Ddrrrrt!
Ddrrrrt!
Tiba-tiba terdengar bunyi ponsel yang berdering, Aurora buru-buru mencari dimana asal suara itu.
" Seperti nya disebelah sini. " Gumamnya pelan dan benar saja, ada sebuah ponsel yang tergeletak diatas kasur namun tertutup selimut, ponsel itu terus berdering dan Aurora segera mengambil ponsel tersebut.
" Ini kan ponsel nya mas Adrian?. "
Aurora tidak menyia-nyiakan kesempatan dia segera mengotak Atik benda pipih itu.
" Huh! Sial, malah pakek kode segala lagi, " Aurora berdecak kesal. Terlihat dia seperti berpikir sejenak dan kembali mengotak Atik ponsel itu.
Aurora mencoba memasukkan tanggal lahir nya Azzam dan Azzima dan....
" Alhamdulillah ya Allah.... " Akhirnya ponsel itu terbuka, Dia segera mengecek satu persatu, ternyata banyak terdapat bukti tentang perselingkuhan mereka disana.
Tanpa terasa netra matanya berkaca-kaca melihat semua isi ponsel mantan suami nya dan juga banyak chatan mereka yang sudah diluar batas.
Tes
Tanpa sadar air matanya menetes.
" Tidak, aku tidak boleh menangis, air mata ini terlalu berharga untuk menangisi pengkhianat seperti mereka. " Aurora segera menghapus air mata nya dan tanpa membuang waktu dia mengirim semua bukti yang ada di handphone Adrian ke ponsel yang ada digenggaman nya.
" Aku rasa ini cukup untuk menjadi bukti perselingkuhan mereka! aku harus segera pergi sebelum ada yang datang, " Gumam nya dan menghapus jejak kiriman di ponsel nya Adrian.
Setelah semua selesai dia menyimpan kembali ponsel Adrian dimana dia menemukan nya tadi dan menyimpan kembali ponsel nya kedalam saku.
Namun ponsel nya tiba-tiba saja berbunyi, dan tertera nama sahabat nya dilayar.
" Arumi... " Gumam nya.
> Ra, cepatan! Adrian sudah kembali.... " Suara Arumi terdengar panik diseberang sana.
" Apa?. " Pekik nya merasa panik mendengar Adrian pulang, sedangkan dia masih berada didalam kamar!"
" Baik lah, aku akan segera keluar. " Balas Aurora buru-buru mematikan ponsel nya dan ingin beranjak keluar.
Tap!
Tap!
Tap!
Degh!
Jantung nya berdegup kencang mendengar langkah kaki yang semakin mendekat.
Suara langkah kaki terdengar makin cepat Aurora mengurungkan niat nya untuk keluar.
" Gawat! aku harus gimana sekarang?. " Ucap nya panik dan menggigit ujung jari nya. Setelah berpikir sesaat akhirnya dia memutuskan untuk bersembunyi dibawah kolong kasur agar tidak ketahuan.
Kriiiet!
Terdengar suara pintu dibuka dan Aurora bisa melihat langkah kaki Adrian mantan suaminya yang berjalan masuk kedalam kamar.
Dia menutup mulut nya rapat-rapat agar tidak menimbulkan suara.
Dug! dug! dug! suara detak jantung nya kian berpacu kencang.
Tring....
> Ra, kamu dimana?apa terjadi sesuatu didalam?. " Pesan masuk dari Arumi, untung saja dirinya sudah mensenyapkan volume.
> Aku tidak apa-apa, tapi aku terjebak dikamar tidak bisa keluar karena Adrian sudah masuk kedalam. " Balas Aurora dengan tangan sedikit gemetar.
" Ya ampun Ra, kamu harus hati-hati ya! jangan sampai dia melihat kamu, bisa gawat kalau ketahuan, rencana kita bisa gagal. " Send Aurora.
Tidak ada lagi balasan dari Aurora membuat Arumi tambah khawatir.
" Apa Aurora ketahuan ya?. " Gumam nya pelan.
Didalam sana, Aurora terjebak dibawah kolong kasur tidak bisa bergerak sama sekali, karena Adrian tidak kunjung keluar dari kamar itu, dia terlihat sibuk dengan laptop nya entah apa yang dilakukan nya, Aurora tidak bisa melihat dengan jelas.
Keringat mulai bercucuran di kening nya, padahal cuaca didalam kamar sangat dingin karena ada AC nya juga, namun Aurora mengeluarkan banyak keringat.
Otak nya terus berpikir agar bisa keluar dari tempat itu, namun pikiran nya seolah tidak berfungsi dia tidak bisa berpikir dengan jernih.
Tring! Tring! Tring!
Tiba-tiba saja ponsel Adrian berdering kembali, namun tampak laki-laki itu sama sekali tidak menghiraukan nya dia tetap sibuk dengan laptop nya.
Tring! Tring! Tring!
Ponsel itu berbunyi untuk kesekian kali nya.
Terlihat Adrian mulai beranjak dari duduk nya dan mengambil benda pipih itu meletakkan ditelinga nya.
Entah apa yang dibicarakan nya ditelpon, Aurora tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi dia berharap bisa secepat nya keluar dari situ.
Adrian menutup ponsel nya dan beranjak naik keatas kasur, merebahkan tubuh nya sesaat.
" Ya ampun, dia malah tidur! gimana ini? bagaimana aku bisa keluar.... " Batin nya dalam hati.
Adrian mengambil ponsel nya dan jari nya bermain disana dan seperti nya dia sedang menelepon seseorang.
Braakk!
Tiba-tiba saja pintu kamar terbanting cukup keras, ternyata Sisil yang melakukan nya, dia segera menghampiri Adrian yang tengah berbaring dan wajah nya terlihat kesal.
" Mas, kamu kenapa tidak menjemput aku? Aku capek tau nungguin dari tadi, kamu kan sudah berjanji akan menjemput ku hari ini, tapi apa? kamu malah enak-enakan tiduran disini, kamu kenapa sih mas?. " Cecar Sisil.
" Maaf sayang, aku tadi lupa! lagian kan ada bang Maman yang jemput tadi, " Jawab Adrian tanpa rasa bersalah.
" Aku maunya kamu yang jemput, bukan supir itu. " Sentak Sisil terdengar marah.
Aurora menyunggingkan sedikit senyum mendengar Adrian mengabaikan Sisil.
Adrian diam saja tidak membalas ucapan Sisil lagi, untuk sesaat terdengar hening.
" Mas, aku kangen sama kamu?. " Ucap Sisil setelah terdiam beberapa saat.
" Mas.... " Sisil terlihat kesal karena Adrian tidak merespon ucapan nya dan malah memejamkan matanya.
"Heeum . "
" Aku kangen sama kamu, sudah lama kan kita tidak melakukan nya lagi. " Terdengar suara Sisil mendayu-dayu.
" Jadi, begini selama ini cara kamu merayu mas Adrian? pantas saja dia tergoda, ternyata kamu memang sangat murahan Sisil. " Batin Aurora menggenggam tangan nya kesal.
Sisil mulai m*****t b*b*r nya Adrian, dan diri nya terlihat sangat bergairah ingin disentuh Adrian, dia mulai membuka resleting baju nya dan Adrian segera mendorong tubuh Sisil.
" Sayang, aku capek! aku mau istirahat, nanti saja ya?. "Adrian menolak Sisil mentah-mentah dan berbalik membelakangi nya, membuat muka Sisil merah padam karena merasa diabaikan Adrian.
" Mas, kenapa sih kamu jadi berubah begini? apa kamu sudah bosan sama aku?... Jawab mas...?. "
"Mas!!! " Sentak Sisil meninggikan suaranya, Namun Adrian sama sekali tidak merespon dan malah memejamkan mata nya.
Sisil yang sudah merasa sangat kesal pun akhirnya bergegas keluar dari kamar nya Adrian dan berjalan menghentakkan kaki nya dengan kasar.
Tidak ada suara apapun lagi setalah Sisil pergi, Aurora yang merasa situasi sudah aman pun berusaha keluar dari tempat persembunyiannya, dia keluar dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan suara.
Untuk sesaat dirinya tertegun menatap punggung Adrian yang terlihat tertidur pulas, terdengar dengkuran halus dari laki-laki yang dulu nya sempat memenuhi relung hatinya, lelaki yang dulu begitu dirindukan kepulangan nya, lelaki yang menjadi separuh jiwanya. Namun sekarang semua nya sudah berubah, Semua akan menjadi masa lalu yang akan dia kubur dalam-dalam.
" Huff.... " Aurora menghela nafas nya menetralisir perasaan nya! tidak ingin berlama-lama dia pun berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
*
*
" Sudah hampir satu jam tapi Aurora belum juga keluar! apa terjadi sesuatu didalam? Jangan-jangan...... " Gumam Arumi mengkhawatirkan sahabatnya.
" Tidak, tidak, aku harus segera menyusul Aurora kedalam . " Arumi bergegas keluar dari mobil dan hendak menyusul Aurora kedalam.
" Aurora... " Langkah nya terhenti karena orang yang ditunggu-tunggu dari tadi sudah muncul dihadapan nya.
" Huff, syukur lah! Aku sangat khawatir tau Ra, aku pikir kamu..... "
" Hus! Sudah, cepat pergi dari sini. " Sela Aurora berlalu masuk dalam mobil dan disusul Arumi, mereka segera pergi dari tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments