Deg!
" Aurora..... "
Adrian tersentak kaget melihat Istrinya yang sudah berada didepan pintu menyaksikan semua perbuatan bejat dirinya.
" Ka_kak... " Sisil segera bangkit dari ranjang dan membalut tubuh polos nya dengan selimut dan berlari kearah Aurora yang berdiri mematung didepan pintu, matanya terlihat sembab, dan tatapan nya tajam menatap kearah mereka berdua, membuat Sisil semakin gemetaran.
" Ka_kak.... I_ini tidak yang seperti kakak lihat, Sisil bi_bisa jelasin semua ini. " Ucap Sisil mencoba meraih kedua tangan kakak nya, namun segera ditepis oleh Aurora.
Plak!
Plak!
Aurora menampar Sisilia sangat keras hingga dia hampir terjatuh.
" Auw... " Sisil meringis kesakitan memegang pipi nya yang terasa perih akibat tamparan keras kakak nya.
" Sayang.... dengerin mas dulu, " Adrian mencoba mendekati Aurora dan ingin memeluk nya, namun Aurora segera menghindar.
" JANGAN PERNAH SENTUH AKU DENGAN TANGAN KOTOR MU ITU.... " Teriak Aurora menatap tajam Adrian dengan muka nya yang sudah merah padam, suaranya menggelegar satu ruangan membuat Adrian seketika menghentikan langkah nya.
" Kalian pengkhianat, kalian jahat.... "
" Kakak..... A_aku _
" Cukup! Aku tidak mau mendengar apapun dari mulut sampah mu itu, adik macam apa kamu yang tega menyakiti hati kakak nya sendiri hanya demi seorang laki-laki. Aku kecewa sama kamu Sisil... " Aurora menatap sendu adik satu-satunya yang sangat disayanginya selama ini melebihi dirinya sendiri, namun apa balasan nya, dia malah mendapat pengkhianatan yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.
" Apa salah aku sama kalian?, terutama kamu Sisil, apakah pernah selama ini aku mengabaikan mu sedikit saja! hah...?kamu tau? bahkan aku rela melakukan segala apapun asal kamu bisa bahagia, aku tidak perduli walaupun aku sendiri harus menderita yang penting bagi aku kamu bisa hidup bahagia tanpa kekurangan suatu apapun, aku selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kamu! tapi inikah balasan kamu? dimana hati nurani kamu sebagai seorang adik, huh...? Apa kah segitu berharga nya laki-laki itu Dimata kamu dibanding kan aku kakak kandung mu sendiri, Sisil? apakah rasa sayang yang kamu tunjukkan selama ini hanya kepura-puraan?.Aku tidak akan pernah memaafkan kalian seumur hidupku. " Sentak Aurora lantang diakhir kalimat nya.
" Aku juga sangat menyayangi kamu kak, tapi aku juga tidak bisa bohongi perasan ku sendiri kalau aku juga sangat mencintai mas Adrian, " Ujar Sisil tanpa merasa bersalah sedikit pun.
Aurora membuang muka dan tersenyum sinis mendengar ucapan adik kesayangannya.
" Oh, benarkah begitu.? Lalu bagaimana dengan mu Adrian?apakah kalian saling mencintai?. " Tanya Aurora sedikit mengejek, kini matanya fokus menatap Adrian.
" Maaf kan aku Aurora, " Jawab Adrian tanpa berani menatap mata istrinya.
" Jadi apa artinya aku selama ini Mas? apakah aku hanya dianggap pajangan semata dirumah ini, tidak cukup kah pelayanan ku selama menjadi istri mu? sehingga kamu mencari kehangatan bersama wanita murahan ini. ? " Tunjuk Aurora tepat diwajahnya Sisil,
Plak!
Tes
Air mata Aurora kian menetes kala tamparan Adrian mengenai pipi mulus nya, hati nya sangat sakit, dia merasakan sesak di dada. Entah dia masih sanggup bertahan setelah semua kejadian ini, dia benar-benar hancur sekarang, dia rapuh namun tetap berusaha untuk tegar.
Tangan Adrian terlihat gemetar karena menampar Aurora, dia merasa bersalah dan menyesal karena berbuat kasar sama istri nya.
" Kamu menampar aku mas? Aku istri mu mas? aku ibu dari anak-anak mu, apakah tidak ada harga nya aku Dimata kamu selama ini?. Hanya demi membela pelacur ini kamu tega berbuat kasar sama aku?. " Teriak Aurora dengan suara sedikit bergetar.
" Cukup Aurora, jangan pernah kamu menghina Sisil, dia bukan pelacur.. " Sentak Adrian membela kekasih nya.
Sekilas Sisil menyunggingkan sedikit senyum karena Adrian mau membela dirinya.
" Oh ya, Lalu apa yang pantas disebut bagi perempuan yang dengan suka rela menyerahkan tubuh nya pada suami orang? Heuh...?. "
"Sudah cukup kak, kamu menghina aku! asal kamu tau aku dan mas Adrian itu sama-sama saling mencintai, bahkan sebentar lagi aku dan mas Adrian akan menikah, iya kan mas?. " Ucap Sisil menoleh kearah Adrian.
" I_iya Aurora, Mas akan segera menikahi Sisil. "
Hati nya bagai diiris ribuan pisau mendengar dari mulut suami nya sendiri kalau dia akan menikahi wanita lain tanpa memikirkan perasaan nya.
" Dan mas Adrian juga sudah berjanji sama aku untuk segera menceraikan kamu, jadi kakak harus bisa menerima kenyataan kalau mas Adrian lebih memilih aku dari pada kakak. " Ucap Sisil tersenyum penuh kemenangan, tanpa mempedulikan perasaan kakaknya.
Tes!!
Air matanya kembali menetes mendengar kenyataan pahit yang terlontar kan dari kedua orang didepan nya, bahkan dia tidak menyangka kalau Adrian sudah merencanakan untuk menceraikan dirinya hanya demi perempuan lain, Sakit, itulah yang dia rasakan saat ini.
Aurora terdiam sejenak, pikiran nya mendadak beku, lidah nya terasa sangat kelu, Untuk bernafas saja rasanya sulit sekarang.
"Tidak Sisil, aku tidak akan menceraikan Aurora, dia akan menjadi istri aku sampai kapan pun! aku masih mencintai nya, kamu harus mengerti itu, " Tegas Adrian.
Ada sedikit rasa senang dihati Aurora mendengar ucapan Adrian yang masih mau membela dirinya, namun dia tidak mau dibodohi lagi! sudah cukup semua Luka yang ditoreh begitu dalam, tidak ada kesempatan lagi untuk yang kedua.
" Tidak bisa begitu dong mas, kamu sudah berjanji sama aku kalau kamu hanya akan menjadi aku istri satu-satunya. " Ucap Sisilia tidak terima atas ucapan Adrian.
" Ternyata kamu begitu terobsesi untuk mendapatkan mas Adrian, dan bodoh nya aku yang tidak menyadari nya sama sekali. " Batin Aurora merasa dipermainkan oleh adik nya sendiri. "
" Cukup! Aku tidak akan pernah Sudi melihat kalian lagi, apalagi menerima kamu sebagai maduku, lebih baik aku pergi dari rumah ini. " Sentak Aurora dengan suara bergetar menahan tangis namun tegas.
" Tidak kamu tidak boleh pergi Aurora, " Cegah Adrian menahan pergelangan tangan nya Aurora yang hendak pergi.
" Lepaskan aku Adrian... " Bentak Aurora manik mata nya menatap nyalang mata Adrian.
" Sudah lah mas, biarkan saja kak Aurora pergi, toh itu kemauan nya sendiri. " Imbuh Sisil mulai menunjuk kan taring nya.
" Berhenti memanggilku dengan sebutan kakak, AKU TIDAK SUDI PUNYA ADIK SEORANG PENGKHIANAT SEPERTI MU. " Teriak Aurora suaranya menggelegar satu ruangan.
" Dasar egois. " Gumam Sisil lirih mencebik kan bibirnya, namun masih bisa didengar Aurora.
" Inikah sifat aslimu yang sebenarnya Sisil.? sungguh aku tidak menyangka ternyata kamu tidak lebih dari ular berbisa. Kamu akan menyesal karena telah menyia-nyiakan kebaikan ku. Karena tidak akan ada yang bakal menyayangi mu setulus aku, Mas Adrian bisa saja membuang mu suatu saat nanti setelah dia bosan dan mencari wanita lain dan kamu akan dicampakkan! aku hanya kasihan saja sama kamu jangan sampai kamu merasakan apa yang aku rasakan sekarang ini. Kamu tau Sisil? biasanya laki-laki kalau sudah berselingkuh satu kali, maka dia akan terus mengulang nya lagi dan lagi, jadi kamu harus berhati-hati. " Bisik Aurora ditelinga nya Sisil dan bibir nya tersenyum sinis, membuat muka Sisilia memerah menahan kesal.
Aurora berlalu pergi kekamar nya dan mengambil pakaian seadanya dan menyambar tas selempang yang biasa dia gunakan untuk segera pergi.
" Letak kan semua baju kamu Aurora, aku tidak akan pernah mengizinkan kamu pergi dari rumah ini. " Titah Adrian yang tiba-tiba sudah berada dibelakang nya Aurora! Dan segera mengambil koper yang ada ditangan Aurora.
" Lepaskan aku, aku tidak sudi berada satu atap sama pengkhianat seperti kalian. " Ucap nya lantang menunjuk muka keduanya, membuat Adrian semakin murka.
Aurora tidak peduli, dia tetap melanjutkan langkah kaki nya menuju kekamar anak-anak nya untuk ikut membawa mereka.
" Sekali saja kamu melangkah keluar dari rumah ini, maka jangan harap kamu boleh kembali lagi kesini, jangan pernah membawa anak-anak ku! dan jangan bawa apapun dari rumah ini, lepaskan semua perhiasan yang melekat pada tubuh kamu, termasuk tas beserta isinya! Jangan bawa sepeser pun karena itu semua milik ku . " Teriak Adrian mengancam Aurora, dia tidak bisa menahan amarah nya karena Aurora terlalu keras kepala tidak mau mendengar kan perkataan dia.
Seketika Aurora menghentikan langkah nya dan berbalik menatap sendu suami nya.
Untuk kesekian kali nya mentalnya dihancurkan, hati nya kembali sakit mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut laki-laki yang selama ini sangat dia cintai.
" Baik lah, " Aurora tidak gentar sedikit pun, dia melepaskan semua perhiasan yang ada ditubuh nya, termasuk tas yang ada ditangan nya yang berisi banyak kartu dan uang.
" Silahkan ambil .... Aku sama sekali tidak butuh semua uang mu, dan ingat untuk anak-anak, aku akan menjemputnya untuk tinggal bersama aku. "
" Jangan harap, tidak akan kubiarkan semua itu terjadi. " Balas Adrian menatap sinis Aurora.
"Dan mulai sekarang, Aurora andrayani binti Mahendra aku talak kamu dengan talak satu. Jadi mulai sekarang kamu bukan istri ku lagi dan bukan lagi tanggung jawab ku, jadi segera pergi dari rumah ku. " Ucap Adrian dengan begitu lantang dan tegas mengusir Aurora.
Deg!!!
Jantung nya hampir berhenti berdetak mendengar kata talak yang disebut suaminya, walaupun itu Memang keinginan nya untuk segera berpisah, namun dia tetap merasakan sakit yang amat dalam mendengar kalimat itu! Dia tidak menyangka nasib nya akan se malang ini.
" Mampus, jadi gelandangan kan? Sok jual mahal sih. " Gumam Sisilia memutar matanya malas.
Namun Aurora sudah tidak menggubrisnya lagi, dia lebih fokus untuk segera pergi dari rumah itu, sudah terlalu sakit untuk berada terlalu lama disini.
" Terima kasih untuk semua luka yang sudah kalian toreh kan di hatiku, aku tidak akan pernah melupakannya. Aku pergi. " Pamit nya segera berlalu pergi meninggalkan rumah yang pernah menjadi tempat ternyaman bagi nya dulu.
" Non... Tunggu . " Panggil seorang wanita yang bekerja sebagai Art dirumah itu! Wanita itu berlari kecil menghampiri Aurora.
Aurora segera menoleh,
" Iya, bi ada apa?. " Dia segara menghapus air mata nya.
" Non ini ada sedikit uang dari bibi, tidak banyak tali bisa membantu non Aurora untuk malam ini, Maaf ya non, bibi tidak bisa berbuat banyak. " Ucap wanita itu sedikit berbisik dan memeluk erat Aurora.
Dia ikut menyaksikan pertengkaran mereka tadi.
Aurora memang dikenal majikan yang sangat baik hati oleh pekerja dirumah itu, Karena dia tidak pernah memandang rendah orang lain.
Dia ramah kepada setiap orang, walaupun sama pembantu nya.
" Makasih ya Bi? sudah mau membantu saya. Saya tidak akan pernah melupakan semua kebaikan bibi, maaf kalau selama ini ada kata-kata yang menyakiti hati bibi. Saya pamit dulu, tolong jagain Azzam dan Azzima selama saya tidak ada ya Bi? kalau keadaan sudah memungkinkan saya akan segera menjemput anak ku, doain ya Bi?. "
" Tapi non, diluar kan lagi hujan deras, gimana non Aurora bisa pergi.? Mending nunggu hujan reda dulu ya ?. " Ujar wanita itu merasa kasihan sama Aurora.
" Tidak apa-apa bi, aku pamit ya. " Aurora akhirnya nekat pergi menerjang pekat nya malam yang sepi dalam keadaan hujan yang sangat deras.
" Ya ampun non, semoga saja non Aurora tidak apa-apa diluar sana, Ya Allah lindungi lah wanita baik hati itu. " Gumam wanita itu merasa prihatin melihat Aurora.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments