Part 4

******

"Bentar ya mas, aku mau ngajak Sisil dulu. Aurora lupa kasih tau tadi . " Ucap Aurora pada suami nya, dan hendak melangkah kan kaki nya.

" Sayang, sudah lah. Ini acara keluarga kecil kita tolong lah untuk kali ini saja jangan mengajak orang lain. " Ucapan Adrian seketika menghentikan langkahnya Aurora dan dia menatap tajam suaminya.

" Sisil itu adik aku mas, bukan orang lain. Tolong jaga bicara kamu. " Balas Aurora tidak suka mendengar perkataan suami nya.

" Maaf sayang, maksud aku bukan begitu. Kita juga perlu privasi sayang, kan bisa kita ngajak Sisil dilain waktu lagi. Apa lagi selama ini Sisil selalu ikut kemanapun kita pergi. Aku hanya ingin bebas tanpa bayang-bayang nya Sisil terus. Dia itu sudah besar bukan anak kecil lagi yang tidak boleh ditinggal terus. " Imbuh Adrian mengeluarkan unek-unek nya selama ini.

" Jadi selama ini kamu merasa terganggu atas kehadiran Sisil diantara kita Mas? kamu tau kan, aku sangat menyayangi Sisilia, hanya dia satu-satunya keluarga kandung yang aku punya Mas. " Ungkap Aurora mata nya sudah mulai terlihat sembab.

" Ya Tuhan, sayang kenapa jadi kemana-mana begini sih. Sudah lah lupakan saja, lakukan lah sesuai keinginan mu. Capek jelasin nya. " Ujar Adrian mengalah .

" Kamu kenapa sih mas? Aku merasa kamu seperti sudah berubah. Karena selama ini tidak pernah kamu bersikap seperti ini sama Sisilia. Bahkan kamu begitu antusias mengajak nya dulu. Kamu jadi aneh sekarang . " Ucap nya menatap mata suaminya serius.

" Unda ... Ayah ... " Teriak Azzam dan Azzima membuat perdebatan antara Adrian dan Aurora terhenti.

"Iya sayang. Anak-anak Ayah sudah pada tidak sabar ni kayak nya ya?. Yasudah ayo kita berangkat sekarang. " Ajak Adrian, sedang kan Aurora hanya diam dengan wajah nya yang terlihat cemberut.

" Yeyeye ..... " Sorak Azzam dan Azzima girang.

" Jangan pasang muka cemberut didepan anak-anak, kasihan mereka tidak tau apa-apa. " Bisik Adrian pada Aurora.

" Azzam, Azzima. Bunda panggil Tante Sisil dulu ya.?" Ucap Aurora pada anak-anak nya dan melirik sekilas kearah suami nya.

" Kalian tungguin bunda didepan saja sana, Bunda tidak lama kok . " Sambung nya lagi.

" Iya, Unda. " Jawab anak-anak nya serentak dan langsung berlari keluar.

" Ya sudah, aku tunggu didepan ya? jangan lama-lama takut nya nanti anak-anak malah pada ngantuk . " Ucap Adrian.

" Iya, " Jawab Aurora singkat .

Adrian pun melangkah keluar dan Aurora pun bergegas naik ke atas dan menuju kekamar nya Sisilia.

Tok! tok ! tok.

Krieet ....

Tidak lama pintu langsung terbuka dan terlihat Sisilia didepan pintu dengan hanya memakai baju piyama lengan panjang, seperti nya dia hendak tidur.

" Ada apa? dan kakak kelihatan sudah rapi juga, memang nya mau kemana? " Tanya Sisil melihat penampilan Aurora yang sudah terlihat rapi.

" Kakak mau keluar sama anak-anak, mas Adrian yang ajak karena lagi ada waktu luang. Kamu siap-siap sana biar kita bisa berangkat sekarang. " Ucap Aurora mengajak adiknya.

" Eum, kayak nya Sisil gak ikut deh kak. " jawab Sisilia .

"Loh, kenapa? kamu sakit Sil. ? " Tanya Aurora, tangannya menyentuh kening Sisil.

" Tidak, Sisil tidak sakit. Hanya saja Sisil lagi malas keluar keluar, Sisil pengen tidur ngantuk soalnya. " Jawab Sisil .

" Tumben, jam segini sudah mau tidur.? Biasa nya juga suka begadang kamu nya. Kok semua pada aneh-aneh sih sikapnya, tadi mas Adrian sekarang kamu. " Ucap Aurora memandang aneh adik nya.

" Apa sih kak? mandang aku begitu, memang ada yang aneh sama Sisil.? mending kakak berangkat saja deh sekarang, Entar di omelin Mas Adrian lagi . " celetuk Sisil .

" Ya habis nya kalian pada aneh sih. " Ujar Aurora.

" Kakak yang aneh, Sudah ah, Sisil mau tidur ngantik, bye kakak ku sayang . " Ucap Sisil segera menutup pintu kamarnya meninggalkan Aurora yang tengah berdiri didepan pintu nya.

" Sisil..." Teriak Aurora.

" Tidak sopan banget tuh anak sekarang . " Ujarnya segera berlalu pergi .

" Mana Sisil nya? " Tanya Adrian saat Aurora sudah sampai dihadapan nya.

" Dia tidak mau ikut. " Jawab Aurora masih bersikap dingin sama suaminya.

" Ooh ... Bagus lah . " Ucap Adrian terlihat senang, Sontak membuat mata Aurora melotot kearah nya.

" Bercanda sayang. Ayo masuk biar kita bisa berangkat sekarang. " Ajak Adrian .

" Silahkan Tuan Putri . " Ucap Adrian menggoda istrinya sambil membukakan pintu untuk nya.

Seketika bibir Aurora menyunggingkan sedikit senyum.

Akhirnya mereka segera berangkat melajukan mobil membelah jalan raya.

Terpopuler

Comments

Aurora

Aurora

kok gak ada ya cerita nya langsung bab terus lanjut bab berikutnya

2023-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!