#17

"Key bisa tolong bantuin jauhin dia dari gue?" Ucap Akbar sambil menunjukkan yang ia bawa. Keyna terkejut melihat Akbar membawa kucingnya sekaligus terheran dengan permintaan Akbar.

"Kenapa emang?" tanya Keyna sambil sedikit tertawa.

"Soalnya kalo ada dia entar kerjaan gue nggak selesai-selesai yang ada malah gue ajak mainan," ujar Akbar sembari memberikan kucingnya.

"lo ga suka kucing ya?" ucap Keyna sambil tersenyum.

Akbar menoleh ke Keyna dan mengatakan,

"Key, lo bego atau gimana sih, jelas-jelas tadi gue bilang kalo ada dia bakal gue ajakin main terus dan kerjaan gue gak akan selesai-selesai," jelas Akbar

Mendengar itu bibir yang tadinya tersenyum kini mendatar, rasanya sedikit malu dan Keyna langsung membuang muka.

Akbar pun melanjutkan bersih-bersih nya dan Keyna beranjak pergi ke kamarnya.

...****************...

Kini waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 dan Akbar sudah menyelesaikan semua tugasnya termasuk membuat makan malam, ia pun ingin bergegas pulang. Namun, tiba-tiba ia teringat bahwa Keyna sedari siang sama sekali tidak keluar kamarnya, Akbar merasa sedikit khawatir,

"Apa tadi siang gue terlalu kasar ya sama dia? Apa dia marah?" batin Akbar sambil memegang lap sehabis membersihkan kompor.

Akbar mencoba mengalihkan pikirannya itu dengan berberes melepas celemek yang ia kenakan namun tetap saja masih terganggu oleh Keyna, ia merasa harus mengecek keadaan Keyna karena jika terjadi apa-apa maka nantinya akan dia yang disalahkan.

Tidak bisa berhenti khawatir akhirnya Akbar pergi ke kamar Keyna, dan mengetuk pintu beberapa kali. Perasaan khawatir nya semakin melunjak karena tidak ada sahutan dari Keyna walaupun sudah ia panggil dan ketuk pintu berulang kali. Pikiran Akbar kesana kesini takut jika Keyna melakukan hal-hal aneh yang bisa mengancam nyawa.

"Keyna!! Gue minta maaf Key serius, gue mohon buka pintunya," ujar Akbar sembari mengetuk pintu dengan suara sedikit dikeraskan karena khawatir sedari tadi tidak ada respon.

Karena tetap tidak ada respon, Akbar berpikir untuk mendobrak pintu kamar Keyna. Ia merasa tidak ada pilihan lain selain itu. Dan Akbar pun mendobrak pintu dan saat pintu didobrak,

Tuk ! terdengar renyah suara pintu yang mengenai dahi Keyna, ternyata Keyna sudah akan membuka pintu dan ketika ia sudah tepat didepan pintu tiba-tiba pintunya dengan keras mencium dahinya. Keyna pun setengah sadar melihat Akbar dan akhirnya jatuh pingsan. Akbar terbelalak matanya karena kaget ternyata pintunya mengenai Keyna.

Semakin panik Akbar melihat Keyna yang jatuh pingsan, ia segera menggendong Keyna dan membawanya ke atas kasur, setelahnya ia lalu pergi ke dapur untuk mengambil air es dan handuk kecil untuk mengompres dahi Keyna yang membiru akibat benturan pintu.

"Aduh, udah khawatir sekarang dibuat panik sama dia, ya Tuhan semoga gak terjadi apa-apa," batinnya sembari membawa air dan handuk.

Akbar lalu mengompres dahi Keyna, ia tidak akan pulang sebelum Keyna sadar karena takut jika Keyna kenapa-napa. Tanpa sadar matanya menatap wajah Keyna, dan ia tersenyum tipis.

Selang beberapa menit kemudian, Keyna akhirnya membuka mata. Ia melihat Akbar yang duduk disampingnya. Akbar pun menoleh, ia kaget melihat Keyna membuka mata dan langsung bertanya,

"Key.. Key.. Lo masih inget gue kan? Masih inget nama lo kan?"

Melihat Akbar panik, ia teringat bahwa ia tadi terbentur pintu gegara Akbar. Merasa sedikit kesal ia mencoba mengerjainya sebentar.

"aduh, sayang kenapa kepalaku sakit," ucap Keyna sambil memegangi dahinya dan melirik ekspresi Akbar.

"Hah?" pekik Akbar yang terkejut dengan respon Keyna.

"sayang kepalaku sakit, ambilin minum," lanjut Keyna yang mencoba menahan tawanya melihat ekspresi wajah Akbar.

"Hah, tunggu-tunggu, gue gak salah denger kan? Sayang?" ucap Akbar sedikit panik.

"Emang salah ya manggil suaminya dengan sebutan sayang, kamu kan suamiku," jawab Keyna.

Akbar kaget, satu tangannya menutup mulut, merasa tidak percaya ia pun mengatakan,

"em waitt.."

"aduuh gak usah wait waitan sayang cepet ambilin minum kepalaku tambah sakit ini," ucap Keyna menyelak Akbar yang ingin mengatakan sesuatu.

Karena khawatir Akbar pun langsung pergi ke dapur untuk mengambilkan minum Keyna. Keyna tertawa tanpa suara, ia puas melihat ekspresi Akbar yang panik itu.

Akbar sendiri tidak habis pikir,

"bisa bisanya inget gue jadi suaminya, apa dia cuma bercanda?" batin Akbar sembari membawa minum untuk Keyna.

Setelah sampai kamar, Akbar segera memberikan minumnya kepada Keyna. Akbar sempat terdiam, lalu ketika ia akan berbicara tiba-tiba Keyna tertawa,

"gue gue udah ga tahan Bar, ga tahan liat ekspresi lo Bar hahaha," ucap Keyna.

"sialan lo ya, gue udah panik banget," ucap Akbar.

"sorry hahaha lagian lo ngapain si pakek acara ndobrak pintu,"

"Lah itu salah siapa? lo ngapain ga respon waktu gue panggil-panggil sambil ngetok-ngetok pintu, mana udah keras banget, lo budek ya,"

"kasar banget sih lo, tadi gue tidur trus kebangun niat gue mau langsung buka pintu aja soalnya males ngomong, eh taunya gini,"

"iya iya sorry, btw ternyata lo bisa ketawa juga ya hahaha,"

"apaan sih,"

"lo udah baikan kan, kalo gitu gue mau pulang ya udah molor satu jam setengah nih gara-gara elo,"

"pulang aja sana,"

Namun saat Akbar akan melangkah keluar dari kamar,

"ehhh tunggu Bar, gue ikut sekalian mau lihat kondisi Bi Ani, gue khawatir soalnya,"

"hah?"

"hah hoh hah hoh, tungguin bentar gue mau siap-siap,"

"oh ya sambil nungguin gue, benerin tu pintu pokoknya harus bener lagi," lanjut ucap Keyna sambil menunjuk pintu kamarnya yang habis didobrak Akbar.

"bener juga, okelahhh buruan,"

"oke!"

Sementara Keyna bersiap-siap, Akbar membenahi pintu yang ia dobrak tadi. Selang beberapa menit kemudian, mereka sama-sama sudah selesai dan akhirnya pergi ke rumah Akbar bersama-sama dan tidak lupa Keyna membeli buah untuk Bi Ani.

Sampainya di rumah Akbar, Mei melihat mereka dan langsung menghampirinya,

"Kalian dari mana?" tanya Mei.

"dari rumah gue Mei, sekalian gue ikut mau lihat Bi Ani, gimana keadaannya?" ucap Keyna.

"Alhamdulillah ibuk udah agak baikan, mungkin dia kecapean," ucap Mei.

"Alhamdulillah," sahut Akbar.

Mereka bertiga pun langsung masuk rumah,

"Mei, Bi Ani apa dia masih istirahat?"

"dia lagi dikamar Key, apa perlu gue panggilin?"

"jangan Mei, kalo boleh anterin gue aja ke kamarnya,"

"boleh, ayo ikut gue,"

Mei dan Keyna pun pergi ke kamar Bi Ani. Dilihatnya Bi Ani sedang dudukan diatas kasurnya sembari memakan camilan.

"loh, non Keyna," ucap Bi Ani yang melihat Keyna masuk ke kamar nya.

"Bi Ani, gimana keadaan bi Ani," ucap Keyna.

"Bi Ani udah baikan non, cuman kecapean aja, istirahat sehari udah cukup," ujar Bi Ani.

"jangan dipaksa Bi, oh ya Bi, ini Keyna bawa buah buat Bi Ani,"

"Ya ampun non, kenapa repot-repot padahal Bi Ani cuman sakit sehari,"

"gak apa-apa Bi, dimakan yaa,"

"oh iya non, tadi gimana kerjanya Akbar? Apa dia buat kacau rumah?"

"enggak Bi, Akbar ngerjain semuanya dengan baik,"

Mei yang memperhatikan wajah Keyna menyadari bahwa dahi Keyna sedikit biru.

"dahi elo kenapa Key?" ucap Mei sambil menghadapkan wajah Keyna ke dirinya.

"emm ini gapapa kok Mei, gue aja kurang hati-hati tadi," jawab Keyna.

"apa non Keyna baik-baik saja?" ucap Bi Ani.

"Baik Bi,"

Ketika mereka asik berbincang tiba-tiba,

Krukk.. Krukk.. Krukk ... Terdengar suara bunyi perut Keyna.

"non Keyna belum makan?" tanya Bi Ani.

"belum Bi hehe, lupa tadi," jawab Keyna.

"apa Akbar tadi nggak masak non?" Tanya lagi Bi Ani merasa khawatir.

"Akbar masak kok bi, cuman Keyna aja yang lupa makan, bibi jangan khawatir ya," Ucap Keyna.

"Yaudah kalo gitu, habis ini ayo makan sama-sama kebetulan gue udah masak," ucap Mei.

"nggak usah Mei, gue langsung pulang aja ya," ucap Keyna.

"jangan sekarang Key, nanti aja habis Isya gue anter," tutur Mei.

"jangan nak, biar Akbar aja yang nganter, udah malem kamu jangan kemana-mana," ucap Bi Ani.

"tapi buk, kan belum terlalu malem juga," ucap Mei.

"ibu khawatir nak, kalian sama-sama cewe, nanti kamu juga baliknya sendirian jadi ibu khawatir," ujar Bi Ani.

"tapi bu,"

"Udah Mei gak apa-apa, biar Akbar aja, ada benernya Bi Ani,"

"hmm yaudah deh, kalo gitu sekarang gue mau sholat Maghrib dulu ya tadi belum sempet, lo kalo belum Key, ayo sekalian sholat sama gue,"

"boleh, ayo."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!