Hingga sore hari Hanna kembali mengamuk di dalam ruangan rawatnya. Wanita itu terus menyalahkan Jia atas apa yang dia alami.
"Sial, bagaimana ini. Dani tak boleh tahu jika aku keguguran. " ucap Hanna dengan raut paniknya. Wanita itu tengah memikirkan cara, samar samar dering ponsel menyita perhatian Hanna.
Dia langsung menoleh, mengambil ponselnya kemudian menjawab telepon Dani. Setelah beberapa saat dia mengakhiri sambungannya.
drap
drap
"Sayang, bagaimana bisa kamu ada di rumah sakit ini? " tanya Dani dengan raut paniknya.
"Aku terjatuh sedikit namun calon anak kita dalam perutku baik baik saja. " ungkap Hanna dengan senyuman manisnya. Dani tentu merasa lega mendengarnya.
Pria itu kembali memastikan keadaan Hanna saat ini. Setelah selesai Dani mengajaknya pulang begitu saja. Hanna cukup lega melihat sang kekasih mempercayai dirinya.
Sepanjang perjalanan, ada obrolan kecil di antara keduanya. Hanna menjawabnya dengan santai, memilih kembali beristirahat.
Setelah sampai di apartemen, keduanya turun dari mobil. Dani menggandeng Hanna hingga ke dalam. Pria itu kembali ke luar setelah ponselnya berdering.
"Kamu ke mana saja sih mas? " teriak seorang wanita.
"Tutup mulutmu. Jangan berani beraninya kamu meninggikan suaramu padaku! " ujar Dani dengan keras.
Terdengar suara decakan pelan. Dani tak berhenti menegur wanita yang menghubungi dirinya. Selesai bicara, dia mematikan sambungan dan melangkah masuk ke dalam. apartemen.
Hanna yang baru selesai mandi dan berganti pakaian, menatap heran kekasihnya. Dia tampak penasaran apa yang membuat Dani kesal.
"Ada apa sayang, kamu kelihatannya lagi kesal? " tanya Hanna.
"Ini Lula marah marah gak jelas sama aku. " ujar Dani dengan jengkel.
Hanna langsung duduk di sebelahnya. Dia mengusap lengan calon suaminya dengan lembut. Dia berusaha menenangkan Dani dengan sikap manisnya.
"Enggak usah peduliin dia, kamu temani aku saja di sini. " bujuk Hanna. Dani mengangguk, pria itu langsung menciumnya.
Hanna langsung memeluk tubuh Dani. Dia diam diam tersenyum menyeringai. Licik dan pembohong, Hanna benar benar tak ingin kehilangan Dani. Wanita itu akan melakukan segala cara untuk mencapai keinginannya.
Tak lama dia melepaskan pelukan, mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Hanna tentu saja tak terima dengan apa yang dia alami saat ini.
"Aku ke kamar dulu. " ujar Dani yang di angguki Hanna. Hanna tiba tiba menyentuh perutnya. Hatinya hancur saat dokter mengatakan janinnya telah gugur dan memvonis rahimnya rusak.
"Ini semua ulah Jia. " desis Hanna dengan tatapan penuh kebencian. Dia masih tak terima dengan kejadian di rumah sakit. Hanna langsung mengutus orang untuk mengambil rekaman cctv di ruangan Jia.
"Aku harus membuat Jia masuk penjara. " Hanya dengan cara ini, Hanna bisa membuat adiknya itu jauh menderita.
Pukul tujuh malam, Hanna dan Dani selesai makan malam bersama. Saat ini keduanya berada di ruang tamu, berdiskusi membahas rencana mereka selanjutnya.
"Aku menjalin kerjasama dengan perusahaan Bryan. " ungkap Dani. Hanna tentu saja sangat senang, dia meminta kekasihnya untuk memanfaatkan kesempatan.
"Aku sudah punya rencana B jika rencana pertama kita kembali
gagal. " ungkap Dani dengan seringai miringnya. Hanna tentu saja mendukung sang kekasih.
Di tempat lain, Bryan menemani istrinya yang tampak berdiam diri di dalam kamar. Pria itu menghela nafas panjang, berusaha tetap tenang dan tak emosi.
Bryan mengumpat pelan, mencengkram tangan wanitanya. Jia menoleh, meringis pelan merasakan tangannya sedikit sakit.
"Berhentilah menyalahkan diri kamu sayang. " geram Bryan dengan tatapan tajamnya.
"Kau bukan wanita prmbawa sial. Selain itu kelak kamu juga bisa hamil lagi. " bentak Bryan.
Bryan melepaskan cekalan tangannya. Pria itu lekas bangkit, berniat ke luar dari kamar. Jia langsung menyusul, memeluk suaminya dari belakang.
"Mas, jangan tinggalin aku. " gumam Jia lirih.
Bryan menghela nafas berat, menoleh ke belakang dan memeluk istrinya. Pria itu nenciumi pucuk kepala sang istri. "Jangan di ulangi lagi sayang, aku bisa marah sama kamu. " tegas Bryan yang di angguki Jia.
"Maaf. " cicitnya pelan.
"Jangan maaf maaf terusan, kamu harus move on sayang. " bujuk Bryan.
Melihat istrinya yang ketakutan membuat Bryan tak tega. Pria itu lekas mencium bibir istrinya dengan liar dan panas. Jia tentu saja membalas ciuman sang suami.
Tak lama ciuman itu berakhir. Jia hanya diam saja saat Bryan menghapus saliva di bibirnya.Wanita itu mengulas senyumnya, menuruti sang suami demi menjaga kewarasannya.
"Aku lebih suka istriku yang galak dan suka marah marah daripada pendiam. " ungkap Bryan.
"Sekali lagi maafkan aku mas. Aku pasti bisa melupakan kejadian kemarin. Tapi mas apa kau yakin jika aku bisa kembali hamil? " tanya Jia memastikan.
"Bisa sayang! "
Jia merasa lega mendengarnya. Dia kembali memeluk tubuh kekar suaminya dengan erat. Bryan mengajak istrinya duduk di atas ranjang. Keduanya kembalj bersandar di kepala ranjang sambil banyak bercerita.
"Selama ini aku terlalu menyusahkan kamu mas, rencananya aku ingin bekerja di perusahaan daddy Al. Bagaimana menurut kamu mas
Bryan? "
"Baiklah, aku setuju. Besok temui daddy Al, bicarakan saja dengan daddy lebih dulu. " balas Bryan. Pria itu berharap dengan bekerja, sang istri bisa melupakan kesedihannya.
Jia kembali tersenyum. Dia tampak senang melihat suaminya memberi dukungan penuh atas keputusannya sekarang. Bryan kembali menciumnya dengan singkat.
Bryan pov
Jia Smith, kau wanita kuat. Istriku yang tegar pasti bisa menjalani setiap ujian yang Tuhan berikan.
Aku tak salah menjadikan kamu istriku sayang. Kau sangat pantas aku perjuangkan dan lindungi. Kita memang telah kehilangan sang pengikat hati namun suatu saat nanti kita akan kembali memilikinya.
Aku mencintaimu istriku, dengan janji yang pernah aku ucapkan di hadapan Tuhan, maka aku akan terus berusaha membuatmu bahagia setelah ini.
Bryan pov end.
"Janji satu hal padaku mas, jangan pernah ninggalin aku apapun alasannya. " pinta Jia sambil memohon.
"I am promise! "
Jia kembali tersenyum, mencium sudut bibir sang suami. Dia kembali membenamkan kepalanya pada tubuh Bryan.
Keduanya terus mengobrol, saling berbagi keluh kesah. Tak ada rahasia di antara keduanya. Jemari Jia terus di genggam oleh Bryan. Pria itu seakan begitu takut kehilangan istrinya.
Kini pasangan suami istri tersebut kembali mesra. Keduanya sama sama berusaha menciptakan kebahagiaan dalam rumah tangga setelah ada badai yang menerpa.
Jia beruntung di kelilingi orang orang yang sayang padanya, memberikan dukungan penuh padanya. Tak ada alasan lain dirinya untuk tetap larut dalam kesedihan. Jia tak ingin membuat keluarganya terus bersedih dengan apa yang terjadi padanya.
"Sayang kau sudah tidur? " tanya Bryan.
"Belum mas! "
"Baiklah segeralah tidur, jangan melamun ataupun bergadang! "
"Siap bos. " jawabnya sambil tersenyum lebar. Bryan tersenyum tipis, menjawil hidung mancung istrinya. Jia segera memejamkan mata di ikuti oleh Bryan.
Keduanya berharap hanya ada kebahagiaan di hari esok dan seterusnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Author_Ay
yuk ramaikan
2023-10-06
1
sefti bella
lanjut thor
2023-10-05
1
Miss Apple 🍎
semangat
2023-10-05
0