Keesokan harinya, Zoya terbangun dengan mata pandanya. Dari semalam dia tak bisa tidur nyenyak memikirkan perihal perjodohan dirinya dengan Rigel. Gadis itu baru selesai mandi dan berpakaian. Dia segera turun ke bawah, berniat pergi ke meja makan. Namun Cleo mencegahnya, raut wajah kakaknya tampak tak bersahabat.
"Ada apa kak Cleo? " tanya Zoya.
"Kenapa semalam kamu diam saja saat papi menjodohkan kamu dengan Rigel? " protes Cleo dengan keras.
"Atau jangan jangan kamu sengaja karena diam diam suka dengan Rigel. dasar licik dan munafik. " maki Cleo.
Tangan Zoya terkepal kuat, raut wajahnya berubah datar. Gadis itu melayangkan tamparannya ke wajah sang kakak. Cleo tentu saja terkejut dengan keberanian Zoya barusan.
"Kau menamparku? "
"Kau memang kakakku tapi bukan berarti kamu bisa berlaku
seenaknya. " tegas Zoya sambil menunjuk wajah Cleo.
"Akan aku adukan ini pada papi. " ancamnya.
"Adukan saja, sekalian bicara kamu menginginkan Rigel. " Zoya berbalik, melangkah pergi menuruni tangga. Cleo sendiri mengumpat kesal.
Zoya telah berada di dalam mobilnya. Sopir mengantarkan gadis itu hingga ke kampus. Tak di pungkiri, raut wajahnya tampak bersedih setelah bertengkar dengan sang kakak.
Selama ini dia banyak diam, tak pernah mengadu pada papinya. Terdengar suara helaan nafas panjang ke luar dari bibir Zoya.
Skip
Kampus
Zoya membenarkan letak kaca matanya, melanjutkan langkahnya hingga ke kelas. Di sana dia langsung duduk di kursi dengan wajah murungnya. Selain pendiam, Zoya juga tak memiliki teman. Dia merasa semuanya hanya menilai dari penampilan.
"Bukankah aku sudah terbiasa dengan sepi dan sunyi? " gumam Zoya pelan.
Tiba tiba suasana kelas menjadi riuh. Suara langlah kaki mendekat kearah Zoya. Semua gadis di dalam kelas terpesona akan ketampanan dsri Rigel Davidson.
Zoya mendongakkan kepalanya. Raut wajahnya berubah datar melihat kedatangan lelaki yang dia hindari.
"Ayo ikut aku. " pinta Rigel dengan nada ala bosnya.
Zoya hanya diam, enggan menanggapi permintaan Rigel. Rigel berdecak pelan, harga dirinya merasa tercoreng melihat penolakan dari Zoya.
Tanpa aba aba Rigel langsung membopongnya begitu saja lalu mengambil tas Zoya. Semua orang tampak terkejut dengan aksi Rigel barusan. Kini keduanya menjadi bahan gosip di kampus. Gadis itu meminta di turunkan namun di hiraukan Rigel.
Tiba di parkiran, Rigel mendorongnya masuk ke dalam mobil. Dia tak memberi kesempatan Zoya bicara. Pemuda itu melajukan roda empatnya dengan kencang meninggalkan area kampus.
"Kau gila hah. Aku masih ada jam pelajaran. " pekik Zoya.
"Aku sudah mengurusnya, kau tenang saja! "
Zoya berdecak pelan. Gadis itu kembali bungkam, memilih menatap jalanan dari balik kaca pintu. Rigel sesekali meliriknya kemudian fokus ke depan.
Ternyata pria itu mengajaknya ke toko buku. Sampai di sana, keduanya segera turun dan masuk ke dalam toko.
"Pilihlah buku yang kau suka. " ujar Rigel dengan wajah pongahnya.
Zoya masih tetap mengatupkan bibirnya rapat. Kini gadis itu sibuk mencari buku kesukaannya. Fokusnya tertuju pada satu buku yang membuatnya tertarik.
Mirabelle story, Life Goes on. Zoya terus fokus pada buku yang dia pegang saat ini. Merasa tertarik gadis itu memilih buku tersebut dan mencari lainnya.
Setelah merasa cukup, Rigel lekas membayar buku buku tersebut. Setelah selesai keduanya segera ke luar dan kembali ke mobil.
Brum
Rigel melajukan roda empatnya menuju ke taman bunga yang ada di pusat kota. Tiba di sana keduanya berkeliling, tak pelak Rigel berusaha mengajak Zoya bicara.
"Aku seperti berbicara dengan patung saja. " sindir lelaki itu.
Zoya menatap sengit lelaki di sebelahnya saat ini. Dia pun nerjalan lebih dulu meninggalkan Rigel di belakang. Rigel menatapnya dengan heran, penasaran apa yang membuat Zoya diam saja.
"Hei tunggu aku. " Rigel bergegas menyusulnya, berusaha mengenggam tangan Zoya namun justru di tepis kasar.
Rigel melajukan roda empatnya. Dia menuruti keinginan Zoya yang ingin pergi ke suatu tempat. Butuh waktu satu jam untuk sampai di sebuah tempat yang di maksud oleh Zoya.
Setelah memarkirkan mobil, keduanya lantas berjalan kaki menuju ke rumah dekat danau. Rigel hanya diam saja, mengikuti Zoya dari belakang.
Kini keduanya duduk masuk ke dalam rumah. Zoya berjalan menuju ke sebuah meja, lalu mengeluarkan foto mendiang mommy nya.
"Mom, Zoy kembali ke sini. " gumam Zoya lirih. Rumah ini tempat di mana sang mommy tinggal dulu setelah pergi dari mansion karena salah paham.
Gadis itu memeluk erat photo sang ibu. Dia berusaha meluapkan kerinduannya pada mendiang ibunya yang telah tiada.
Rigel langsung mendekat, memperhatikan Zoya dalam diam. Dengan inisiatifnya, pemuda itu lekas merangkul Zoya dari samping.
"Aku kangen mommy. " gumamnya pelan nyaris tak terdengar.
Rigel membawanya ke dalam pelukan eratnya. Tangis Zoya langsung pecah, gadis itu tak kuat menahan air matanya yang telah meluncur bebas ke pipi mulusnya.
"Menangislah, jika hal itu membuatmu tenang. " bisik Rigel.
Beberapa saat berlalu, Rigel melepaskan peluka nya. Zoya sendiri segera menghapus air matanya. Dia pun menatap sendu photo sang mendiang ibu. Di taruhnya kembali photo itu ke dalam laci meja.
"Terimakasih telah mengantarku ke sini. " ucap Zoya tanpa menatap wajah Rigel.
Keduanya ke luar dari rumah, memilih duduk di tepi danau, dengan kaki masuk ke dalam air. Rigel mengenggam erat tangan Zoya, dia sama sekali tak peduli dengan penolakan gadis di sampingnya ini.
"Apa kamu sering ke sini? " tanya Rigel membuka percakapan.
"Iya sama mendiang ibuku. Dulu aku tinggal bersama mommy, sementara daddy bersama Cleo. " jawab Zoya dengan lirih. Gadis itu sedikit
menjelaskan bagaimana berantakan keluarganya dulu.
"Aku minta tolong batalkan saja perjodohan di antara kita. Aku hanya tak ingin menimbulkan masalah antara aku dan kak Cleo. " pinta Zoya.
Rigel terdiam, melihat wajah memohon dari Zoya. Pemuda itu menghembuskan nafas berat, kembali menatap wajah Zoya dengan lekat.
"Bukankah selama ini Cleo sering menjadikan kamu babu. Kenapa kamu masih baik sama dia? "
"Karena hanya dia dan papi yang aku miliki selain Aunty Eline dan keluarganya. Aku tak ingin kehilangan orang orang terdekatku lagi. "
Rigel kembali di buat bungkam dengan penjelasan dari Zoya. Dia merasa kasihan dengan gadis yang menjadi calon tunangannya tersebut.
"Atau bagaimana kalau bertukar pasangan, kamu dengan Cleo dan aku bersama Davin ? "
"Tidak! " tolak Rigel mentah mentah.
Zoya tentu saja terkejut dengan reaksi Rigel barusan. Rigel mengusap wajahnya kasar, berusaha menenangkan dirinya saat ini.
"Aku hanya ingin menjalani hubungan dengan kamu Zoy, bukan Cleo! "
"Dan satu lagi, aku tak suka di kejar wanita namun lebih suka mengejar gadis yang aku sukai. " pungkasnya.
Zoya kembali diam. Tatapannya terus tertuju pada Rigel yang menatap dirinya. Rigel berusaha meyakinkan Zoya jika dirinya serius dan tak bercanda. Zoya kini dalam perasaan dilema, bingung dengan keputusannya.
"Aku? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Author_Ay
Ramaikan guys
2023-10-04
1
Miss Apple 🍎
sangat seru, lanjut
2023-10-03
1