Walaupun Zuga bebas keluar masuk ruangan Bob Meyer, tapi pemuda itu tahu etika. Disaat boss nya sedang khusuk melihat layar control, Zuga tidak berani mengganggunya. Tentu saja Zuga takut kena teriakan yang mengguntur.
Maklumlah badan Bob Meyer tinggi besar, kepala plontos, kulit legam, tapi senyumnya manis dan baik hati. Dia mantan Intelijen dan kini umurnya sudah enam puluh lima tahun. Masih bugar, penampilannya berwibawa dan cenderung sadis.
Dia adalah putra daerah bagian timur yang berinisiatif mendirikan kantor Intelijen untuk membantu orang lain atau masyarakat umum. Ia juga sering membantu negara untuk menjaga keamanan komprensi tingkat tinggi dan menjadi mata-mata. Dia dan Zuga adalah duet maut yang membuat musuh ketar ketir.
Sedangkan Zuga Qoisaki adalah penembak runduk dari sekolan tinggi intelijen yang secara khusus terlatih dan mempunyai kemampuan tinggi membidik, menembak, dan membunuh musuh secara tersembunyi dari jarak jauh dengan menggunakan senapan.
Umurnya dua puluh lima tahun ketika direngkut oleh Bob Meyer, dan diajak bergabung di XPostOne. Kini umurnya hampir dua puluh delapan tahun, dan menjadi paling istimewa di XPostOne, karena sepak terjangnya yang cekatan dan sigap dalam menangani kasus. Yang paling memegang peranan otak yang genius. Berani dan punya akal. Ia sempat dihadiahkan piagam dan uang, karena bisa menangkap oknum dibalik maraknya penjualan organ tubuh ke negara tetangga.
Zuga sendiri adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ia dari keluarga tidak mampu dan yatim. ibunya tidak sudi membiayai kuliahnya, karena tidak ada uang. Zuga beruntung mendapat bea siswa untuk melanjutkan ke Sekolah Tinggi Intelijen.
Untung Zuga bertemu Bob Meyer, dan laki-laki botak itu memberi pekerjaan kepadanya. Ibunya dengan ikhlas menyetujui ketika owner XPostOne itu mengambil Zuga dan memberi ibunya banyak uang.
Sungguh dia tidak mengerti pekerjaan apa yang digeluti putranya. Semenjak Zuga menjadi agent intelijen swasta, uang terus mengalir kerekening ibunya sampai orang kampung bengong melihat perubahan nasib ibu Sulimah. Dulu jangankan punya rekening bank atau ATM, uang untuk makan saja susah. Sekarang sudah punya rumah lantai dua, satu mobil Wuling dan satu sepeda motor.
"Ada apa kamu datang, apakah gadis itu sudah siuman?" tanya Bob Meyer membuyarkan lamunan Zuga.
Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Zuga. Ia kenal betul sifat anak didiknya yang biasanya sangat tenang, percaya diri. Jika ada wanita baru yang menjadi agent XPostOne, ia cendrung cuek dan memberi mandat kepada Heru untuk melatihnya. Kini berbeda, Zuga terlihat emosional dan agresif.
"Belum ada tanda dia akan sadar, aku takut terjadi sesuatu padanya. Kesalahan yang tidak bisa ditolerir jika sampai lahir "monster" di negara ini." ketus Zuga.
"Amit-amit, jangan sampai itu terjadi. Kasihan gadis itu, semoga dokter James mampu membuat kloningan manusia dengan robot, hehe..."
"Tidak akan bisa bos, kloningan adalah cara manusia untuk mengusahakan agar dapat menciptakan duplikat suatu makhluk tanpa melalui proses perkawinan. Proses pengambilan sel dari tubuh manusia, baik laki-laki ataupun perempuan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Begitu boss.. ." jelas Zuga panjang lebar.
"Itu sudah umum, aku ingin kelahiran manusia supersonic untuk melawan oknum-oknum mafia politik."
"Jangan mengkhayal terlalu tinggi bos, aku merasa Bidariblue sebagai tumbal arogansi ....."
"Tidak Zuga, kamu jangan salah kaprah. Kamu juga akan terjun berduet dengan Bidari dilain waktu." potong Bob Meyer.
"Tolong Heru di prioritaskan dengan Vina, aku mau melatih Bidari dulu. Dia orang awam, belum mengerti seluk beluk intelijen."
"Zuga mengertilah, waktu kita mepet, bom pertama sudah meledak di new city dan menewaskan banyak orang. Jika pemilihan presiden tidak sesuai dengan kriteria yang diajukan oleh mafia politik, mahasiswa akan turun ke jalanan, atau kudeta militer yang bisa menghancurkan landasan dasar negara kita. Ingat itu, secara tidak sadar kita dalam jajahan mafia politik."
"Aku akan mencari pucuk pimpinannya tanpa Bidari."
"Zuga, kamu kenapa? apa yang kamu pikiran tentang gadis itu, sadarlah. Kamu harus profesional, taruhanya nyawa."
"Apa beda Heru, Vina atau agent lain dengan Bidari? apakah karena boss pernah berseteru dengan keluarga Bidari, sehingga Bidari harus menjadi tumbal?"
"Zuga! Gooo...dimana kau dapat fitnah itu, jangan mencongkel masa laluku, beraninya kau!" bentak Bob Meyer.
"Permisi!!"
Zuga keluar dengan perasaan tidak menentu, baru kali ini ia bersitegang dengan ownernya gara-gara rasa empatynya terhadap nasib gadis itu, yang dipakai kelinci percobaan.
Ia betul-betul jengkel dan malas menemui dokter Meyer. Kakinya melangkah menuju tempat latihan menembak. Hari ini ia harus melatih sekitar sembilan orang agent baru dari berbagai lulusan.
Mereka tidak punya background sekolah tinggi intelijen, sedangkan XPostOne adalah Klandestin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara rahasia atau diam-diam dengan tujuan tertentu. Kegiatan berbahaya dan yang mempertaruhkan nyawa.
Zuga mengerti mereka sulit mencari kerja walaupun menyandang titel sarjana. Dengan memberanikan diri mereka masuk kesini ingin bekerja dan mendapat gaji gede, tanpa berpikir panjang dengan resiko pekerjaan ini.
Tiba-tiba langkahnya terhenti saat matanya melihat Heru berdiri dengan Bidari. Bajingan!! Heru telah menikung, dia mau mengajari Bidari menembak. Zuga bergegas menemui Heru yang sedang asyik ngobrol.
"Plookk..plookk..plookk.."
Zuga bertepuk tangan menahan kesal. Melihat Zuga datang Heru cepat menarik Bidari.
"Please Zuga, Jangan ganggu kami." seru Heru pongah. Beberapa agent baru yang mau berlatih, memandang kedatangan Zuga dengan kagum.
"Heru, kamu harus mengerti adab, kau kira disini toko kelontong, sehingga seenak perut melatih Bidari. Aku tidak mengerti dengan dokter James, yang tidak kompromi setelah Bidari sadar."
"Dokter James tidak tahu aku berada disini. Aku ketiduran dan bangun, lalu melihat Heru disampingku. Kami kesini untuk melatih menembak." ucap Bidari lancar.
Zuga kaget dengan keterangan bidari yang tenang dan hafal nama Heru. Ia menjadi degdegan saat Heru memberi pistol kepada Bidari.
"Bidari tahan!!" teriak Zuga kencang.
Zuga merampas pistol dari tangan Bidari, tapi apa yang terjadi. Gadis itu mendorong Zuga dan menodongkan pistolnya.
"Bidari!!" teriak Heru menjatuhkan diri, ia tahu Bidari akan beralih membidik nya, ia juga tahu Zuga akan bertindak.
"Doorrr...."
Pistol menyalak, saat itu Zuga melihat wajah Bidari tanpa ekspresi. Mata biru itu memandang dingin ke arahnya, lalu Bidari melompat menerkam Zuga.
"Plaakk...plaakk..."
Tangan Zuga melayang menampar pipi Bidari sedikit keras, kemudian ia cepat meringkus dan memborgolnya.
"Lepaskan aku!!" berontak Bidari saat Heru juga ikut memegang tangannya.
"Trimakasih Heru.."
Tepuk tangan bergemuruh datang dari agent baru yang menonton dari tadi. Mereka kagum melihat Bidari dan Zuga. Dasar anak-anak baru, ia belum tahu rasanya dilatih oleh trainer killer seperti Jack atau Ady Mema.
"Mari kita mencari dokter James." ajak Zuga melingkarkan tangannya kebahu Bidari.
"Aku mau disini saja." ucap Heru shok.
Ia sangat kaget terhadap tindakan Bidari. Heru tidak menyangka Bidari bergerak spontan. Sikap Bidari aneh. Bathin Heru sambil minum air mineral. Ia mengurut dada untuk mengusir rasa kagetnya.
"You oke?" tanya Zuga khawatir. Kejadian tadi membuatnya takut melepaskan Bidari sendirian
"Tidak, aku ingin melihat nenek dan orang tuaku. Kau biadab.
"Kita akan menengok nenek, setelah itu kita pergi ke Bali."
Zuga berusaha sabar menghadapi Bidari yang bersikap kaku dan tingkah lakunya berubah dingin. Ia harus tahu sampai dimana intelegensi gadis itu sekarang. Kejutan apa yang akan muncul lagi.
Sampai di depan ruangan dokter James, Zuga langsung masuk ke dalam, ia ingin mengejutkan dokter itu yang lalai menjaga Bidari.
Zuga melangkah perlahan dan melihat dokter James duduk di kursi dengan kepala bersandar di meja. Zuga curiga, tidak biasanya dokter James tidur sambil duduk dan tidak mendengar kedatangannya.
"Permisi dokter...dokter...."
Panggil Zuga terus menerus. Akhirnya ia mendekat menggoyang punggung dokter Meyer, tapi tidak bergerak. Zuga mulai curiga dan memeriksa urat nadi, tidak ada denyutnya sama sekali. Ia kaget dan mendekati Bidari.
"Kamu duduk disini..." zuga menarik kursi kayu menyuruh Bidari duduk. Ia sempat menatap wajah Bidari yang kaku dan dingin.
Zuga menekan sirine yang menempel di dinding untuk memanggil seluruh anggota XPostOne. Dadanya berdebar, ia tidak mengerti kenapa dr James tiba-tiba meninggoy. Bagaimana nasib Bidari? Yaa..Tuhan, apakah Bidari yang membunuh dr James atau Heru?
"Ada apa bos Zuga?"
Pertanyaan itu terlontar dari anggota yang masih tersisa, belum menjalani tugas. Mereka ada sekitar dua puluh orang dengan agent baru. Heru tidak nampak di antara mereka, kecurigaan Zuga bertambah.
"Mana bigbos, dokter James telah berpulang, beliau harus tahu." ucap Zuga dengan mimik panik.
"Sebentar lagi datang, Heru sudah mencarinya." Alex datang dengan nafas ngos-ngosan.
"Aku berlari kirain ada kebakaran." sambungnya lagi. Ia mendekati dokter Meyer sambil mengerjitkan alisnya.
"Bos mencurigai sesuatu?" bisik Alex di kuping Zuga.
"Menurutmu bagaimana, kulitnya terlihat gosong. Serangan jantung atau over dosis obat." lirih suara Zuga.
"Ada apa ini?" Bob Meyer menghampiri Zuga, matanya fokus memandang Bidari yang berada disamping Zuga. Bidari balas memandangnya, wajah gadis itu datar tanpa exspresi.
"Apakah akan di autopsi atau langsung diserahkan ke keluarganya?" tanya Zuga kepada Bob Mayer.
"Kasi khabar dulu keluarganya, pesan peti dan kerjakan semuanya." perintah Bob Meyer dengan suara berat.
"Tolong teman-teman semua kerjakan perintah bigbos. Angkat korban ke bed secepatnya sebelum tubuhnya kaku." Zuga sengaja menyebut "korban" ia yakin dokter James dibunuh.
"Heru tolong membuat dokumentasi dan Alex menghubungi dr. Mulyawan untuk memberi suntikan formalin. Kita akan memandikan jenazah segera." perintah Zuga.
Semua bergerak sesuai perintah. Zuga mendekati Bob Meyer yang bersandar di pilar. Ia tidak bisa mengartikan raut wajah boss nya yang sudah dianggap sebagai pengganti ayahnya.
"Aku mencurigai kematiannya, kulitnya gosong, padahal tidak punya riwayat penyakit jantung. Orang yang bernafsu membunuh dr. James adalah orang yang ingin Bidariblue sebagai mesin pembunuh." sindir Zuga.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ
waduh dokter James dibunuh sama siapa ya ???????
2024-02-19
0
🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ🍾⃝ͩᴄᷞᴀͧᴄᷠᴀᷧ⒋ⷨ͢⚤🍒⃞⃟🦅
harusnya anak bungsu kan manja dan bergantung pada orang tua tapi yang ini sangat mandiri bahkan dapat beasiswa
2024-02-12
3
⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᴳᴿ🐅Ꮶ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
aku jadi ikutan horor
2023-12-18
4