Sorenya Bryan baru saja bermain catur dengan sang mertua. Kini dia menemui istrinya di taman belakang. Dia menciumi wanitanya sambil mengusap perut Jia.
"Gimana mas, apa daddy tanya sesuatu yang aneh sama kamu? " tanya Jia.
Bryan hanya tersenyum menanggapi pertanyaan sang istri. Pria itu pun menjawil hidung wanitanya kemudian menggeleng.
"Ya Daddy Al sedikit mengajakku berkenalan dengan caranya sendiri. Aku sudah berjanji akan menbuktikan bahwa pria yang pantas bersamamu hanyalah aku. " ungkapnya.
Jia memang mengkhawatirkan jika suami dan daddy nya kembali bertengkar. Namun apa yang dia takutkan ternyata tak terjadi. Wanita hamil itu menghembuskan nafas berat, berusaha menenangkan dirinya. Wanita cantik itu menyentuh tangan suaminya.
"Aku percaya sama kamu mas. Kamu pasti bisa menjalani ujian dari daddy Al. " ucap Jia dengan senyuman manisnya.
"Iya sayang. Jujur setiap kali menatap daddy Al, sekujur tubuhku berkeringat dingin. Aku merasa daddy Al seperti algojo yang siap menghukumku jika aku melakukan kesalahan. " ceplosnya. Jia tertawa mendengar pengakuan sang suami.
Wanita hamil itu sempat memegangi perutnya. Dia kembali menabok lengan sang suami. Jia hanya tak ingin Bryan mendapatkan masalah nantinya.
"Bagaimana kasus Hanna yang menuduh kamu sebagai ayah dari janinnya? "
"Hanna masih dalam pengejaran asistenku. Kamu tak perlu memikirkannya sayang, hal ini biar jadi urusanku. " ungkap Bryan.
Jia menghembuskan nafas pelan. Dia mengaku atas ketidak nyamanan dirinya atas kembalinya Hanna. Bryan paham dengan apa yang di rasakan istrinya saat ini. Pria itu memilih membahas hal lain, terutama mengenai nama untuk calon buah hati mereka.
"Sepertinya anak kita laki laki. " tebak Bryan.
"Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu mas Bryan? " tanya Jia.
"Hanya feeling seorang calon
ayah. " balasnya sambil tersenyum tipis. Jia menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.
Ehem
Keduanya menoleh, mendapati seoranh pemuda berjalan keatas mereka bersama mami. Keduanya turut duduk di kursi, mami agatha mengenalkan Rigel pada Jia dan Bryan.
"Jadi dia kakak aku, Mam? " tanya Rigel.
"Iya namanya Jia, tak lama lagi kamu punya keponakan dari Jia dan
Bryan. " ungkap Mami.
Jia langsung menyapa adik laki lakinya itu. Rigel sendiri menjawabnya cuek, fokus pemuda itu tertuju pada perut buncit kakaknya.
Mami langsung menjewer telinga sang anak laki lakinya. Jia tertawa melihat kelakuan ibu dan adiknya tersebut.
"Mami ish, image coolku langsung hilang. " protes Rigel.
"Sok Cool, pacar aja kamu enggak punya. Palingan juga kamu mau tebar pesona bukan. " cibir Mami Agatha pada sang anak.
Rigel mengatupkan bibirnya rapat. Pemuda itu selalu kalah saat berdebat dengan mami tercintanya. Bryan langsung bangkit, mengajak adik iparnya main games. Rigel tentu saja setuju dan langsung mengekori sang kakak ipar.
Setelah kepergian Rigel dan Bryan, mami kembali mengobrol dengan Jia.
"Mami, apa Rigel malu mengakui aku sebagai kakaknya? " tanya Jia lirih.
"Tentu saja tidak sayang, dia hanya sedikit gengsi dan tak banyak bicara selama ini. " ungkap Mami Agatha yang membicarakan putranya.
Jia menghembuskan nafas panjang, dia mengangguk. Wanita hamil itu berharap adiknya mau menganggapnya sebagai saudara meski mereka tidak lahir di rahim yang sama.
Tepat pukul setengah delapan malam. Mereka semua berkumpul di meja makan. Mami Agatha tampak bahagia, suasana kali ini sangat berbeda dari biasanya. Wanita paruh baya itu begitu menjaga kesehatan Jia dan calon cucu dalam perut sang anak.
"Habiskan juga susunya sayang. " ucap Mami yang di angguki Jia.
beberapa menit berlalu, Jia pamit duluan pergi ke kamarnya. Daddy Alan sendiri mengajak anak dan menantunya mengobrol di ruang tamu.
Daddy Alan menatap datar kearah menantunya dengan tatapan dingin. Bryan sendiri merasa jengah melihat tatapan sang mertua padanya.
"Ada apa Dad, bicaralah. " ujar Bryan dengan santai.
"Seperti yang aku bilang sebelumnya. Jika ingin aku memberikan restu untukmu, selesaikan urusanmu dengan putri dari keluarga Leonardo. " tegas Daddy.
"Aku tak ingin wanita hina itu sampai menyentuh putriku, lalu menyakitinya meski hanya seujung kuku. "
Bryan sendiri berusaha menjelaskan mengenai dirinya yang tak berhubungan dengan Hanna. Pria itu tentu saja tak akan membiarkan siapapun termasuk mertuanya memisahkan dirinya dari Jia.
"Berilah kesempatan kak Bryan,
Dad. " ujar Riger membuka suaranya.
Bryan sendiri tak lagi mengeluarkan suaranya. Pria itu berusaha menekan amarahnya menghadapi mertuanya yang keras kepala. Setelah tak ada yang di bicarakan, dia memilih pergi begitu saja.
"Dasar menantu tak sopan. " gerutu Daddy Alan.
Rigel hanya bisa mendengus pelan. Enggan mendebat sang daddy saat ini. Keduanya lekas bangkit dan pergi ke kamar masing masing.
Bryan segera merebahkan dirinya di samping istrinya. Jia mengusap kepala sang suami, dia begitu penasaran dengan pembicaraan daddy dan suaminya.
"Sebaiknya kita langsung istirahat saja sayang. " ujar Bryan. Jia hanya mengangguk, dia lekas berbaring dan memejamkan mata.
Hari berikutnya
Pasangan suami istri itu telah rapi. Keduanya lekas turun ke bawah dan pergi ke meja makan. Sarapan kali ini terasa lebih ramai. Jia pun memperhatikan suami dan daddy nya secara bergantian.
Lima belas menit berlalu, Jia lekas bangkit dan mengantarkan suaminya hingga ke depan.
"Sayang, nanti aku akan menjemputmu dan kita pulang. " ucap Bryan.
"Jia tetap di sini. " sahut Daddy Alan dengan nada datarnya.
"Dad ayolah, aku tak ingin ada pertengkaran di pagi ini. " sahut Jia. Wanita hamil itu malas berdebat, diapun mencium suaminya lally melambaikan tangan. Bryan melajukan roda empatnya meninggalkan kediaman Davidson.
Daddy Alan menghembuskan nafas berat, melirik datar kearah putri kesayangannya.
"Dia bisa besar kepala jika kau terus membelanya nak. " ujar Daddy.
"Tapi dia suamiku Dad, wajar aku bela suamiku bukan suami orang. " balas Jia. Daddy Alan memilih mengalah dan mengajak sang anak ke dalam.
Kini Jia duduk sendirian di ruang tamu. Wanita itu menyentuh album foto mendiang sang mommy. Rindu, dia memang sangat merindukan mommy nya yang telah tiada. Pelayan datang menyerahkan ponselnya yang berdering, Jia langsung menerimanya.
"Halo. "
"Jia, apa kau tak kasihan dengan kakak kamu Hanna? " pekik Nyonya Leonardo pada anak angkatnya.
Jia memilih mematikan sambungan. Dia lagi malas mendengar bentakan dari sang mami angkat. Wanita itu mengembalikan ponselnya di atas meja. Jia meraih majalah kemudian membukanya lembar demi lembar. Wanita hamil itu tak peduli dengan keluarga Leonardo yang semakin membenci dirinya.
"Bukankah selama ini aku selalu salah di mata mami dan papi. Hanya kak Hanna yang selalu mereka manja dan banggakan. "
"Aku harap kelak, menjadi ibu yang adil dan bijak untuk anak anakku! "
Jia menepis pelan pemikirannya. Dia memilih tak ambil pusing dan melanjutkan membuka majalahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
👏zhendiel🏚️ ²²¹º
hadeeehh jia, block aja no klrga angkat mu itu.. bahagia lah bersama suami n klrga kandung mu.. abaikan yg bikin sakit hati kamu
2023-11-18
0
sefti bella
lanjut thor .baru mampir ni semoga suka sama cerita. nya
2023-10-02
1
Miss Apple 🍎
seru lanjut thor
2023-10-02
0