Saat ini mereka semua sudah ada dimeja makan. Keyna sebenarnya sudah tidak sabar untuk mencoba masakan Mei.
Tidak banyak makanan yang dimasak Mei, namun semuanya tampak menggugah selera terlebih lagi rasa lapar Keyna saat itu.
"Udah selesai, ayo kita makan," ucap Mei yang selesai menyiapkan makanan terakhirnya.
Semuanya akhirnya makan bersama. Mereka tampak akrab sudah seperti satu keluarga, ini yang membuat Keyna menyukai keluarga Bu Ani.
Beberapa jam kemudian, setelah selesai makan dan mengobrol, Keyna melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 8 malam, Keyna pun sudah lelah jadi ia pamit kepada Bi Ani.
"Bi, Mei, Bar, udah jam setengah 8 Keyna mau pulang ya, badan Keyna udah kerasa agak pegal," ucap Keyna.
"Oh Iya non, Bar anterin non Keyna ya," ucap Bi Ani.
"Eh gak usah Bi, Keyna bisa naik grab atau yang lainnya," tutur Keyna.
"jangan non, Bi Ani malah nantinya kepikiran, udah diantar Akbar aja ya," ucap Bi Ani memaksa.
"lagian gak baik cewek keluar sendiri malem-malem, mau sesangar apapun elo tapi tetep aja lo cewek, inget itu!" tambah Akbar.
"Hmm yaudah Bi, kalo gitu Keyna pulang dulu ya, Mei gue pulang ya," ucap Keyna.
"iya Key, hati-hati, Kak.. Hati-hati bawa anak orang!" Ucap Mei.
Akbar langsung melengas tidak menghiraukan ucapan adiknya itu, dan langsung mengambil motornya,
Ketika sudah sampai didepan rumah Keyna, tiba-tiba..
"KEYNA!!" Hentak Ayahnya yang saat itu berada di depan rumah, melihat anaknya pulang malam bersama laki-laki yang ia lihat sebelumnya, tentu membuatnya marah. Ia langsung menghampiri putrinya itu dan langsung menamparnya.
Akbar yang menyaksikannya langsung mendorong Keyna ke belakang tubuhnya, kini ia memasang badan berhadapan dengan Ayah Keyna seolah ingin melindungi Keyna.
"Hah, siapa kamu! Jangan sok sok an didepan saya! Saya Ayahnya Keyna, minggir kamu laki-laki gak tau diri! Ucap Ayah Keyna sambil menampar Akbar juga.
Mendengar keributan dari luar, Ibu Keyna pun ikut keluar menghampiri mereka,
"ada apa ini pak," tanya Ibunya.
"lihat buk, anakmu lagi-lagi dengan pria itu! Pulang malem sama cowok, mau jadi gadis macam apa kamu!"
"Keyna!" ucap Ibunya dengan nada kesal.
"tunggu-tunggu om tante, ini salah paham..." ucap Akbar yang tidak bisa melanjutkan kalimat nya karena ditampar kedua kalinya dengan Ibu Keyna.
"jadi apa dia alasan mu nolak perjodohan kami Keyna, Kamu lebih memilih laki-laki gak tau diri ini! Apa yang spesial dari dia sampai-sampai kamu membantah orang tuamu sendiri," ujar Ibu Keyna sambil memandang Akbar dan tangannya ingin lagi menampar Akbar, namun ketika tangan ibunya akan mengenai wajah Akbar,
Plak.. bukan Akbar tamparan itu malah mengenai Keyna yang sengaja langsung memasang badan di depan Akbar.
"Jangan sakitin Akbar Buk, dia gak salah!" ucap Keyna
"emang kenapa kalau Keyna nolak! Keyna emang gak mau dijodohin buk, Keyna gak suka dipaksa nikah sama orang yang gak Keyna sukai!" lanjutnya.
Mata Ibu terbelalak perasaannya sangat kesal melihat putrinya membela Akbar,
"lantas, apa dia orang yang kamu sukai," ucap Ibu.
Keyna terdiam, lalu tangannya menggenggam tangan Akbar,
"iya, Keyna lebih milih Akbar dibanding harus menuruti perjodohan itu!"
"KEYNA!" Suara ayahnya menghampiri Keyna.
Keyna langsung berlari dengan menggandeng tangan Akbar, Akbar pun terdiam, ia tidak bisa berkata-kata lagi.
Mereka berlari tidak jauh dari rumah Keyna hingga berhenti di depan sebuah cafe jus.
Keyna pun tersadar bahwa tangannya masih memegang tangan Akbar.
"Sorry Bar," ucap Keyna sambil melepas kan genggamannya.
Tidak banyak bicara, Akbar kembali menggandeng tangan Keyna dan mengajak Keyna masuk ke dalam cafe itu. Di dalam Akbar pun mengatakan,
"lebih baik kita bicara sambil duduk," ucap Akbar. Tangan Akbar pun masih menggenggam tangan Keyna. Keyna melihat tangannya itu, hatinya berdegup kencang dan merasa nyaman dengan genggaman itu, ia merasa sedikit tenang akan kehangatan dari tangan Akbar.
"Key?" panggil Akbar yang melihat Keyna yang lagi melamun.
"hah? Ya Bar?" jawab Keyna yang terkejut.
Akbar membuang nafas, dan dengan lembut berkata,
" lo mau pesen apa?"
"oh gue, gue mau jus Mangga aja,"
"sama?"
"udah itu aja Bar,"
"oke,"
Akbar pun menyelesaikan transaksi nya, lalu pergi ke tempat duduk yang dilihatnya kosong,
"duduk Key," ucap Akbar sambil membukakan kursi untuk Keyna.
"Hm? Oh iya makasih,"
"jadi?"
"gue minta maaf atas kelakuan nyokap bokap gue tadi, gue ngerasa bersalah banget, padahal elo gak salah apa-apa,"
"hmm kalo menurut gue wajar sih orang tua elo mikir yang aneh-aneh, gue gak papa kok Key, walaupun agak terkejut tadi hehe,"
Akbar tersenyum mencoba membuat Keyna tenang, karena ia tau pikiran Keyna saat ini belum sepenuhnya tenang. Namun Keyna masih saja terlihat sedih dengan wajah datarnya.
"oh ya jadi elo mau dijodohin Key?" tanya Akbar yang mencoba mencari pembahasan agar tidak hening.
"hm seperti yang elo denger tadi Bar, tapi gue nolak. Sorry ya kalo tadi gue ngelibatin elo," jawab Keyna.
"santai aja Key, gue malah seneng kok," ucap Akbar dengan santai menjawab Keyna.
"huh?" pekik Keyna sambil menoleh ke Akbar.
"emm maksud gue, gue malah seneng elo bisa ngikutin kata hati elo untuk nolak perjodohan itu," jawab Akbar sambil meringis.
Keyna membuang nafas dan langsung meraih dagu Akbar, tangannya mengarahkan kepala Akbar menoleh ke kanan dan ke kiri guna untuk melihat bekas tamparan yang dilakukan kedua orang tua Keyna kepadanya.
Sontak itu membuat Akbar terkejut dan membuat hatinya berdebar-debar.
"untunglah nggak ada bekas," ucap Keyna.
"kulit gue kan tebal hahaha jadi tenang aja," jawab Akbar.
Tidak lama setelahnya, pesanan mereka datang. Mereka pun berbincang berdua. Tanpa sengaja disana mereka bertemu Yasmin yang baru saja datang.
"Mas Akbar? Keyna?" batin Yasmin ketika melihat mereka berdua mengobrol berdua, ia melihat Akbar yang tertawa seperti sedang menghibur Keyna. Karena penasaran, Yasmin pun langsung menghampiri mereka.
"Keyna? Mas Akbar?" ucap Yasmin.
"oh Yasmin," ucap Keyna
"kalian ngapain disini berdua?" tanya Yasmin.
"enggak, tadi gue habis dari rumahnya buat jenguk Bi Ani yang sakit, terus Akbar disuruh nganterin gue. Eh gue ajak mampir kesini," jelas Keyna.
"Mei nggak ikut?" tanya Yasmin lagi.
"Enggak dia dirumah, sama ibuk gak boleh keluar rumah malem-malem," ujar Akbar.
"Oh gitu,"
"eh kalo lo free boleh kok sini gabung sama kita," ucap Keyna mengajak Yasmin.
"sebenarnya sih gue pingin ikut, tapi sorry ya nyokap gue yang nyuruh beli jus jadi dia nunggu," ucap Yasmin.
"oh gitu, yaudah deh gak papa, hati-hati ya kalau pulang," ucap Keyna.
Yasmin pun kembali ke kasir untuk mengambil pesanannya, wajah Yasmin tampak tidak suka dengan Keyna yang menjadi akrab dengan keluarga Mei.
"kok kayak kurang akrab gitu elo sama Yasmin, Key? Ucap Akbar.
"hah? kita akrab kok, mungkin dia sekarang lagi badmood," ucap Keyna.
Akbar dan Keyna pun melanjutkan percakapannya, hingga dilihat nya saat itu sudah di jam 9 malam. Akbar pun menyarankan agar Keyna pulang.
"udah jam 9 Key, pulang yuk," ajak Akbar.
Keyna tampak tidak suka mendengar ajakan Akbar.
"lo harus pulang, bagaimana pun tempat tinggal elo disana," lanjut Akbar yang mencoba meraih tangan Keyna.
Keyna terdiam dan beberapa menit akhirnya ia setuju untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, tiba-tiba Keyna menggandeng tangan Akbar. Akbar terkejut dan menatap Keyna, ia merasa kasihan dengan apa yang sudah Keyna alami tadi jadi Akbar membiarkannya melakukan hal yang ia inginkan dan tersenyum.
Keyna pun membalas senyuman Akbar. Tanpa diketahui, hal itu dilihat oleh Sania teman satu ruang Mei. Ternyata Sania juga berada dicafe itu sebelum Keyna dan Akbar datang. Jadi, sejak saat itu Sania selalu memperhatikan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments