(POV Aurora 2 )
******
Sudah genap satu Minggu kepergian ayah dan ibu ku. Namun aku dan Sisilia masih duduk menumpang dirumah Mbok Sumi. Hanya dia satu satunya orang yang mau menampung kami kala rumah kami terbakar, mungkin beliau merasa kasihan sama kami .
Sebenarnya kami masih mempunyai seorang paman yang tinggal tak jauh dari kampung ini namun beliau sama sekali tidak mau menerima kami untuk tinggal dirumah nya. Pamanku menolak kami mentah-mentah .
"Disini toh Aurora, ayok kita makan dulu mbok sudah masak tadi . " Ucapnya menyapa ku yg tengah duduk melamun .
" Loh sisil nya mana?. " Tanya mbok sum kala melihat aku hnya duduk sendiri di teras rumah .
" Aurora juga tidak melihat Sisil sudah dari tadi mbok, " jawab ku bingung . Kemana pergi nya Sisil, tidak seperti biasa nya Sisil pergi. Bahkan semenjak kepergian ibu dan ayah Sisil kerap terlihat murung bahkan tidak pernah Sama sekali keluar dari kamar, keluar kalau saat ada perlunya saja, selebihnya dia hanya berdiam diri didalam kamar.
" Didalam kamar juga mbok lihat tidak ada tadi, apa jangan-jangan Sisil pergi kerumah lama kalian ya?. " Ujar mbok sum menerka-nerka, membuat aku semakin khawatir.
" Aurora mau nyari Sisil dulu ya mbok, nanti saja Aurora makan . " Ucap ku buru-buru hendak mencari Sisil .
Langkah ku terhenti kala melihat Sisil yang sudah berada dihalaman rumah dia berjalan menundukkan kepalanya wajahnya terlihat murung.
" Sisil, kamu dari mana saja?, tanya ku begitu dia sudah ada dihadapan ku.
Sisilia menunduk air mata nya terus menetes.
" Maaf, sudah buat kakak jadi khawatir . " Ucapnya langsung menghambur memeluk ku erat .
" Sisil sudah tidak kuat, kenapa ibu sama ayah jahat ? tega ninggalin kita. Aku tidak akan sanggup hidup tanpa adanya mereka kak .... hiks hiks hiks ..... " Ucap Sisil dengan suara bergetar .
" Sisil tidak boleh ngomong begitu, Sisil harus kuat. Ibu sama ayah sudah tenang berada dialam sana. Sisil harus bisa ikhlas, masih ada kakak disini yang akan selalu menjaga dan melindungi kamu, kakak janji. " Ucap ku menyemangati adik ku. Walau sebenarnya aku juga rapuh, hati ku juga tengah hancur saat ini. Tapi aku berusaha kuat didepan adik ku.
Sisil melepas pelukan nya mata lentik itu menatap mata ku dengan tatapan sendu.
" Benarkah itu kak? kakak akan selalu ada untuk Sisil ? tolong jangan pernah tinggalkan Sisil kak. Sisil takut ... huhuhu . " Sisil terus menangis membuat mata ku ikut berkaca- kaca mendengar tangisan nya .
" Iya, kakak janji. " Aku mengusap lembut air mata nya yang terus berjatuhan .
" Mulai sekarang kita akan berjuang bersama sama, kita mulai lembaran baru, lupakan masa lalu yang kelam. Kita pasti bisa melewati ini semua . " Ucap ku penuh harapan, Sisil hnya mengangguk.
" Ekheum!! kok pada nangis toh, ? lebih baik kita isi perut dulu biar hati pun jadi senang. " Ajak mbok Sum yang sedari tadi diam melihat aku dan Sisil .
" Iya mbok, maaf kami sudah banyak merepotkan kan mbok sum, " Ucap ku merasa tidak enak.
" Huss ! ngomong apa toh Aurora. Mbok itu malah senang ada kalian disini jadi mbok tidak kesepian lagi sudah ada teman nya. " Jawab nya cepat .
" Makasih mbok, karena sudah mau menerima Sisil dan kak Aurora. Maaf kalo Sisil masih banyak merepotkan mbok selama ini. " Ucap Sisil memegang tangan nya mbok Sum .
" Sudah ah, gak usah dibahas lagi. Lebih baik kita makan saja dulu, mbok sudah lapar soalnya . Hehe. " Mbok Sum terkekeh membuat kami ikut tertawa .
Mbok Sum memang sudah menganggap kami sebagai anak nya sendiri. Bahkan aku dan Sisilia pernah meminta agar kami pergi mencari kontrakan saja agar tidak menyusahkan beliau, tapi mbok Sum tidak mengizinkan.
Akhirnya aku dan Sisilia memutuskan untuk tetap tinggal dirumah mbok Sum sesuai permintaan nya. Kasihan juga beliau sudah renta tinggal sendirian.
*****
Setelah berbulan - bulan lama @, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan agar bisa membantu mbok Sum. Dari situ lah kisah ku berawal. Aku bertemu dengan salah satu pria yang sangat baik bahkan sangat tampan. Setelah beberapa bulan kami saling mengenal akhirnya pria itu melamar ku menjadi istri nya. Tanpa ragu aku langsung menerima lamaran nya kala itu. Setelah menikah aku dan Sisil diajak tinggal di kota bersama nya, aku juga mengajak mbok Sum tapi mbok sum tidak mau, beliau lebih nyaman tinggal dirumah nya karna itu satu satu nya rumah peninggalan almarhum suaminya .
Aku sangat bersyukur karena kehidupan ku jauh lebih baik sekarang. Bahkan Sisil bisa melanjutkan kuliah nya disini. Aku sangat beruntung bisa memiliki mas Adrian. Suamiku nama nya Adrian. Dia pria yang sangat tampan bahkan sangat kaya. Hidup ku berubah 180 derajat semenjak menikah dengan nya. Beruntung sekali aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments