Kecewanya Mama

Ed terbangun dengan kepala yang terasa sakit, dia berkali-kali memukul kepalanya. Ah, dia ingat sekarang. Semalam tiba-tiba saja dia dikerubungi orang-orang tak dikenal, dicekoki minuman beralkohol dan hendak dibawa mereka. Beruntung, dia pandai berkelahi sehingga bisa meloloskan diri. Lalu, dia ingat saat kembali bertemu dengan Jane yang membantunya juga berbaik hati menampung dirumahnya, hanya sampai di sana dia tak mengingat apapun lagi. 

"Bajingan! biadab!"

Terdengar suara isak tangis yang terdengar amat menyesakan. Ed, menoleh dan mendapati Jane yang menangis tersedu-sedu dipojok jendela dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Dia begitu berantakan, sungguh membuat hati tersayat melihatnya. 

"Apa yang terjadi?" Ed bertanya-tanya dengan kebingungan teramat sangat. 

Kemudian dia menyadari dirinya yang tak mengenakan apapun ditubuhnya, lalu puing-puing ingatan semalam mulai bermunculan. Jane yang dipaksa dan tindakan kejinya pada Jane. Ed membeku dengan perasaan bersalah yang tak bisa dia jelaskan. Matanya membelalak menatap Jane di sana, karenanya dia seperti itu. 

Ed bergegas mengenakan pakaiannya, lalu mendekati Jane, dia menunduk dengan berkali-kali berucap maaf. Tapi apa daya rasa hancur telah menyelimuti diri Jane. Kebaikannya dibalas dengan hal menjijikan seperti ini. 

"Aku benar-benar minta maaf. Aku tak bermaksud-"

Plak!! 

Belum selesai dengan kalimatnya Ed diberi tamparan kuat oleh Jane. Tangan kecilnya yang bergetar karena ketakutan, apa yang harus dia lakukan untuk menebus dosanya itu. 

Kalimat maafnya tak akan mengubah apapun, Ed tak bermaksud melakukan hal itu. Tapi, orang-orang itu yang memberikan minuman aneh padanya membuat kekacauan ini. Tidak, bukan malah menyalahkan minuman harusnya dirinya lah masalah yang tak mampu menahan diri. 

Ed membawakan pakaian Jane meletakkan nya di sebelahnya. Jane bahkan memberikan tatapan waspada, jelas sekarang dia masih takut dengannya. 

"Jane ku mohon pakailah dulu-"

Jane menatapnya tajam dengan air mata yang memenuhi pelupuk matanya. Ed, tak bisa melihatnya seperti itu. 

Dengan hati-hati dia berkata "Aku akan bertanggung jawab"

Jane mengusap air matanya, menatap jijik ke arah Ed "Huh? tidak. Pergilah dari sini" Suaranya begitu lirih, jemarinya menggenggam erat kain selimut yang menutupinya. 

"Kesalahan itu harus ku pertanggung jawabkan Jane" tukas nya. 

Tatapannya menjadi sendu dengan senyum getir, sejenak kemudian Jane menangis histeris lalu berkata "Untuk apa? agar kau dengan mudah menghancurkan ku lagi? Kau memiliki dendam dengan ku? Pergilah Ed, jangan berpura-pura seakan kau peduli sekarang. Dirimu yang seperti binatang kemudian menghancurkan ku"  entahlah sekarang kepalanya terasa kacau. 

"Benar aku memang binatang disini!! mungkin lebih hina. Segala ucapanku di matamu akan selalu salah karena kau takut setelah kejadian semalam. Hal yang sama-sama tidak kita kehendaki, biarkan aku memperbaiki diri dengan mu, maka dari itu tolonglah jangan menolak  pengampunan ku"

Jane mulai tenang, setelah bergulat dengan ketakutan, air mata yang mulai berhenti menetes dan wajah datarnya. Walaupun tak menutup kemungkinan membenci kebaikannya semalam, dengan menahan kuat agar tak menangis lagi, dia menjawab"Jika hanya rasa bersalah, maka itu tak perlu, kau bisa merenungkan kesalahanmu tanpa melibatkan ku. Dan aku tak akan pernah mau terlibat dengan mu lagi terlebih menghabiskan setiap detik bersama pria seperti mu!!"

Ed menyesali tindakannya yang tak terkontrol meski Jane berkata demikian dia tak bisa melepasnya. Beruntung mereka Sama-sama singel dan tak berpengalaman. Namun, itu menjadi trauma terbesar Jane karena mungkin dia amat kasar. Ed menolak memenuhi keinginan Jane. Ed dengan tegas berkata  "Melepas Mu akan memperlihatkan betapa bajingan nya aku-"

Jane menggeleng, menatap penuh harap padanya "Tidak, selama kita memiliki kesepakatan"

Ed menyibak kasar rambutnya, jemarinya mengepal kuat. "Itu tidak akan terjadi, apa kau gila setelah semalam kau ingin melupakannya. Aku tidak bisa, aku amat bersalah padamu!!"

"Ya, kau hanya perlu setuju. Lalu kita tak perlu bertemu lagi, perlahan semuanya akan terlupakan" Tegas Jane dengan air mata kembali menetes. 

Ed menunduk, lalu memeluk Jane pelan. Walaupun Jane berontak itu tak membuat dia melepaskan nya "Aku tau kau marah maka pikirkan dulu, ini bergantung hidupmu. Seumur hidup kau akan hancur dengan kejadian ini, seakan-akan tak pernah terjadi apapun diantara kita. Aku akan berusaha membuatmu nyaman, setidaknya biarkan aku memperbaiki kesalahanku-"

Cek lek!! 

"Jane, rupanya urusan di sana tak memakan waktu lama dan ya kita bisa melakukan rencana kita sebelumnya. Mengunjungi makam Ayah. Lalu mama membawa makanan kesukaanmu-"

Jane dan Ed menoleh kearah pintu bersamaan. Terkejut bukan main. Disini Jane lebih mengharapkan Ibunya lebih lama diluar kota, semuanya menjadi kacau. 

Dahi nyonya Sarah mengkerut, semua barang bawaannya terjatuh, dengan cepat dia menyimpulkan situasi ini "Apa-apaan ini Jane-" Pekiknya lantang 

"Kau bermain seperti wanita tak terpelajar!!" Amarahnya menggebu, kemudian nyonya Sarah limbung dia menyender didekat tembok. 

Jane mendorong Ed "Mama bukan seperti itu-" Jane tersengal-sengal dengan tangis yang kian pecah. 

Dia menggeleng tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang "Oh, kau akan berdalih apa dengan bukti yang jelas dan kau beraninya kau!!" Nyonya Sarah menatap tajam pria yang berada disebelah Jane, dia menganggap pria itu kekasih putrinya sampai melakukan hal-hal yang tak seharusnya mereka lakukan, terlebih putrinya hanya terbalut selimut semakin menghancurkan hatinya. Raut kekecewaan terlihat jelas di wajahnya anak yang dia percaya tega melukai hatinya. Nyonya Sarah mengigit bibirnya kuat, berusaha keras agar tak meneteskan air matanya. 

"Dengarkan dulu mama, dia-" Jane menunjuk Ed dengan air mata berderai deras. 

Ed tidak bisa terus berdiam diri hanya melihat permasalahan yang terjadi karenanya, dia berdiri dengan menunduk "maafkan saya tante, disini Jane tak bersalah tapi saya. Maka dari itu hukum lah saya dan saya akan mempertanggung jawabkan tindakan saya"

Nyonya Sarah terkekeh, sekarang dia berkata bertanggung jawab setelah melakukan itu di rumah nya. Dia mengepal kuat jemarinya berusaha menahan diri agar tak mengamuk, dia bergulat dengan pikirannya, sebenarnya dimana letak kesalahannya sampai-sampai putrinya menjadi liar, apakah perhatian dan cinta yang diberikannya selama ini? Tapi kemarahan dan rasa gagal pemenangnya. 

Dengan kemarahan Nyonya Sarah menyeret putrinya keluar rumah dengan hanya menggunakan selimut ditubuhnya. Sekarang dia akan bebas bersama pria itu, tak ada norma-norma yang perlu di perhatikan lagi, tak ada omelan yang perlu didengarkan darinya toh sekarang putrinya memperlihatkan betapa tak bermoral nya dirinya dan betapa gagalnya dia menjadi seorang Ibu untuknya.

"Mama maafkan aku, dengarkan dulu mama-" hanya kalimat itu yang Jane lontarkan berkali-kali, sembari menatap mamanya berharap akan mendengarkan nya, tapi sekeras apapun dia berusaha Ibunya tak mendengar keluhannya. 

Ed menghentikan tindakan itu, dia tau disini dia bersalah tapi tanpa mendengar penjelasan itu juga tindakan keliru. 

Ed dan nyonya Sarah saling menatap tajam. Kemudian tanpa mendengar pembelaan dari mereka lagi, nyonya Sarah mengusir putrinya dan pria itu. Ya, Ed tetangganya dulu yang tak dia sadari. Bahkan, dia tak memberikan waktu Jane untuk berganti pakaian lebih dulu. 

Jane terus mengetuk pintu, berharap Ibunya akan mendengarkannya.  

Setelah mengusir putrinya, nyonya Sarah menangis sejadinya di kamarnya. Dia tak tega, tapi tidak bisa menerima tingkah putrinya itu. 

"Hentikan tanganmu akan terluka" Ed  menggenggam lengan Jane kuat. Jane berusaha menepis tapi tidak bisa dia lakukan, Ed menatapnya dengan lekat berhasil membuat Jane terdiam dengan ketakutan kian memuncak. 

"Tidak, jangan melihat diriku seperti predator" lirih Ed, oh rasanya begitu hancur melihat wanita didepannya terluka sebegitu hebat karenanya. 

"Lantas? Bukankah kau sudah puas?!" 

"Kau sudah berhasil, selamat Ed dan terimakasih dengan begitu hidup ku dan kepercayaan mama telah hancur sehancurnya- Oh, bagaimana ini Papa-" Jane menangis terduduk di depan pintu dengan memeluk dirinya. 

Ed mendekap Jane dengan kuat, membelai rambutnya dengan berbisik maaf yang dia tau tak akan pernah termaafkan. Lalu karena lelah Jane terkulai lemah dalam pelukannya. 

Terpopuler

Comments

Liam

Liam

syedihh/Cry/

2023-10-14

0

Alfan

Alfan

semangat terus kak udah aku kasih satu tontonan iklan

2023-10-06

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 66 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!