Di sisi lain, tepatnya di belahan negara lain. Seorang wanita tampak santai menikmati wine. Ya dia Hanna Lekha, kakak dari Jia.
"Bagaimana kabar adikku yang tak berguna itu ya? "
Hanna asyik meneguk wine sambil bersandar di kursi. Wanita itu sama sekali tak merasa bersalah atas kerusuhan yang terjadi akibat ulahnya.
Samar samar dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Wanita itu segera menurunkan gelasnya lalu menyambar ponselnya yang tergelatak.
"Halo Romi. " sapa Hanna.
"Nanti malam, aku tunggu di club seperti biasa Han. Ada pelanggan yang ingin menyewa kamu. " ujar Romi.
"Okey. " sahutnya dengan santai.
Kemewahan yang dia dapatkan saat ini, berkat hasil kerja kerasnya menjadi simpanan pria kaya. Dia sama sekali tak peduli dengan keluarganya.
Malam harinya, dengan mengenakan gaun seksi berwarna hitam dia pergi ke club. Dia menemui pelanggannya yang berada di ruangan Vip.
"Halo Tuan. " dengan beraninya Hanna duduk di pangkuan pria yang menjadi pelanggannya. Pria itu tampak menelan salivanya melihat tingkah agresif Hanna.
Pria itu bernama Ardani, seorang pengusaha muda. Dani langsung bangkit dan membawa Hanna menuju ke kamar yang tersedia. Setelah mengunci pintu, Dani melempar tubuh Hanna ke atas ranjang.
"Puaskan aku Hanna! "
"Tentu saja aku akan memuaskan Anda tuan. " ujar Hanna dengan nakal.
Malam itu Hanna melayani pelanggan pertamanya hingga menjelang pagi.
Keesokan harinya, dia terbangun. Tak mendapati sosok Dani di sebelahnya. Wanita itu mengambil sepucuk surat dan membacanya.
from Dani
Uang aku transfer ke rekening kamu Hanna.
Hanna menyeringai miring. Dia tentu saja sangat senang mendapatkan uang dan bisa berbelanja. Wanita itu segera memakai pakaiannya dengan cepat lalu ke luar, mengambil tasnya.
Pagi ini wanita itu pergi ke mall setelah mengganti pakaian di rumahnya. Dia sangat suka menghamburkan uang hanya untuk belanja dan mencari kesenangan.
Di sisi lain Jia telah mengganti nomor ponselnya. Wanita hamil itu enggan berhubungan dengan keluarga yang membesarkan dirinya. Selalu menjadi bahan perbandingan antara dirinya dan Hanna.
"Sebenarnya kak Hanna ke mana sih. Bisa bisanya dia kabur dan tak kunjung balik lagi. " omel Jia. Jia mengusap wajahnya perlahan, dia kembali menyantap nasi goreng buatan sang suami.
"Lumayan enak. " gumam Jia. Dia enggan memuji makanan yang di buat olehnya suami seksinya itu. Wanita hamil itu memiliki gengsi setinggi harapan orang tua.
Setelah menghabiskan nasi gorengnya, Jia lekas meneguk air putih. Wanita itu menatap sekitarnya yang terasa sepi. Bryan tak kunjung pulang, hingga membuatnya kesepian di mansion. Nina sendiri tengah belanja di toko saat ini.
Jia menghela nafas panjang, mengusap perut buncitnya dengan penuh kasih sayang. Dia meraih ponselnya lalu menjelajah kedunia maya. Wanita itu tampak terkejut mendapati suaminya menjadi trending topik di manapun.
"Ini, jadi mas Bryan lagi bersama wanita itu? " geram Jia.
"Mentang mentang aku belum cinta sama dia, dia enak enakkan sama wanita lain hingga trending. " Jia tak berhenti mengomel.
Beberapa menit berlalu Nina kembali, dia lekas membawa belanjaannya ke dapur. Setelah itu menemui sang majikan dan menemaninya.
"Nyonya kenapa, apa ada yang nyonya Jia pikirkan? " tanya Jia.
"Ini lihatlah Nin. " Jia menunjukkan apa yang ada di ponselnya pada Nina.
Nina tentu saja terkejut, dia lekas berusaha menenangkan Jia dan mengingatkannya. Jia mencebik kesal, tangannya kembali mengusap perut buncitnya.
Nina merasa lucu dengan ekspresi dari sang majikan. Gadis itu berusaha menahan tawanya.
"Apa nyonya cemburu melihat tuan Bryan bersama wanita lain? " goda Nina.
"Tentu saja tidak. " elak Jia.
Nina terus menggodanya. Jia tentu saja kesal dan bibirnya mencebik. Wanita hamil itu memilih diam, melirik tajam kearah Nina yang menghentikan tawanya.
Dia berusaha menghibur Jia dengan kata kata konyolnya. Jia membuang nafas berat, dia memilih tak ambil pusing mengenai sang suami.
Samar samar terdengar suara dering ponsel membuat perhatian Jia teralihkan. Dia meraih ponselnya lalu menekan tanda hijau.
"Halo mas Bryan ada apa? " tanya Jia.
"Nanti malam aku pulang telat Jia, jangan menungguku! "
"Cih pede, siapa juga yang mau menunggu kamu. " ketus Jia pada suaminya.
Terdengar suara kekehan yang membuat Jia semakin kesal. Meski begitu dia tak menolak saat suaminya mengajaknya bicara.
Beberapa menit berlalu sambungan terputus. Jia menaruh ponselnya, pikirannya saat ini tak karuan.
Hingga langit berubah gelap. Tak sesuai dengan ucapannya, Jia menunggu suaminya di ruang tamu. Malam ini tampak hujan deras, dia begitu khawatir dengan Bryan.
"Jangan jangan pria itu memang bersenang senang dengan wanita seksi di sana. " gerutu Jia.
Nina datang membawakan minuman hangat untuk sang majikan begitu juga jaket. Jia lekas memakai jaket yang di bawa oleh Nina.
"Nina, sebaiknya kamu istirahat aja duluan. Aku tahu pasti kamu capek seharian menemani aku dan
belanja. " ungkap Jia.
"Tapi Nyonya? "
"Pergilah istirahat, aku tak apa kok. " ujar Jia. Nina langsung pamit ke kamarnya dan kini Jia sendirian di ruang tamu.
Setelah kepergian Nina, Jia mencari posisi nyaman untuk dirinya bersandar di sofa. Pria yang dia tunggu tak kunjung datang membuat lambat laun Jia mengantuk dan menutup kedua matanya.
larut malam Bryan baru pulang. Setelah pria itu menutup pintunya, dia berjalan melewati ruang tamu.
drap
drap
Bryan mendengus pelan melihat sosok istrinya tertidur di sofa. Dia segera melepaskan kemejanya yang basah lalu menaruhnya di ranjang kotor. Pria itu lekas bangkit, membopong istrinya menuju ke kamar mereka. Dia merebahkan istrinya si atas ranjang, mengunci pintu kamar mereka.
Bryan lekas bersih bersih dan mengenakan celana panjang tanpa atasan. Dia lekas naik ke atas ranjang, memeluk istrinya dari samping.
Cup
"Selamat malam, sehat sehat dalam perut mommy kamu. " bisik Bryan di dekat perut sang istri. Fokusnya tertuju pada istrinya yang terlelap dalam tidurnya. Calon hot daddy itu mencium kening dan bibir istrinya dengan lembut. Bryan segera memejamkan kedua matanya dan terlelap.
Dini hari Jia terjaga dari tidurnya setekah mimpi buruk. Bryan ikut terbangun, lekas memeluk sang istri.
"Aku mimpi buruk. " gumam Jia dengan nafas tersengal.
"Mimpi hanyalah bunga tidur
sayang. " balas Bryan.
"Tapi aku takut mas. " balas Jia. Bryan berusaha menenangkan sang istri. Keduanya kembali berbaring di atas ranjang. Jia sendiri tidur membelakangi sang suami. Dia pun menikmati sentuhan di perutnya.
Beberapa menit berlalu setelah memastikan sang istri tenang, keduanya segera memejamkan mata dan tidur. Jia sempat menggenggam erat tangan sang suami. Bryan kembali membuka kedua matanya. Dia memperhatikan sang istri dalam diam.
"Tidurlah sayang, aku tak akan ke mana mana. Ingat kamu saat ini sedang hamil dan kamu perlu istirahat. " bisik Bryan dengan lembut.
Seperti terhipnotis, Jia tampak terlelap dalam tidurnya. Bryan bernafas lega, segera memejamkan kedua matanya. Dia perlu istirahat saat ini, tubuhnya terasa sangat lelah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Author_Ay
ramikan
2023-10-01
1
Miss Apple 🍎
seru
2023-09-26
1