film

Kemudian dengan berbarengan mereka membuang muka. Sebenarnya pertanyaan itu spontan Jane ucapkan karena bingung dengan situasi yang hening. Mungkin lebih baik dia kembali ke kamarnya dan kembali menggunakan kamar sendiri-sendiri. Rasanya berdua seperti ini hanya membuat kebingungan.

"Aku benar-benar tak mengusir mu dengan kalimat itu. Ku pikir kau yang sibuk ini terpaksa meninggalkan pekerjaanmu dan ikut mengurusi pemakaman mama. Aku hanya mengingatkan" Jane menjawab sebisa mungkin agar tak timbul permasalahan yang kemudian akan menganggu nya.

Ed menyibak rambutnya, setelahnya dia bangkit dari duduknya "istirahatlah" ucapnya sembari keluar kamar.

Jane menghela napas, menatap pintu yang tertutup rapat. Dia sedikit merasa bersalah karena kalimat itu mungkin menyinggung pemilik kamar.

.........

Jane benar-benar tak menyangka, dia pikir Ibu mertuanya hanya basa-basi tetapi hari ini dia benar-benar mengajaknya ke mall. Ibu mertuanya sibuk mengajaknya berburu pakaian, menggunakannya untuk mencocokan beberapa pakaian yang kemudian dibelinya untuk Jane. Lalu tidak lupa parfum, selop, dan banyak lagi. Hari ini seharian penuh mengelilingi mall. Bahkan Jane sampai tak sempat untuk bersedih dengan kejadian-kejadian yang dia alami. Beruntung pula dia tak seperti kebanyakan Ibu hamil yang mual atau mudah lelah.

Dibalik dua wanita yang sibuk ke sana kemari ada dua pria yang tengah bosan menunggu. Ya, itu Ed dan Ayahnya yang dipaksa ikut oleh ratunya. Mereka hendak menolak, Ed juga hari ini memiliki kesibukan tapi Ibunya memaksa. Awalnya Ed menyarankan agar Ayahnya saja yang ikut menemani tapi Ibunya tampak marah besar, dia mengomeli Ed tak peka bahwa ini dating. Awalnya dia percaya ini dating antar pasangan menikah, nyatanya ini dating antara Ibu mertua dan menantunya. Sedikit menyesali, karena kebosanan menyelimuti nya terlebih ketika perempuan berbelanja sesuatu! waktu terasa terhenti-, amat teramat lama. Ed juga tahu ibunya tipe orang yang mengelilingi segala tempat sebelum pulang, itu alasan dia hendak menolak saat di ajak.

Untuk mengisi kebosanan Ed dan Ayahnya memilih menunggu di salah satu resto di mall itu. Tapi sampai mereka selesai makan para wanita tak kunjung menunjukan diri, dan mereka berakhir mencari mereka.

Setelah sekian lama pencarian mereka menemukan Ibunya tengah memilih-milih baju disalah satu toko. Ketika melihat putra dan suaminya datang Ibunya menyunggingkan senyuman. Sembari menunjuk ke ruang ganti, bisa ditebak didalam itu adalah Jane.

Cukup lama akhirnya Jane keluar dari ruang ganti "bagaimana Ibu apakah cocok?" tanyanya.

Jane keluar dengan menggenakan dress putih bercorak bunga pink dan garis dedaunan berwarna hijau sage. Tampak menawan dan cocok dengannya ditambah rambutnya yang di cepol.

Di Sana Ed tertegun memandang Jane begitu dalam. Ibunya melirik suaminya berkedip dengan senyum meledek dua sejoli itu. Suaminya hanya menaiki bahunya dan memberi anggukan.

"nah, cantik sekali Jane" Ucap Ibunya membuat Ed kembali tersadar.

Jane juga tampaknya terkejut karena semuanya ada disini.

"nah, Ayah dan Ibu memiliki urusan lain. Pergilah ajak istrimu menonton Ed" Ibunya memberikan tiket menonton padanya.

Kemudian Ibunya berbisik "kau benar-benar pria yang tak romantis, setidaknya puji bahwa istrimu itu cantik"

Ed ragu-ragu tapi dia menurut "cantik, ya kau cantik" dia berucap dengan kaku.

Ibunya memukul kepalanya dengan keras, mau bagaimana lagi putranya benar-benar fotokopian dari suaminya. Mereka memang tegas, jantan, dan bisa diandalkan tapi di kondisi seperti ini mereka sama sekali tak bisa berbuat apa-apa. Oh, Weni benar-benar menghawatirkan menantunya yang akan sama sepertinya memiliki suami yang tak pandai romantis.

Tapi karena hal itu membuat Jane tertawa, sikap malu-malu yang lucu yang baru pertama kali dia lihat dari Ed.

Setelah merencanakan segalanya, Ibunya menarik lengan suaminya bergegas menjauh dari lokasi itu. Agar tercipta kesan romantis dan membuat kedekatan antar keduanya.

Tapi setelah kepergian mereka, tiba-tiba situasi kembali canggung.

"Ah, mari menonton" ajak Ed dia berusaha peka seperti yang Ayahnya katakan di waktu lalu.

Jane mengangguk dan mengikuti karena Ibu mertuanya telah repot-repot membelikannya tiket nonton.

Mereka saling menatap saat mengetahui tiket yang dibeli ibu nya adalah film horor.

"sungguh itu tiket yang Ibu beli?" tanya Jane dia agak heran kenapa Ibu mertuanya membelikan mereka tiket film horor.

Ed ragu-ragu tapi dia mengangguk, kemudian dia berkata "Jika kau tak ingin menonton. Kita bisa membatalkannya, rasanya ini tak akan baik dengan kandungan mu"

Jane menyetujui nya menurutnya itu akan berdampak buruk untuk kondisinya yang tengah hamil. Lalu mereka akhirnya membeli tiket lain yang ramah ditonton untuk Ibu hamil. Mereka juga tak bermaksud membuang tiket yang telah dibelikan tapi dia juga harus memilah tontonan yang cocok.

Ed menanyakan pada kasir kira-kira film apa yang cocok untuk Ibu yang tengah mengandung.

Kasir itu tersenyum dengan ramah dan memberikannya rekomendasi film yang cocok ditonton untuk Ibu juga Ayah yang baru akan menjadi orang tua. Awalnya mereka agak terkejut karena kasir itu mengetahui bahwa mereka baru akan menjadi orang tua. Lalu kemudian mereka tidak memikirkan nya, Ed juga mengembalikan dua tiket film horor yang dibelikan Ibu nya dan berkata kepada kasir untuk memberikannya pada siapa saja yang menginginkan nya secara gratis.

.........

Disisi lain Weni tampak bergembira. Suaminya menatapnya dengan heran, dia tau tatapan itu berarti pertanyaan untuknya kenapa dia tampak begitu girang.

"kau tau sayang" kata Weni.

Suaminya menaikan alisnya, ingin tahu.

"Aku membelikan tiket horor untuk mereka" ucapnya sembari tertawa.

"Huh? kenapa kau membelikan tiket horor. itu tak cocok ditonton oleh Ibu hamil" suaminya menatapnya marah.

Lalu dengan santai Weni menjawab "santai saja Aku tahu mereka tak sebodoh itu akan menurut menonton yang sangat jelas tidak cocok dengan Ibu hamil. Tapi kondisi itu akan membuat mereka berdua saling bertukar pendapat, mereka pasti tidak jadi menonton dan memilih tontonan lain. Itu selangkah membuat mereka lebih dekat dan terbuka" jelasnya.

Suaminya mengangguk-angguk mengerti. Dia juga percaya Putranya dan menantunya tak sebodoh itu untuk tetap menonton film yang tak direkomendasikan selama mengandung.

Lalu Weni juga telah bekerja sama dengan kasir di sana, agar memberikan rekomendasi film yang cocok untuk mereka yang benar-benar baru menjadi orang tua. Semuanya sesuai dengan perhitungannya. Itu akan menjadi hal yang diingat mereka, Ibu mertua yang membelikan tiket film salah dan akhirnya mereka kembali membeli baru. Film yang direkomendasikan oleh kasir yang begitu romantis untuk dua orang yang benar-benar akan menjadi orang tua. Dengan begitu Weni berharap rencana nya berjaya dan berhasil membuat kedua nya lebih dekat dan intim. Walaupun dia harus mempertaruhkan namanya dan terlihat bodoh karena merekomendasi kan film yang tak cocok untuk Ibu hamil diawal. Ya, memang pemikiran Weni sedikit ruwet tapi itu berguna.

Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!