Siang ini Jia memutuskan pergi ke kantor suaminya. Wanita itu telah mendapatkan izin dari sang daddy. Kini dia telah sampai di perusahaan. Turun dari mobil Jia lekas masuk ke dalam.
Dia merasa tak nyaman dengan tatapan para karyawan yang melihat dirinya. Meski begitu dia menepisnya dan tetap berjalan menuju ke lift.
"Nyonya Jia? " sapa Caleb, asisten dari Bryan.
"Mas Bryan nya ada, Caleb? " tanya Jia.
"Beliau tengah ke luar nyonya. " jawab Caleb dengan sopan. Jia mengerutkan kening, dia kembali menatap curiga kearah asisten dari suaminya itu. Caleb sendiri tetap tersenyum.
"Apakah masih lama? " tanya Jia lagi yang di angguki Caleb. Wanita hamil itu pun memilih pulang, mengingat sang suami tak ada di ruangannya.
Wanita hamil itu telah kembali ke dalam mobilnya. Sopir melajukan roda empatnya dengan kecepatan sedang. Jia sendiri berusaha menghubungi sang suami.
Jia sendiri memilih pulang ke mansion mertuanya. Dia tak mungkin menaruh benci pada mami dan papi. Tiba di sana Jia lekas turun sari mobil dan bergegas masuk ke dalam.
Mami Retha menyambut kedatangan nya. Wanita paruh baya itu memapah sang menantu hingga ke ruang tamu.
"Sayang kamu ke sini sama siapa nak? " tanya Mami Retha.
"Sama sopir mam, tadi aku ke kantor mas Bryan namun dia lagi ke luar. " ungkap Jia.
"Ya sudah di sini saja dulu sama mami nak. Apa kamu masih marah dan kecewa perihal masa lalu mami dan orang tua kandungmu? " tanya Mami Retha.
Jia mendadak diam setelah mendapati pertanyaan dari sang mertua. Wanita hamil itu mengusap perut buncitnya kemudian kembali menatap sang mertua.
"Aku hanya perlu waktu mami. Tapi aku tak membenci atas apa yang terjadi di antara mami dengan orang tua kandungku. " ungkap Jia.
Mami Retha sedikit lega setelah mendengar penuturan menantunya. Wanita paruh baya itu hanya tak ingin karena perbuatan dirinya di masa lalu membuat hubungan Jia dengan Bryan renggang.
Setelah satu jam di sana, Jia pun pamit pulang. Wanita cantik itu meninggalkan kediaman mertuanya. Tanpa dia sadari ada mobil hitam yang terus mengikutinya sejak tadi.
Suara tabrakan mobil dari belakang memecah keheningan siang itu. raut wajah Jia tampak panik dan ketakutan.
"Astaga. " Jia tentu saja terkejut, dia lekas memutar kepalanya ke belakang dan melihat sebuah mobil hitam mengikutinya.
"Pak, fokus saja pada di depan. " pintanya pada sang sopir.
Jia reflek menyentuh perut buncitnya. Terjadi kejar kejaran antara mobil hitam tersebut dengan mobil Jia.
Lagi lagi terdengar suara dentuman dengan keras. Sopir semakin panik dan mengebut, hingga membuat remnya blong dan menabrak.
Bruak
Jia terbentur pada jok mobil sambil menyentuh perutnya yang kesakitan.
"Awh perutku. " gumam Jia.
Wanita itu terus meringis kesakitan. Dia berusaha meminta tolong, namun rasa sakit itu terus menjalar. Bruk wanita cantik itu tak sadarkan diri.
Banyak kerumunan orang yang melihat kejadian tersebut. Setelah ambulan datang, Jia lekas di bawa ke rumah sakit begitu juga dengan sopirnya.
Skip
Dokter langsung menangani keadaan Jia yang cukup parah. Beberapa saat berlalu, Mami Retha dan suaminya datang ke rumah sakit. Keduanya tampak panik dengan keadaan sang menantu.
"Ya Tuhan, sebenarnya apa yang terjadi dengan Jia? "
Tak lama Daddy Alan dan keluarganya datang. Pria paruh bata itu menatap tajam besannya dengan tatapan benci.
"Bagaimana bisa putriku kecelakaan hah, katakan? " pekik Daddy Alan emosi.
"Alan, kami juga tak tahu. " jawab Tuan Dika.
Daddy Alan tampak emosi sekaligus khawatir dengan keadaan anak dan calon cucunya. Tuan Dika sendiri segera menghubungi Bryan namun nomornya tak bisa di hubungi.
Dokter menghampiri mereka dan menjelaskan keadaan Jia saat ini. Tuan Alan tentu saja tampak terpukul dan sedih akan kenyataan pahit yang dia terima.
"Jadi calon cucuku tak selamat dan Jia sendiri dalam keadaan koma? " tanya Daddy memastikan.
"Iya tuan, benturan pada perut nyonya Jia begitu keras. "
Setelah menjelaskan, dokter langsung pamit. Daddy Alan menyalahkan keluarga Smith yang gagal menjaga Jia dan kandungan nya.
"Di mana pria sialan itu, bagaimana bisa dia tak datang saat istrinya mengalami kecelakaan dan di nyatakan koma. " geram Tuan Alan pada sosok menantunya.
Semua orang tampak terdiam melihat kemarahan dari Tuan Alan. Beberapa menit berlalu Bryan datang dengan nafas tersengal. Pria itu menanyakan keadaan istri dan calon anaknya.
Bug Tuan Alan melayangkan tinjuannya ke wajah sang menantu. Bryan tentu saja terkejut, Tuan dika berusaha menenangkan besannya.
"Nak, calon bayi kalian tak selamat dan Jia saat ini tengah koma. " sahut nyonya Retha pada putranya.
Deg
Bryan tentu saja terkejut. Hatinya begitu hancur mendengar kenyataan pahit ini. Pria itu berniat menemui sang istri namun tuan Alan melarangnya. Dia dan istrinya segera pergi ke ruangan sang anak.
Tubuhnya langsung lemas ke lantai. Bryan langsung menangisi apa yang terjadi pada istrinya. Mami Retha langsung memeluk sang anak.
"Mom, aku kembali gagal melindungi Jia hingga kami kehilangan calon anak kami. " gumam Bryan menyesal.
"Sabar ya nak, mami juga menyesal. Seharusnya mami menahan Jia lebih lama pasti kejadian ini tak terjadi. " gumam mami Retha. Kedua paruh baya itu berusaha menenangkan sang anak.
Sementara di dalam ruangan, Daddy Alan menangisi keadaan putrinya. Pria paruh baya itu mencoba mengajak bicara sang anak. Dia merutuki kebodohannya, tak seharusnya membiarkan Jia ke luar sendiri.
"Maafin Daddy nak, Daddy gagal melindungi kamu dan calon bayi kamu. Daddy harap kamu bisa menerima kenyataan pahit ini setelah sadar nanti. " gumam Daddy Alan.
Mami Agatha menangis tersedu sedu menyaksikan putri sambungan dalam keadaan koma. Wanita paruh baya itu mengusap punggung sang suami. Saat ini mereka hanya bisa berharap Jia akan segera sadar sari komanya.
Daddy Alan terus mengenggam tangan putrinya dengan erat. Hatinya begitu hancur melihat putri kesayangannya dalam keadaan koma.
"Mami di sini saja. Jangan biarkan siapapun masuk ke dalam terutama Bryan dan keluarganya. " tegas Daddy Alan.
"Tapi Dad? " protes Mami Agatha.
"Jangan membantahku mom. " sahutnya dengan tatapan datarnya. Daddy menghapus air matanya kemudian bangkit dan ke luar.
Setelah kepergian suaminya, Mami kembali fokus pada Jia. Rigel datang bersama Zoya, keduanya masuk ke dalam dan menjenguk sang kakak.
"Apa yang terjadi dengan kak Jia mom? " tanya Rigel.
Mami Agatha menjelaskan apa yang di alami Jia pada Rigel. Rigel tentu saja sedih, dia menatap lurus wajah pucat kakaknya. Zoya sendiri hanya diam saja, memperhatikan interaksi Rigel dengan ibunya. Gadis itu mendekati Jia dan mengajaknya bicara.
"Halo kak, aku Zoya. Semoga kak Jia segera sadar ya dan lekas pulih. Apa yang terjadi pada kakak saat ini adalah ujian dari Tuhan! "
Tak ada tanda tanda Jia merespon. Wanita itu masih betah memejamkan matanya. Rigel dan mami tampak sedih melihat keadaan Jia saat ini. Mereka semua hanya bisa berharap Jia segera sadar dan lekas sembuh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT
aduh kasian Jia kehilangan anak nya
2023-10-18
0
Author_Ay
ramaikan ya guys dan tinggalkan komen dan jempol kalian
2023-10-05
0
Miss Apple 🍎
lanjut, kasihan Jia 🥺🥺
2023-10-03
1