Setelahnya, Jane menatap Ibunya sendu dia berkata lirih sembari terus menyender pada paha Ibunya "Mama aku hanya ingin membantu dia awalnya, tapi aku tak mengira itu awal mula dari ruwetnya hidupku-" Jane ingin mencoba menjelaskan semuanya dari awal.
Ibunya mengerti, dia sudah tau semuanya. Joni telah menceritakan semuanya saat bertemu tanpa ada hal yang ditutupi, saat mendengar semua itu betapa marahnya dia. Namun, kemudian semuanya telah terjadi marahnya tidak akan berguna, itu hanya akan memperburuk keadaan. Joni bahkan tak membela putranya tapi berusaha agar segalanya membaik.
Ibunya menyentuh lembut tangan Jane "Itu sebabnya mama takut, kau terlalu baik hati. Jadikan itu pelajaran kedepannya boleh kau membantu tapi penting juga memilah orang" Ibunya mengelus rambut panjang Jane berusaha menenangkannya.
Kemudian Ibunya meminta agar Jane bangun dari duduknya, menarik kursi disamping mempersilahkan putrinya menduduki kursi itu, dengan pelan dia bertanya "Mama mendengar bahwa kau hamil?"
Jane ragu, kemudian dia mengangguk pelan. Dia menatap mamanya nanar "Seandainya mama, jika aku tak mengandung aku akan memilih melarikan diri. Sekalipun orang-orang berkata disini akulah yang dirugikan. Tapi bagaimana dengan perasaanku setiap hari melihat orang yang mengacaukan ku. Rasanya aku tak sanggup mama- aku tak sanggup." lagi-lagi air mata yang berusaha dia tahan kembali menetes.
Ibunya menyentuh lembut punggung tangan Jane, putrinya yang begitu tampak putus asa. Sebagai Ibu hancur rasanya melihat putri cerianya menjadi tak berdaya dengan ketakutan berlarut "Memang benar wajar kau masih membencinya. Jika kau tak ingin menikah dengannya maka mama akan membantu membatalkan pernikahanmu. Kita rawat anakmu bersama"
Ibunya melanjutkan "Dengar Jane mama selalu berharap kau bahagia dengan pilihan mu. Mama tak akan memaksa jika kau tak ingin menikah"
Jane hanya menatap mamanya dengan memikirkan keputusan apa yang harusnya dia pilih.
" Ya, sayang apapun untukmu" Ibunya mencium kening putrinya.
Tanpa mereka sadari Lily mendengar pembicaraan mereka. Memang tak sopan mencuri informasi dengan menguping, tapi dia sungguh penasaran karena tak ada satupun yang memberi tahunya apa yang sedang terjadi sekarang.
Amarah dan rasa cemburunya pada Jane menghilang begitu saja tat kala mendengar semuanya. Dia tak bisa membayangkan jika berada diposisi Jane, sekalipun pelaku ingin mempertanggung jawabkan tindakannya. Kemudian Lily kembali menemui orang-orang diruang tamu, tanpa berniat mendengar kelanjutan pembicaraan mereka.
Setelah menimbang-nimbang Jane menggeleng "tidak mama akan sangat egois jika aku hanya mementingkan diri. Maka dari itu aku memutuskan untuk tetap menikah. Anakku membutuhkan Ayah dan status di dunia yang bisa saja mengucilkan nya nanti. Itu akan lebih menghancurkan ku-"
"Lalu kelurga Butler memperlakukanku cukup baik"
"Apakah kau siap dengan segala konsekuensi, perasaanmu, hidup mu yang harus selalu berhadapan dengan pelaku?"
Benar bagaimana dengan perasaanya? tapi setelah dia mengandung menurut nya perasaanya jauh tak penting lagi sekarang yang dia perlukan anak yang dia kandung.
Jane mengepal kuat jemarinya, mengesampingkan ego "Mama, aku akan baik-baik saja selama ada mama di sisiku" Jane tersenyum manis meski senyum yang ditunjukan kepalsuan.
Nyonya Sarah hanya bisa menerima keputusan putrinya.
Cukup lama berbincang-bincang Jane dan Ibunya memutuskan menemui keluarga Butler yang telah menunggu mereka, tidak sopan rasanya membiarkan tamu menunggu begitu lama tanpa ditemani tuan rumah. Namun, saat mereka berhadapan dengan keluarga Butler rasanya ada yang berbeda dengan tatapan mereka.
Lalu paman Joni memperlihatkan betapa marahnya dia. Beliau yang selalu menunjukan emosi stabil, dia berkata "Jika kau berpikir melarikan diri dengan menantu dan cucu kami. Maka kami dengan serius menentang" kalimat itu di tunjukan untuk nyonya Sarah.
"Sebentar tuan Joni. Kami berhak disini memutuskan tindakan apa yang kami ambil" tekan nyonya sarah dia termakan emosinya akibat Joni yang tiba-tiba saja mengeluarkan kalimat menohok itu.
"Benar, memang benar. Tapi bagaimanapun Jane tengah mengandung cucu kami!" Joni menolak negoisasi.
Dahi nyonya Sarah mengernyit dia kesal. Apa maksud darinya, tiba-tiba saja mengatakan hal seperti itu. Seketika saat itu juga dia tak merestui, sekalipun Jane sendiri berkata akan tetap menikah. Keluarga Butler dengan perlakuan baik apanya, dia bahkan berteriak keras seperti itu.
"Tuan Joni, seperti yang aku bicarakan dengan putriku aku tak berharap menikahkan putriku dengan putra Anda"
Semuanya menatap Jane bersamaan, sekalipun disini Jane juga bingung dengan apa yang Ibunya katakan. Dan Ed jauh tampak murka dengan berusaha tetap mengontrol diri.
"Kami mampu membesarkan anak ini dengan baik, jikapun kau ingin memberi kasih sayang kelak ketika anak ini lahir. Silahkan, kami tak akan memberi batasan atau melarang kalian mengunjungi nya" tambahnya.
Sontak itu mengejutkan Jane, bukankah pembicaraan mereka awalnya tak seperti itu?.
"Nyonya Sarah!!" teriak Joni kencang, dia benar-benar tak bisa menyetujuinya.
Situasi yang ricuh, kemudian nyonya Weni mencoba menenangkan suaminya dan berupaya menenangkan situasi yang mulai memanas.
"Sarah! dengarkan, kami memang bersalah karena merenggut masa depan putrimu. Tidakkah kau berpikir mengenai anak ini, dia butuh cinta kedua orang tuanya-"
Nyonya sarah melanjutkan "Aku sudah mengatakan boleh jika kalian ingin mengunjungi nya nanti. Cinta? kami bisa memberikannya lebih-"
"Itu berbeda-"
Belum selesai tante Weni dengan kalimat nyonya Sarah menyela "dan ya aku bisa melaporkan tindakan putramu yang memperkosa putriku malam itu. Jika kau pikir aku tak berani atau tak memiliki kekuatan. Salah, aku bisa dan aku akan memperjuangkan nya"
"Hentikan semua kebisingan ini!!" Ed berada di tengah-tengah mereka mencoba menengahi, rasanya dia terganggu.
Semuanya kemudian senyap.
"Tante, berapa kali pun aku meminta maaf kau tak akan menerimanya. Jadi bisakah untuk kali ini saja kau mempercayai ku?!" Ed berusaha berbicara baik-baik dengan nyonya Sarah.
Lalu nyonya Sarah melirik Jane yang tampak cemas, dia kembali tenang dan mengatakan awalnya dia setuju-setuju saja dengan rencana pernikahan ini. Namun ketika Joni berteriak seperti itu dengan amarah menggebu membuatnya ikut marah.
Disini Lily takut, mungkin masalah ini terjadi karenanya untuk menyelesaikan pertikaian ini Lily mengakui bahwa dia yang memberi informasi setengah-setengah pada keluarga Butler. Akibat setelah selesai menguping dia dengan berani mengatakannya. Sehingga menimbulkan sedikit kericuhan antar dua keluarga.
Lily menggaruk kepalanya dengan senyum canggung "aku tak bermaksud jahat. ku pikir mereka benar-benar berniat pergi. sejujurnya aku hanya hendak menahan agar kalian tak kecolongan"
Semuanya kembali tenang, amarah masing-masing mereda. Lalu Lily memainkan jemarinya malu juga resah. Tapi tak ada menyalahkannya karena awalnya niatnya baik.
"Walaupun aku tak menyukai Jane. Hanya ku pikir aku mulai menyukai dia. Kita bisa lebih akrab Jane!" Lily merangkul Jane memperlihatkan betapa akrabnya dia, kali ini dia serius tanpa ada perasaan bersaing. Ya, sifatnya kembali muncul di situasi yang tak mendukung.
Lalu Jane tersenyum dia menyambut ajakan Lily untuk lebih akrab. Rupanya dia dan Lily cukup cocok untuk menjadi teman.
Dengan begitu pertikaian yang memanas berakhir dengan kelegaan juga menambah teman dari dua orang yang tak cocok awalnya.
Tapi tidak membuat hubungan Jane dan Ed membaik, mereka berdua masih canggung dengan kebencian yang masih Jane perlihatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments