Bab 13 Biksu Tua

1 orang biksu tua yang ditemani dengan 3 orang biksu muda memasuki kediaman Xiao dan langsung menemui kepala keluarga yaitu Xiao Chong.

"Amitabha," ucap biksu tua botak dengan jenggot panjang itu. Xiao Chong beserta beberapa pelayan menunjukkan jalan ke arah belakang kediaman tepat di belakang gubuk tempat tinggal milik Xiao Chen.

Xiao Chen yang kebetulan sedang bermeditasi langsung menghentikan kegiatannya dan mengintip di balik jendela. Banyak orang-orang datang bahkan biksu juga hadir.

"Xiao Chen, sepertinya biksu itu akan segera memeriksa kemari!" ucap Dewa Han memperingati bocah 14 tahun itu.

Xiao Chen juga memperhatikan tubuhnya di cermin. Perubahan begitu besar pada tubuhnya akan menimbulkan kecurigaan dari semua orang.

Xiao Chen mondar-mandir karena merasa cemas. "Apa yang harus aku lakukan?" Tiba-tiba dia merasa tercerahkan dan mengambil obat-obatan dari dalam sistemnya.

"Aku akan bertaruh! Kembalikan bentuk tubuhku seperti beberapa minggu lalu!" Xiao Chen langsung menelan pil itu dan tiba-tiba tubuhnya merosot kembali seperti pertama kali dia memasuki tubuh yang memiliki nama yang sama dengannya ini.

"O-obat yang hebat. Aku kira cuma di Alam Dewa yang bisa membuat obat seperti ini. Ternyata dari tempat asalmu juga bisa."

"Aku sudah cukup dikagetkan dengan sistem milikmu. Bahkan obat-obatan dari dunia asalmu juga hebat," ucap Dewa Han memuji tempat asal Xiao Chen.

Tepat saat Xiao Chen berubah beberapa pelayan masuk ke dalam kemudian di ikuti oleh 3 biksu muda dan seorang biksu tua.

"Amitabha, siapa ini kepala keluarga Xiao?" tanya biksu tua saat menoleh pada Xiao Chong di belakangnya.

"Ini Xiao Chen. Anggota keluarga kami juga," ucap Xiao Chong.

Biksu tua mengangguk. Dia mendekati tubuh Xiao Chen yang ringkih dan memegang bahunya. "Kau juga terkena gangguan hantu itu ya?" tanya Biksu Tua yang langsung dijawab dengan anggukan oleh Xiao Chen.

Biksu Tua itu kemudian memberikan suatu bungkusan pada Xiao Chen untuk di simpan. Sementara itu 3 biksu muda lainnya menyiramkan air suci agar tempat ini juga terlindungi.

"Keadaanmu sangat buruk, kalau kau butuh makan dan tempat tinggal, pergilah ke Kuil Suci Sembilan Naga. Aku berada di sana." Biksu Tua itu langsung pergi dari kamar Xiao Chen di ikuti oleh semua orang.

Ucapan biksu tua seperti tamparan untuk Xiao Chong. Keadaan dan tampilan Xiao Chen memang cukup memprihatinkan dan mampu membuat siapa saja yang melihatnya akan kasihan.

Tidak tahu apa yang biksu tua lihat dari keluarga Xiao yang menelantarkan salah satu tuan muda mereka yaitu Xiao Chen karena dia tidak bisa berkultivasi dan tidak memiliki dukungan.

Saat Xiao Chen membuka bungkusan itu ternyata di dalamnya ada beberapa koin emas. "Biksu tua ini lumayan baik juga," ucap Xiao Chen saat pandangannya beralih antara koin emas dan kepergian biksu tua.

"Karena semua area sudah di sirami air suci, semua hantu itu pasti sudah pergi," ucao biksu tua pada Kepala Keluarga Xiao, Xiao Chong.

"Eh, biksu bisakah anda membantu kami lagi?"

"Amitabha, apa itu?" tanya biksu. Xiao Chong kemudian membawa biksu untuk melihat anak-anaknya yang masih belum bisa disembuhkan karena tidak bisa buang air kecil dari bagian bawahnya.

"Amitabha, ini adalah hukuman dari dewa karena anak-anak ini sangat nakal. Saya tidak bisa membantu tapi beberapa saat kedepan akan ada seorang tabib dengan pakaian hitam yang kultivasi nya tidak terlihat akan menyembuhkan anak-anak anda."

Xiao Chong sangat senang. Dia pun bertanya tempat untuk menemukan orang tersebut tapi biksu tua tidak memberitahu dan hanya tersenyum.

Dia mengatakan pada Xiao Chong untuk merahasiakan ini agar tidak ada yang berpura-pura menjadi orang yang dimaksud bisu tua.

"Untunglah obat ini bisa berhasil tepat waktu," desah Xiao Chen.

"Xiao Chen, bukankah kita tidak pernah keluar dari kediaman? Bagaimana kalau kita jalan-jalan keluar besok?" tanya Dewa Han.

Xiao Chen memikirkannya kembali dan setuju dengan perkataan Dewa Han. Dia memang tidak pernah keluar.

Keesokan harinya dia menyelinap keluar dari kediaman melalui petunjuk dari Sistem serta peta yang di miliki pemilik tubuh asli.

Kediaman Xiao yang cukup kuat dan penjagaan di mana-mana membuat Xiao Chen kesulitan untuk keluar. Apalagi tembok-tembok begitu tinggi. Jika kultivasi nya kemarin hanya setingkat pemula tembaga dia tidak mungkin bisa melewati tembok.

Untungnya dia sekarang sudah berada di Pemula perunggu tingkat 3 jadi sangat mudah untuk melompati tembok ini.

Xiao Chen yang ditemani Dewa Han tiba di sebuah pasar yang sangat ramai. Di sana dijual berbagai macam barang. Ada juga penjual makanan di pinggir jalan.

Mata Dewa Han melotot saat dia melihat bakpao daging, Sate, dan dia mencium aroma bubur daging yang sangat nikmat.

"Xiao Chen, tidak bisakah kau membeli makanan-makanan itu?" tanya Dewa Han. Xiao Chen kemudian melihat 3 koin emas yang ada di tangannya.

Mungkin ini hanya bisa berguna untuk beberapa kali makan tapi setelahnya bagaimana. Xiao Chen mulai berpikiran untuk mencari cara menghasilkan uang. Apa dia juga harus berjualan makanan atau barang?

Tapi itu butuh modal yang besar. Dia hanya memiliki keahlian pengobatan. Benar juga Xiao Chen berpikir untuk membuka lapak dan menjual keahlian pengobatannya.

"Tidak! Kita harus mencari uang lebih dulu, lihat kita cuma punya 3 koin emas. Ini mungkin hanya bisa digunakan untuk beberapa kali makan."

Xiao Chen kemudian menghampiri orang yang berjualan di pinggir jalan dan bertanya cara berjualan di sini.

"Anak muda! Kau tinggal lurus dan belok kanan! Di sana kau bisa membayar biaya tempat untuk sebulan."

"Biasanya berapa biaya sewa tempat untuk satu bulan ini kek?"

"Ah, tidak mahal hanya 1 koin emas saja." Xiao Chen mengingat bahwa dia memiliki 3 koin emas. Berarti nilai dari koin emas ini lumayan tinggi tapi Xiao Chen memutuskan untuk membayar sewa tempat terlebih dahulu.

Seroang pria berusia 20 an melihat penampilan Xiao Chen. Dia juga mengukur usia dan melihat kultivasi Xiao Chen yang rata-rata menurutnya.

"Sewa tempat 1 koin emas, setiap hari harus membayar biaya keamanan sebesar 10 tembaga." Xiao Chen kemudian memberikan pemuda itu uangnya dan pria itu menunjukkan tempat di samping kakek tua penjual barang antik.

Xiao Chen kemudian mengambil meja yang telah di sediakan. Dia kemudian meminta bantuan kakek di sebelahnya untuk menjaga meja karena dia ingin membeli beberapa barang lagi.

Xiao Chen kemudian pergi ke toko alat tulis. Dia kembali dengan membawa banyak kertas, pena dan tinta hitam untuk menulis. Dewa Han mulai merengek lagi meminta Xiao Chen membelikan makanan yang ada di sana.

Melihat harga-harga cukup murah Xiao Chen menuruti keinginan Dewa Han. Dia pun membeli makanan dan memasukkannya ke dalam sistem untuk di nikmati Dewa Han

Terpopuler

Comments

Nurul Hikmah

Nurul Hikmah

dewa aja perlu makan ....
malaikat apa perlu makan juga..mm🤔

2023-11-25

0

Jimmy Avolution

Jimmy Avolution

MC kan sdh tingkat emas awal kok jadi perunggu⭐⭐⭐
🤔

2023-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!