Xiao Chen memasuki hutan lebih dalam. Ada beberapa kali dia bertemu hewan seperti kelinci, monyet atau ular. Dia memastikan bahwa area itu aman dengan melihat tanaman-tanaman di sekitarnya.
Dia mencoba menggunakan Sistem untuk mendeteksi rumput atau pohon di sekitarnya. Ternyata rumput dan pohon yang ada di sini hampir sama dengan ada si bumi.Secara otomatis Sistem menyesuaikan dan mendeteksi banyak ragam tumbuhan di Benua Timur.
Ada sebuah danau yang luas dan membuat Xiao Chen tidak sabar untuk melompat ke dalamnya. Setelah mendeteksi dengan sistem dan memastikan bahwa danau itu aman. Dia segera membuka pakaian dan meloncat ke dalam.
Danau itu terasa sedikit dingin dan membangkitkan keinginannya untuk menyelam lebih dalam. Dia melihat di sekelilingnya banyak bentuk ikan warna-warni yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Tiba-tiba dia tertarik pada sebuah benda berkilau yang berada di dasar Danau. Setelah mengumpulkan keberanian dia menyelam lebih dalam dan menangkap benda transparan berkilauan yang sebesar telur puyuh.
Dia naik ke permukaan untuk melihat benda yang dia temukan. Dia naik ke atas bebatuan dan melihat benda transparan itu dengan teliti.
"Mungkin ini adalah benda yang berharga, untuk sementara aku akan menyimpannya." Xiao Chen melemparkan benda itu ke dalam sistem.
"Eh, kenapa tanganku terluka?" Xiao Chen melihat tangan kanannya yang terluka oleh goresan batu saat dia berada di dalam danau.
Tanpa Xiao Chen sadari batu transparan misterius itu terkena darah miliknya dan bergetar hebat hingga membentuk sebuah tubuh manusia. Sementara itu Xiao Chen tertidur di atas batu hingga menjelang malam hari.
Dia terbangun karena seekor kodok melompat di wajahnya. Dia segera menyusuri jalan untuk kembali ke tempat dimana banyak tumpukan kayu di sana. Hanya berselang 5 menit kemudian Bibi Li datang dengan nampan berisi makanan dan menyerahkannya pada Xiao Chen.
Dia melihat pekerjaan Xiao Chen hari ini lebih cepat selesai. Dia pun memerintahkan Xiao Chen untuk segera menghabiskan makanannya dan kembali ke kamar
Xiao Chen melihat bahwa makanan yang disediakan adalah bubur basi, Sayuran yang telah menguning dan berbau tidak enak, roti keras, air putih dan susu basi.
Dia tidak bisa menelan semua makanan ini. Bahkan air putihnya memiliki bau yang tidak sedap. Melihat bahwa Xiao Chen tidak ada keinginan untuk makan Bibi Li membawa kembali nampan berisi makanan tidak layak konsumsi itu.
"Kenapa? Tidak mau makan-makanan ini? Sudah bagus kalau dikasi makan. Kalau begitu kau tidak usah makan hari ini!" Bibi Li langsung mengangkat nampan berisi makanan itu dan membawanya pergi. Setelah itu dia membuang sisa makanan pelayan itu ke tempat sampah.
Siapa yang bisa makan-makanan buruk seperti itu? Mungkin hanya Xiao Chen sendiri yang mau makan. Tapi hari ini baru pertama kalinya dia menolak makan. Biasanya dia akan makan bahkan jika harus menangis dan muntah-muntah.
Biasanya jika Bibi Li berpura-pura mengambil nampan itu dia akan segera memohon pada Bibi Li untuk meletakkan nampannya dan makan kembali.
Tapi hari ini tidak. Dia tidak makan dan langsung kembali ke kamar. Hal ini cukup mengejutkan. Bibi Li ingin melihat sampai sejauh mana Xiao Chen tidak mau makan.
Xiao Chen masuk ke kamar dan kasur yang berbau pesing itu segera diganti dengan kasur yang baru, selimut yang nyaman dan bantal baru.
Saat dia baru saja merasa akan terlelap tiba-tiba pintunya di dobrak paksa. 10 orang anak lelaki seusianya masuk ke dalam kamar.
Dia menggoyangkan tubuh Xiao Chen sehingga bocah itu terpaksa bangun.
"Wah! Lihat Kasurnya sudah ganti!"
"Tidak apa bisa kita basahi lagi!"
"Xiao Chen! Buka mulutmu seperti biasa dan minum air kencing kami sampai kenyang."
"Hahaha"
Beberapa tawa terdengar dan percakapan juga saling bersahutan. Mereka membuka celana dan memperlihatkan milik mereka. Xiao Chen tau apa yang mereka akan lakukan. Segera dia mengambil ramuan dari sistem dan menyebarkannya ke alat tempur milik mereka itu.
"Eh, kenapa ini? Punyaku tidak mau keluar?"
"Punyaku juga!"
"Ah, sakit punyaku terasa panas. Tadi aku sudah minum banyak kenapa tidak bisa keluar!"
Semua bocah itu mengeluh hal yang sama mereka kesakitan, menangis dan mengeluh tidak bisa kencing. Mereka segera melupakan Xiao Chen dan langsung keluar dari kamar menuju tempat tinggal mereka masing-masing.
Anak-anak berusia 9-14 tahun tadi kemungkinan anak-anak gundik atau selir yang berada di kediaman ini.
Seluruh kediaman gempar karena 10 anak tersebut tidak berhenti menangis semalaman. Mereka tidak bisa kencing dan merasa sakit dibagian vital.
Xiao Chen kembali tidur dengan tenang tapi dia merasakan perutnya melilit sakit. "Akh, benar aku belum makan dari pagi. Bagaimana bisa aku melupakan ini?"
Xiao Chen langsung masuk ke dalam sistem untuk mencari makanan. Tapi dia tak menemukan apa pun. Dia teringat telah menanam banyak pohon di tanah seluas ratusan ribu hektare yang ada dalam sistem. Dia segera menemukan beberapa pohon dengan buah yang sudah matang.
Ada mangga, apel, dan jeruk. Xiao Chen memetik buah-buah itu dan memakannya dengan rakus karena kelaparan.
"Tidak pernah aku bayangkan, kehidupanku jadi seperti ini." Dia menghabiskan semua buah itu dan bersandar di pohon mangga.
Xiao Chen hanya memejamkan matanya sebentar. Tapi saat dia membuka mata dia dikagetkan dengan seseorang yang wajahnya menempel begitu dekat dari pelupuk mata Xiao Chen.
Karena kaget Xiao Chen berguling di tanah. "Si-siapa kau? Ba-bagaimana kau bisa berada dalam sistem?" Xiao Chen menunjuk orang di depannya dengan ketakutan. Tangan yang menunjuk itu bahkan gemetar.
Tidak mungkin ada orang yang bisa masuk ke dalam sistem selain dirinya. Xiao Chen beranggapan mungkin saja sosok manusia kerdil itu adalah hantu.
"Astaga! Kenapa manusia bisa selemah ini? Kau hanya ada di peringkat paling rendah?" Sosok manusia itu terlihat seperti bocah berusia 8 tahun tapi dia memiliki rambut putih yang lebih panjang dari tubuhnya.
Dia menggunakan hanfu dengan bahan sutera berwarna putih biru. "Bukannya kau yang memungutku di danau dan meneteskan darah padaku hingga aku terbangun?"
Xiao Chen berpikir sejenak. "Danau?" Dia teringat akan batu transparan yang dia pungut dan melihat bekas luka di tangannya yang mungkin menetes pada batu yang dia pegang tadi siang.
"Jadi anda adalah hantu dari batu yang aku pungut?" Xiao Chen memikirkan bagaimana bisa hantu seimut itu dengan tampilan anak-anak menyeret rambut panjangnya kesana kemari.
"Aku bukan hantu!"
"Aku ini Dewa yang berasal dari alam atas!" teriak bocah itu dengan lantang.
"Dewa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Wiwin Ma Vinha
🤣🤣 Dewa dibilang hantu ya marah
2023-11-29
0
Nurul Hikmah
dewa dibilang hantu
2023-11-24
0
Jimmy Avolution
gaskeun
2023-11-02
0