Aldi hanya memberikan senyuman dingin pada saat itu dan langsung keluar dari mobil tersebut, sedangkan Anita terus menatap punggung Aldi dengan senyuman penuh arti
"Bagaimana pun caranya aku akan membuat kamu menjadi milik aku seutuhnya sayang, karena cuma kamu yang bisa memberikan semua yang aku inginkan." batin Anita
Hal pertama yang Aldi lakukan saat masuk ke dalam rumahnya adalah menuju ke arah kamar, kamar tersebut terlihat rapi dan beberapa barang milik Lina sudah tak berada di tempatnya
"Jadi kamu benar-benar memilih untuk meninggalkan aku ya Lin?" batin Aldi dengan wajah kecewa
Dengan hati yang sudah tak menentu Aldi menuju ke lemari pakaian dan membuka pintunya, Aldi pun tersenyum getir karena di dalam lemari tersebut tak tersisa satupun pakaian milik Lina. Penyesalan yang mendalam menyelimuti hati Aldi pada saat itu
"Apa cinta kamu untuk aku benar-benar telah berakhir Lin? Apa aku ga berhak mendapatkan kesempatan kedua dari kamu Lin?" gumam Aldi lirih
Di tempat yang berbeda Tristan tidak bisa konsentrasi dengan pekerjaan yang ada di depan matanya karena harga dirinya sedang terasa terluka
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk"
Dian pun masuk ke dalam ruang kerja sang tuan muda dengan menyiapkan hatinya untuk melepaskan Lina setelah melihat ekspresi wajah sang tuan muda
"Anda memanggil saya tuan muda?" tanya Dian
Tristan menganggukkan sedikit kepalanya
"Apa ada yang bisa saya bantu tuan muda?"
"Mulai saat ini kamu yang bertugas untuk mengurus semua keperluan saya, jangan biarkan perempuan itu ada di hadapan saya." jawab Tristan dingin
"Baik tuan muda, apa ada perintah lain tuan muda?"
"Kamu bisa keluar"
Dian menganggukkan sedikit kepalanya tanda memberi penghormatan dan segera meninggalkan tempat itu, Dian pun segera melangkahkan kakinya menuju ke arah paviliun belakang dengan senyuman tipis di bibirnya
"Saya memang tidak tau jurus yang kamu gunakan untuk membuat tuan muda menyerah begitu saja, yang pasti saat ini saya tidak perlu lagi khawatir dengan kamu." batin Dian
Ternyata di paviliun belakang sedang terjadi sedikit perdebatan antara Amira dan pelayanan wanita yang lain, perdebatan di antara mereka semakin panas hingga mulai menyerang satu sama lain. Di saat itu Lina muncul dan berusaha untuk melerai mereka dengan cara memegangi tubuh Amira, pelayanan wanita tersebut langsung menatap ke arah Lina dengan tajam
"Berhenti untuk berpura-pura menjadi perempuan baik!! Apa kamu tidak merasa muak dengan bersikap seperti itu?!!" teriak pelayan tersebut sambil menunjuk ke arah Lina
Amira pun berdecak jengkel
"Ga sadar diri," ucap Amira dengan nada sinis
Lina langsung menatap ke arah Amira dengan wajah tegasnya
"Cukup Amira!! bagaimana kalau masalah ini sampai kepada ibu Dian? apa kamu mau tertimpa masalah hanya karena masalah seperti ini?" tanya Lina dengan serius
Amira pun menghembuskan nafasnya dengan kasar untuk mengurangi gejolak yang sedang dia rasakan di dalam dadanya, tetapi di sisi lain sang pelayan pembuat onar tersebut belum merasa puas dengan hasil seperti itu. Pelayan pembuat onar tersebut berdecak jengkel sambil menatap sinis ke arah Amira
"Astaga Amira, dia baru satu hari menjadi wanita tuan muda dan kamu sudah menuruti ucapan dia begitu saja. Apa kamu termasuk dalam golongan manusia penjilat?" tanya pelayan pembuat onar tersebut dengan nada sinis
Sontak saja emosi Amira kembali terpancing, tetapi dia langsung terhenti karena Lina melepaskan tubuhnya dan menghampiri pelayan tersebut dengan wajah tidak terima
"Apa maksud ucapan kamu? kenapa kamu bilang saya menjadi wanita dari tuan muda?" tanya Lina dengan tegas
Pelayan pembuat onar tersebut tersenyum sinis
"Apa kamu menggunakan cara seperti itu untuk mendapatkan perhatian dari tuan muda?"
Lina sudah mulai mengepalkan tangannya karena merasa tak terima
"Kamu pasti menggunakan cara berpura-pura bersikap polos untuk menarik perhatian tuan muda Tristan," lanjut pelayan tersebut
"Benar-benar sudah tidak terselamatkan lagi jalan pemikiran perempuan ini!!" batin Lina sambil mengeraskan rahangnya
Pelayan wanita tersebut menampilkan sebuah senyuman yang terlihat meremehkan
"Kalian semua bisa lihat sendiri kalau dia cuma bisa diam, itu menandakan bahwa semua dugaan aku benar adanya. Wajahnya sih terlihat seperti wanita baik-baik, ternyata...."
Pelayan pembuat onar tersebut tertawa lepas dengan tatapan meremehkan, Lina pun tak bisa lagi menahan gejolak amarah yang sedang dia rasakan pada saat itu
"Apa seluruh isi otak kamu itu hanya di penuhi oleh sampah? Bisa-bisanya semua ucapan yang keluar dari mulut kamu isinya hanya kotoran yang tidak berguna," ucap Lina penuh penekanan
"Kenapa? kamu merasa tidak terima dengan ucapan saya?" tanya pelayan tersebut dengan wajah sinis
Lina akan memberikan sebuah tamparan kepada pelayan pembuat onar tersebut, tetapi tiba-tiba saja
Plak...
Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat mulus di pipi pelayan pembuat onar tersebut, hal tersebut membuat semua orang yang berada di tempat itu seketika langsung terdiam membeku
"Apa tuan muda membayar kita mahal di tempat ini hanya untuk berbicara omong kosong?" tanya Dian dengan dingin
"Tolong maafkan kesalahan saya sekali ini bu," ucap pelayan tersebut dengan suara yang bergetar
Pelayan pembuat onar tersebut sudah ketakutan setengah mati karena dia tau dengan pasti bahwa dia telah melakukan sebuah pelanggaran berat di tempat itu
"Rapihkan semua barang-barang kamu dan segera tinggalkan tempat ini," ucap Dian dengan tegas
Pelayan wanita tersebut terduduk lemas mendengar hal tersebut, dia pun langsung meneteskan air matanya membayangkan dia akan kehilangan pekerjaan yang mendapatkan penghasilan jauh lebih besar jika di bandingkan dia bekerja di tempat lain
"Ini pelajaran untuk semua orang yang masih ingin bekerja di tempat ini, tuan muda adalah orang yang membayar gaji kalian semua. Jadi kalian tidak memiliki hak sedikitpun untuk berkata yang tidak-tidak atas tindakan tuan muda," ucap Dian dengan tegas
Semua orang yang berada di tempat itu terlihat menganggukkan sedikit kepalanya, Dian pun langsung menatap ke arah Lina
"Mulai saat ini kamu tidak perlu lagi mengurus semua urusan tuan muda," ucap Dian
Lina pun langsung tersenyum bahagia mendengar hal tersebut
"Terima kasih banyak bu," ucap Lina dengan tulus
Dian langsung melangkahkan kakinya untuk meninggalkan tempat itu, dengan cepat sang pelayan pembuat onar langsung bersimpuh di kaki Dian dan memohon pengampunan atas kesalahan yang telah dia lakukan. Dian hanya memasang wajah datar dan tetap pada pendiriannya
"Segera tinggalkan tempat ini sebelum saya memanggil para penjaga untuk mengusir kamu dari tempat ini," ucap Dian dengan tegas
Dian pun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu tanpa memperdulikan tangisan sang pelayan pembuat onar yang pecah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
auliasiamatir
makanya kerja yah kerja aja, jangan suka lemezz
2023-10-17
0
Ucy (ig. ucynovel)
emang wanita pembuat onar mulutnya selalu pedes
2023-10-07
0
Elisabeth Ratna Susanti
makin seru 👍
2023-10-06
0