya."
"Kamu hebat, cantik, berani dan berkelas. Apa kamu pernah tidur berdua dengan Martin?"
"Walaupun aku hidup di barat, aku masih menghormati adat ke timuran. Aku mempersembahkan mahkotaku hanya untuk suamiku. Martin pernah menawarku dengan kapal pesiar, jet pribadi, apapun yang aku minta, maaf harta itu bisa aku beli dengan mudah, kalau mahkota tidak."
"Hebat, maukah kamu bekerja sama denganku, aku butuh orang genius sepertimu dan berpikir realistis. Aku berani membayarmu tiga kali lipat dari Martin."
"Aku sudah berjanji melindungi Martin, dan mengabdi padanya sampai aku dijemput orang tuaku. Sebenarnya aku tidak minta gaji pada Martin, karena aku tidak butuh uang, paling aku ambil uang untuk makan dan beli kopi kocok, aku tidak nafsu punya banyak uang."
"Realy? aku tidak bisa bayangkan perasaan Martin jika kamu pergi darinya. Kamu intan dalam lumpur, aku sangat terkesan."
"Pak Joni, sudah tiga puluh menit aku disini, apa boleh aku ke rumah sakit. Martin pasti cemas menungguku." tanya Bidari. Dia sudah capek dari tadi berbohong.
"Aku yang bicara sama Martin, dan akan memintamu."
"Maaf pak, tolong hormati pendirian Martin dan jika pak Joni memaksa,?" aku juga tidak mau."
"Sesekali maukah kamu menemaniku mengurus proyek?"
"Boleh pak, asal minta izin kepada Martin dan jelas tujuannya."
"Berarti kamu setuju?"
"Aku siap pak."
"Semua pengawal hari ini istirahat, aku mau bersenang-senang." ucap pak Joni nembuat pengawal bergembira.
Pak Joni akhirnya mengajak Bidari ke sebuah ruangan yang penuh dengan senjata. Tujuh puluh persen senjata AK.47 dan sisanya pistol serta granat nenas.
"Untuk apa menyimpan senjata begini banyak?" tanya Bidari heran dan mengambil salah satu pistol, seraya memperagakannya.
"Ich...taruh Bee..itu ada pelurunya. Kamu tidak ingin aku mati khan?!"
"Hehe...tidak usah takut, tidak mungkin meledak." sahut Bidari.
Pak Joni yang berumur tujuh puluh tahun itu tiba-tiba menodongkan pistol kepada Bidari. Gadis cantik itu kaget dan mundur selangkah.
"Jangan main-main pak, apa bapak ingin membunuhku?"
Tidak ada perasaan takut, cuma kaget saja melihat tingkah pak Joni. Bidari menganggap remeh perbuatan pak Joni.
"Badan berbalik dan tangan ada di belakang." kata pak Joni mendorong Bidari dengan ujung pistolnga.
Bidari berbalik dengan tangan di belakang, pak Joni mengambil borgol dan memborgol tangan gadis itu. Pria tua itu menggiring Bidari ke sebuah ruangan lain.
Ruangan ini cukup luas, lantainya beralasan permadani, ada ranjang besi yang indah. Perasaan Bidari tidak enak ia membalikan badan menatap pak Joni.
"Kenapa aku diajak kesini?"
"Naiklah ke tempat tidur nanti kamu akan tahu dengan sendirinya."
"Aku tidak mau, jelaskan untuk apa semua ini." ucap Bidari. Ia membiarkan ulah pak Joni, karena Bidari ingin tahu kelanjutannya.
"NAIK!!"
Bidari naik ke ranjang, pak Joni cepat melepaskan borgol Bidari dan tangan kanannya diborgol terus dikaitkan ke realing ranjang. Setelah itu pak Joni memborgol satu kaki Bidari dikaitkan ke realing.
"Aku adalah pengidap masokis dan kita akan melakukan sadomasokisme, untuk mencari kebahagiaan sejati." kata pak Joni tertawa.
Bidari melihat pak Joni berubah seperti iblis, tertawa kemudian terisak. Ia mengambil cambuk dan mendekati wajahnya ke wajah Bidari.
"Aku akan membuatmu bahagia?" ucap pak Joni mendaratkan bibirnya, tapi Bidari menolak dan mendorong wajah pak Joni.
"Kau mendorongku, kau berani mendorongku, kau tahu tidak ada orang tang berani padaku. Aku bisa membuat negara resesi dan bisa membuat perang...."
"Itu omonganmu semata, keluarin buktinya baru aku percaya. mana ada yang tunduk padamu pak."
"Anggota dewan, beberapa menteri, ketua partai, semua tunduk padaku."
"Hahaha..aku tidak percaya, kamu banyak mengkhayal pak tua."
Karena terus diledek oleh Bidari, pak Joni lupa tujuan utamanya, ia malah memilih flashdisk untuk di pasangan ke laptop. Seperti yang dipikir Bidari, semua flashdisk yang ada di kotak pasti berisi pristiwa yang melawan pemerintahan.
"Tonton ini, sebuah bom meledak di new city dan menewaskan ribuan orang. kerja paling bagus sepanjang tahun 2023."
"Cuma itu saja?"
"Banyak lagi, aku aķan perlihatkan setelah kau menjadi tawananku."
"Tawanan apa, jangan sampai Martin ngamuk dan putrimu tidak nikah-nikah itu harus kamu sadari. Untuk bebas darimu gampang."
"Coba saja kau berulah aku tembak jantungmu." ancam pak Joni.
Bidari berusaha mengulur waktu dan membiarkan pak tua berlagak. Ia tahu Zuga pasti bergerak mencari Bidari. Ia tidak mengerti apa yang akan pak Joni lakukan. Bidari terus menunggu.
Feeling Bidari sangat tepat, Zuga dan dua orang pengawalnya sudah berada di rumah pak Joni, ia melihat dari sinyal jam tangannya.
Saat itu bidari dalam keadaan tidak baik, ia dipukul oleh pak Joni dengan sabuk kopel tentara. Bidari tidak tahu kalau pak Joni serius memukulnya.
"Aduhhh...kurang ajar. Pak Joni berhenti!!" teriak Bidari kesakitan.
"Nikmatilah sayank, aku semakin perkasa."
Pak Joni kesetanan dan mengambil gunting serta menggunting pakaian Bidari dengan kasar.
"Aku akan menikmatimu dengan rasa yang berbeda, sayangkkk." teriak pak Joni menubruk tubuh Bidari. Giginya menggigit paha Bidari dengan gemas.
"Brengsek!!" teriak Bidari menjambak rambut pak Joni yang sudah beruban, kemudian menghentakannya. Pria itu terjatuh, kemudian merangkak lagi.
"Hehe. Jambak lagi yang keras..." ucapnya tertawa-tawa.
Pak Joni seperti orang gila, ia kembali mengambil gunting dan ketawa aneh melanjutkan menggunting baju Bidari.
"Pak Joni, berhenti tidak. Aku tidak mau berbuat keras padamu, tapi jika kamu menginginkan aku skan membunuhmu."
"Apakah kau akan mengisap darahku seperti aku mengisap darahmu?" ucap pak Joni mengambil benda seperti jarum dan menusuk pahanya, pak Joni lalu mengisap darah Bidari.
Walaupun sakit, Bidari membiarkan pak Joni berulah dan menusuk jarinya sampai kembali berdarah. Pak Joni betul-betul berbahagia saat melihat Bidari meringis menahan sakit.
Tubuh Bidari sudah gemetar menahan amarahnya saat pria tua itu mulai menelanjanginya dan menyulut rokok kepahanya. Pria tua itu kembali berhitung dan mencambuknya dengan alat yang lebih lunak, serta menampar pipi Bidari berkali-kali.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Calista
Wartawan klu blm dpt berita nya pasti akn trs mengejar sampai dpt
2024-03-10
3
Calista
baru juga calon suami blm jadi suami.
2024-03-10
3
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
wartawan semakin didepan kalau ada berita
2024-02-19
0