Setelah selesai Lina bergegas menuju ke dapur untuk menyiapkan teh sesuai keinginan sang tuan muda, secara kebetulan Lina berpapasan dengan Dian yang saat itu sedang berada di dapur
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Dian
"Saya sedang menyiapkan teh hangat untuk tuan muda bu," jawab Lina dengan sopan
"Apa kamu sudah sarapan?"
"Belum bu," jawab Lina sambil tersenyum canggung
"Saya yakin tuan muda akan menahan dia ruang kerjanya," batin Dian
"Lebih baik kamu sarapan terlebih dahulu sebelum mengantarkan teh untuk tuan muda," ucap Dian
"Apa tidak akan jadi masalah kalau saya menunda perintah tuan muda bu?" tanya Lina dengan wajah bingung
"Tuan muda Tristan bukan orang yang berpikiran sempit sampai harus menahan seseorang untuk makan hanya demi segelas teh," jelas Dian
"Ternyata ada juga sisi baiknya orang itu, aku pikir hanya ada keburukan yang melekat di diri orang itu." batin Lina
Lina tak mau membuang waktu lebih banyak dan secepat mungkin menyantap sarapannya, dia mulai menyiapkan teh hangat yang di minta sang tuan muda dan mengantarkan teh tersebut ke ruang kerjanya
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk"
Lina mulai masuk ke dalam ruang kerja sang tuan muda dan meletakkan cangkir yang dia bawa di atas meja kerja sang tuan muda, saat itu Tristan memperhatikan wajah Lina dengan seksama karena itu pertama kalinya dia melihat wajah Lina dengan jarak sedekat itu
"Sial!! Kenapa wajah perempuan ini terlihat sangat cantik di mata saya? Bahkan darah saya jadi bergejolak hanya dengan membayangkan bisa menyentuh tubuh perempuan ini!!" batin Tristan
"Apa ada lagi yang anda butuhkan tuan muda?" tanya Lina dengan sopan
"Duduk"
Sontak saja Lina langsung memasang wajah tertekan mendengar hal tersebut
"Maaf tuan muda, saya rasa saya tidak pantas untuk duduk menemani anda"
"Apa kamu sudah lupa yang saya katakan sebelumnya? Saya tidak suka mengulang ucapan saya," ucap Tristan dengan dingin
Tanpa sadar Lina mulai merubah ekspresi wajahnya menjadi tidak suka
"Sekali ini saya minta kamu untuk duduk di kursi bukan di atas lantai," lanjut Tristan
"Apa anda akan meminta saya untuk membantu pekerjaan anda tuan muda?" tanya Lina dengan wajah serius
Tristan hanya menggelengkan sedikit kepalanya
"Kalau begitu saya pikir lebih baik saya keluar dari ruang kerja anda tuan muda, saya tidak ingin mengganggu anda saat bekerja." ucap Lina dengan tegas
Tristan pun tersenyum dingin
"Kenapa kamu terkesan selalu melawan perintah saya?" tanya Tristan dengan wajah dingin
"Saya tidak ada maksud sedikitpun untuk melakukan hal seperti itu tuan muda, saya hanya sadar diri bahwa status saya di tempat ini adalah seorang pelayan. Jadi saya sadar kalau saya tidak pantas untuk duduk menemani anda," jawab Lina dengan tegas
"Berapa umur kamu saat ini?"
"Umur saya saat ini dua puluh enam tahun tuan muda"
"Apa kamu sudah menikah?" tanya Tristan dengan senyuman penuh arti
Dengan mudahnya Lina bisa mengetahui arah ucapan sang tuan muda
"Saya tau arah ucapan anda tuan muda!! Maaf karena saya tidak akan membiarkan ada celah tercipta di antara kita," batin Lina
"Saya sudah menikah tuan muda," jawab Lina dengan yakin
Dalam sekejap ekspresi wajah Tristan terlihat semakin dingin
"Sial!! Ternyata dia sudah milik orang lain!! Tapi kenapa darah saya tetap bergejolak setelah mengetahui hal tersebut? Hal itu benar-benar jauh berbeda dengan prinsip yang selama ini saya pegang," batin Tristan
"Apa saya sudah boleh keluar dari ruangan ini tuan muda?" tanya Lina
Tristan menatap Lina dengan lekat
"Baiklah, untuk kamu saya akan mengalah dan melanggar prinsip yang selama ini saya pegang teguh." batin Tristan
Ternyata selama ini Tristan tak pernah mau berhubungan dengan seorang wanita yang sedang menjalin hubungan dengan orang lain
"Bagaimana kalau saya menawarkan kamu untuk menjadi wanita saya?" tanya Tristan dengan wajah serius
Lina menampilkan senyuman tipis yang terlihat sopan
"Saya ucapkan terima kasih atas kebaikan hati anda tuan muda, tapi saya harus menolak tawaran anda karena saya tidak pernah punya pemikiran sedikitpun untuk melakukan hal-hal seperti itu." jelas Lina
"Sial!! Seumur hidup baru sekali ini saya mengalah sampai sejauh ini, tapi bisa-bisanya dia menolak tawaran saya tanpa berpikir terlebih dahulu!!" batin Tristan sambil tersenyum dingin
"Kamu tenang saja karena saya bukan tipe orang yang akan memaksa seseorang untuk berada di samping saya, kamu bisa meninggalkan ruangan ini dan panggilkan Dian untuk menghadap saya." ucap Tristan dengan dingin
Lina pun langsung meninggalkan tempat tersebut dengan hati yang sudah tak menentu
"Ga masalah Lina, lebih baik kamu kehilangan pekerjaan dari pada kamu harus kehilangan harga diri kamu." batin Lina
Saat itu Lina berpegang teguh pada pendiriannya, tapi tak ada satupun orang di dunia ini yang mengetahui jalan kehidupan yang terbentang di depan. Lina pasti tak akan menyangka bahwa suatu saat nanti dia akan melakukan hal yang sebaliknya
Di luar sana Anita sedang menunggu Aldi di dalam mobilnya karena pada hari itu Aldi di jadwalkan akan bebas, tak lama kemudian terlihat Aldi yang keluar dari dalam sana di dampingi oleh pengacara yang di siapkan oleh Anita. Anita membuka sedikit kaca mobilnya agar Aldi bisa melihat keberadaan dirinya, dengan berat hati Aldi masuk ke dalam mobil tersebut
"Selamat ya karena sekarang kamu sudah bebas sayang," ucap Anita dengan senyuman manis
"Terima kasih"
"Kamu mau aku antar ke mana sayang?" tanya Anita
"Tolong antar aku ke rumah aku"
Anita segera memerintahkan sang supir untuk menuju ke arah sana, wajah Aldi saat itu terlihat menanggung banyak beban dan Anita tersenyum penuh arti
"Ga masalah kalau kamu memilih kembali ke rumah itu sayang tapi aku jamin kamu ga akan bisa menemukan mantan istri kamu di rumah itu, aku sudah lebih dulu memastikan bahwa mantan istri kamu itu sudah meninggalkan rumah itu dari beberapa hari yang lalu." batin Anita
Di sepanjang perjalanan tersebut hanya ada kebisuan di dalam mobil tersebut, ekspresi wajah Aldi saat itu menunjukkan bahwa dia dalam keadaan tertekan. Sedangkan Anita memilih untuk memberikan Aldi sedikit waktu untuk menenangkan diri, hingga mobil tersebut mulai berhenti tepat di depan rumah Aldi
"Terima kasih," ucap Aldi
"Ingat!! aku hanya memberikan kamu waktu satu minggu untuk menyelesaikan semua masalah kamu." ucap Anita
Saat itu Aldi hanya terdiam karena seluruh pikirannya hanya tertuju kepada Lina saat itu
"Setelah itu aku akan membuat perhitungan yang jelas kepada kamu, apalagi kalau kamu berani merencanakan sesuatu di belakang aku." lanjut Anita dengan tegas
Aldi hanya tersenyum tipis dan tak mau ambil pusing dengan ancaman dari Anita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
auliasiamatir
isss isss... duo sampah
2023-10-17
0
Ucy (ig. ucynovel)
kalian emang cccok 😌
2023-10-07
0
Elisabeth Ratna Susanti
wah tegas banget Anita
2023-10-06
0