Lagi dan lagi Bryan tak mampu bertemu dengan istrinya yang terbaring koma di dalam ruangan rawatnya. Pria itu telah melakukan segala cara untuk bisa menemui istri tercintanya.
Malam itu Bryan hanya bisa menunggu. Dia berharap ada kesempatan untuk bisa menemui istrinya yang terbaring koma.
"Maafkan aku sayang, maaf gagal melindungi kamu hingga kita kehilangan dia? " sesal Bryan.
Sesak menghampiri dadanya setiap kali mengingat kejadian yang menimpa istrinya. Papi Dika menepuk pundak sang anak, membujuknya untuk pulang.
Awalnya Bryan tak mau namun lambat laun dia pasrah. Keduanya lekas meninggalkan rumah sakit dengan perasaan hampanya.
Skip
Mansion
Bryan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia hanya berdiam diri di dalam sana sambil termenung. Pertengkarannya dengan sang mertua kembali membuatnya terngiang.
Keesokan harinya, Bryan telah rapi. Seperti biasa dia akan pergi ke rumah sakit namun sebelum itu Bryan sarapan terlebih dahulu.
"Nak, apa kau yakin ingin ke rumah sakit sementara mertuamu tak mengizinkan kamu menemui Jia? " tanya mami.
"Yakin mom. Jia adalah istriku, tak ada seorangpun yang berhak melarangku menemuinya. " tegas Bryan.
Setelah lima belas menit, Bryan lkas bangkit dan berpamitan pada orang tuanya. Nyonya Retha menatap punggung putranya dengan sendu. Dia tak bisa berbuat apapun untuk sang anak.
Butuh lima belas menit untuk sampai di rumah sakit. Bryan segera menuju ke ruangan sang istri. Tiba di sana dia tampak di hadang oleh bodyguard suruhan mertuanya.
"Fvck. " umpatnya.
Tanpa basa basi, Bryan lekas menghajar keduanya. Setelah itu dia langsung menerobos masuk dan mengunci pintunya dari dalam.
deg hatinya seperti di tusuk jarum,, melihat istrinya berbaring tak berdaya di atas ranjang pasien.Bryan berjalan pelan menghampiri wanitanya.
cup Pria tampan itu mencium istrinya, lalu fokusnya tertuju pada perut wanitanya yang kembali rata. Hal itu tentu saja membuat rasa nyeri kembali terasa dalam dadanya.
"Sayang maafin aku. Cepatlah bangun dan hukum aku. " bisik Bryan dengan lirih. Pria itu terus meminta maaf pada istrinya yang masih memejamkan mata.
"Aku harap kamu mendengar apa yang aku ucapkan saat ini. "
Suara gedoran pintu sedikit mengusik Bryan. Dia sangat tahu jika mertuanya pasti akan marah besar atas sikap nekatnya saat ini.
Setelah cukup lama Bryan pun langsung membuka pintunya kemudian ke luar. Dia sama sekali tak takut dengan sorot penuh kemarahan dari mertuanya.
"Berani beraninya kamu? "
"Jia istri sah saya dad, tak ada yang salah saat saya berusaha menemui istri saya. " balas Bryan dengan tatapan datarnya.
"Jika Jia memang putri daddy, kemana saja selama belasan tahun ini daddy. Kenapa baru sekarang Daddy menemuinya setelah banyak hal yang terjadi di kehidupan Jia saat dia masih tinggal di kediaman Leonardo? "
Daddy Alan kembali bungkam. Dia tak berkutik dengan ucapan menantunya yang begitu telak. Bryan berdecak pelan kemudian tersenyum tipis melihat keterdiaman mertuanya.
"Sebaiknya Daddy pulang, aku yang akan menjaga Jia. Meski kami telah kehilangan pengikat hati, Jia tetaplah istri dan tanggung jawabku. " ungkapnya penuh ketegasan.
Bryan kembali ke dalam ruangan istrinya. Pria tampan itu mengenggam tangan sang istri sambil meminta maaf. Jia kini dalam keadaan yang sama, masih betah memejamkan mata.
"Segeralah sadar sayang, jangan hukum aku seperti ini. " gumam Bryan.
Dering ponsel menyita perhatiannya. Bryan lekas bangkit, segera ke luar dari ruangan istrinya.
"Pelakunya sudah di tangkap tuan, ternyata suruhan nona Hanna. " ujar Wira panjang lebar.
"Cepat temukan Hanna. " pinta Bryan dengam amarah tertahan.
Bryan pun mengakhiri sambungan nya, dia memilih kembali ke dalam ruangan. Dia berkali kali mengumpat, kebenciannya pada Hanna semakin tinggi. Fokusnya kembali tertuju pada istri tercintanya.
Pria tampan itu duduk di kursi sambil menatap sendu istrinya. Dia terus mencurahkan isi hatinya pada Jia. Bryan tak henti hentinya menciumi telapak tangan sang istri.
"Sampai kapan kamu akan tertidur terus sayang. Aku bersumpah akan membalaskan kesakitan ini pada Hanna. " geram Bryan dengan sorot mata berkilat marah.
"Kamu di sini saja ya, aku harus mengurus pemakaman calon anak kita. "
Bryan kembali bangkit, dia lekas beranjak setelah mencium kening wanitanya.
Skip
Seusai pemakaman selesai, Bryan menabur bunga di atasnya. Kedua matanya tampak berkaca kaca di makam mendiang calon anaknya.
"Daddy gagal melindungi kamu nak, kamu belum sempat lahir kedunia. " sesal Bryan.
"Rasanya daddy tak memiliki semangat, mommy kamu tak kunjung membuka kedua matanya. "
Beberapa menit berada di sana, Bryan beranjak pergi meninggalkan pemakaman. Pria tampan itu melajukan roda empatnya, berusaha menenangkan diri lebih dulu. Seakan tak ada gairah dalam dirinya, bagian dari dirinya telah tiada sementara sang istri enggan membuka mata.
Saat ini dia berdiam diri di taman. Bryan merasakan iri dengan orang lain yang tampak bahagia bersama keluarga kecilnya. Dia merasa telah gagal menjadi suami dan calon ayah untuk calon anaknya yang telah tiada.
Diapun hanya diam tanpa berkata kata apapun. Bryan menatap sendu sekitarnya. Pria itu membuang nafas berat, berusaha menahan air matanya.
Drt
drt
Bryan mengeluarkan ponselnya. Dia langsung menjawab telepon dari sang mertua.
"Jia sudah sadar dan saat ini
histeris. " ungkap Daddy Alan.
"Aku akan ke sana. " Bryan menyimpan ponselnya, melajukan roda empatnya dengan kencang.
Tiba di rumah sakit pria tampan itu berlari menuju ruangan istrinya. Bryan masuk ke dalam, mendapati istrinya yang tersadar dan histeris. Kedua mertuanya berusaha menenangkan Jia namun tampak kewalahan.
"Sayang. " panggil Bryan mendekati istrinya.
Jia menoleh, menangis sesegukan menatap sendu suaminya. Bryan langsung memeluk istrinya dengan erat.
"Relakan dia sayang. " bisik Bryan. Tangisan Jia pecah dalam pelukan sang suami.
"Aku gagal mempertahankan anak kita By. " gumam Jia menangis sesegukan.
"Relakan kepergian anak kita ya. Kita bisa memilikinya lagi kelak. " bujuk Bryan dengan perasaan campur aduk. Dia sama hancurnya seperti Jia namun perasaan Jia jauh lebih hancur dan rapuh saat ini.
Mami Agatha dan Daddy Alan turur menangis melihat Jia yang tampak rapuh saat ini. Bryan menciumi pucuk kepala istrinya penuh kelembutan. Jia terus menangis sambil meremas kemeja sang suami.
Pasangan paruh baya itu memilih ke luar. Bryan sendiri terus menenangkan sang istri, dia tak berhenti menciumi Jia dengan lembut. Tubuh Jia seketika lemas tak brtenaga, hanya terdengar suara tangisan saat ini.
"Maafin aku sayang. Kita sama sama gagal menjaga calon anak kita. " batin Bryan miris.
Namun dia berusaha tetap tegar menerima kenyataan pahit ini. Dia percaya jika di balik musibah ini akan ada pelangi setelahnya.
Beberapa saat berlalu, Jia mulai tenang. Wanita cantik itu bersandar di tubuh sang suami. Keheningan melanda pasangan suami istri itu saat ini.
"Rasanya sangat menyakitkan mas. " bisik Jia lirih.
"Sabar ya sayang, kamu pasti bisa melewati ini semua. " balas Bryan.
Jia pun hanya bisa menangis, meluapkan kesedihannya saat ini.Dia begitu terkejut dengan apa yang dia alami sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Author_Ay
ramaikan!!!
2023-10-06
1
Miss Apple 🍎
Hanna harus mendapatkan hukuman
2023-10-04
1
sefti bella
kapan si hanà itu bisa ke tangkap uda gedek sma kelakuan nya
2023-10-04
2