merasa bersalah

" Jawab kakak Sisil, kenapa diam?. " Ucap Aurora dengan suara lantang nya, Sisilia sedari tadi hanya diam saja, otak nya terus berpikir mencari alasan yang bisa diterima kakaknya.

" Jawaaaab. " Bentak Aurora sedikit keras membuat Sisilia ter sentak kaget rdari lamunannya.

" I_itu untuk bahan kuliah kak..... Ah, iya benar untuk bahan kuliah. " Reflek kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

" Jangan bohongi kakak Sisil, mana ada bahan kuliah memakai alat seperti iyni. "

Aurora terlihat masih meragukan perkataan adiknya.

..." Be_benar kok kak, Sisil tidak bohong! Bahan...

itu kami pakai untuk penelitian dikelas, kalau kakak tidak percaya coba saja telpon dosen Sisil. " Ucap Sisil menyodorkan ponsel nya pada Aurora.

Aurora diam beberapa saat menelisik wajah Sisil mencari kebohongan Dimata nya.

"Aku tau kamu sedang berbohong Sisil, aku akan cari tau semua nya sendiri apa yang sedang kamu sembunyikan. " Batin Aurora berbicara dalam hati. Dia tidak mudah dibohongi karena dia dan Sisil sudah hidup bersama sedari kecil jadi Aurora tau bagaimana sikap adik nya itu saat berbohong dan tidak.

" Eum, baik lah untuk kali ini kakak percaya sama kamu. Tapi ingat? jangan pernah memberikan kesempatan pria manapun untuk menyentuh tubuh kamu sebelum halal, kamu itu cantik Sisil pasti banyak laki-laki diluar sana yang menginginkan kamu, jadi kamu harus pandai menjaga diri jangan mudah percaya sama ucapan apalagi gombalan pria yang belum tentu tulus pada kamu! Bisa jadi dia hanya menginginkan tubuh mu saja, setelah itu kamu akan dicampakkan. Kakak tidak mau kalau itu sampai terjadi sama kamu Sil. Kamu harus ingat pesan kakak! Jaga harga dirimu baik-baik . " Ucap Aurora menasehati adik nya.

" Iya kakak! Sisil janji akan menjaga diri baik-baik, terimakasih sudah mau mengingatkan Sisil. " Ucap Sisil memeluk Aurora, Sisil bisa merasakan kasih sayang kakak nya yang begitu tulus pada nya. Namun hati nya sudah tertutup dengan cinta nya yang begitu besar kepada Adrian sehingga dia tega menyakiti kakak nya sendiri.

" Maaf kan aku kak Aurora, aku sudah terlanjur jatuh cinta sama suami kakak, aku tidak bisa hidup tanpanya. Maaf. " Ucap nya dalam hati.

" Kakak sayang sama kamu, Hanya kamu satu-satunya adik yang aku punya, jadilah adik kakak yang paling baik . " Ucap Aurora mencubit sedikit hidung mancung Sisil membuat kedua nya saling tertawa.

" Kakak sebenarnya lagi bingung banget sekarang Sil, Mas Adrian kayak nya tadi malam tidak pulang deh, Kakak jadi khawatir. Seperti nya dia marah sama kakak. " Ucap Aurora, Seketika wajah ceria Aurora berubah sedih mengingat suami nya.

Sisil hanya menunduk merasa bersalah sama kakak nya, karena Adrian semalam ada bersama nya.

" Ya sudah, kakak keluar dulu ya. " Aurora berucap lagi, Sisil hanya diam saja tanpa berniat membalas ucapan nya Aurora, dia hanaya mengangukkan kepalanya saja.

Akhir Aurora keluar dari kamar Sisil dan ingin mencari tau keberadaan suaminya .

Setelah Aurora keluar, Adrian yang sudah dari tadi bersembunyi dikamar mandi pun buru-buru keluar Karena keadaan sudah terlihat aman, dan segera menghampiri Sisil.

" Hufff, hampir saja kita ketahuan tadi. " Ucap Adrian menghela nafas panjang. Namun Sisil terlihat sama sekali tidak bersemangat menjawab ucapan nya Adrian, wajah nya terlihat sangat lesu.

Adrian yang menyadari sikap Sisil yang sedang tidak baik-baik saja pun segera duduk disampingnya dan memeluk kekasih nya.

" Kamu kenapa sayang?. " Tanya Adrian tangan nya membelai rambut Sisil lembut.

" Aku sudah jahat sama saudari ku sendiri mas, apakah aku sudah sangat keterlaluan?. A_aku bingung mas, aku bingung harus bagaimana, aku sayang sama kakak ku, tapi aku juga tidak mau kehilangan kamu mas, aku sangat mencintai kamu, ta_tapi aku juga tidak tega nyakitin kak Aurora. Aku harus bagaimana mas. Hiks... hiks.... " Ucap Sisil mulai menyadari kesalahannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***