"Untuk apa mami datang ke sini,putri kesayangan mami tak ada di sini. " ujar Jia dengan wajah datarnya.
"Jaga sikap kamu Jia! " tegur Papi.
"Anda juga tak perlu menasehati istri saya Tuan Arnold Leonardo alias Papi mertua. " sahut Bryan.
Kini suasana tampak tegang dan dingin. Jia sama sekali tak takut dengan orang tuanya. Wanita hamil itu terus membalikkan ucapan kedua orang tuanya.
"Kamu memang selalu mengecewakan kami Jia, dari dulu hingga sekarang. " ujar Mami. Wanita paruh baya itu lekas bangkit, mengajak suaminya pergi.
Setelah kepergian orang tuanya, tubuh Jia seketika lemas. Wanita hamil itu menangis meraung raung. Bryan datang mendekat, memeluk sang istri. Pria itu mengeraskan rahangnya, mengusap punggung bergetar wanitanya.
Beberapa menit, dia melepaskan pelukannya. Jia menghapus air matanya, mengusap perut buncitnya saat ini.
Cup Bryan memagut bibir sang istri lalu turut menyentuh perutnya. Jia sendiri menyandarkan kepalanya di tubuh sang suami. Wanita hamil itu tak mengatakan apapun saat ini.
"Jangan pikirkan ucapan orang tua kamu tadi, sayang. " bisik Bryan dengan lembut.
"Mana bisa. Mami dan papi selalu menyalahkan aku mas. " gumam Jia dengan wajah sendunya.
Wanita itu menghela nafas berat, berusaha mengontrol emosinya. Bryan berdecak pelan, dia mencubit pipi chubby sang istri dengan gemas. Jia menoleh, mengerucutkan bibir seksinya.
Pria itu lekas bangkit, menggendongnya tiba tiba lalu membawanya menuju ke kamar. Jia tentu saja memekik kaget, mengalungkan tangannya ke leher suaminya.
Keduanya menghabiskan waktu di dalam kamar dengan ciuman dan cumbvan di atas ranjang.
Jia mengatur nafasnya yang tersengal. Bryan sendiri asyik menyentuh buah melon sang istri. Pria itu berulang kali menciumi pucuk kepala sang wanita.
"Aku tak akan membiarkan siapapun menghinamu baby! "
Jia menatap lekat wajah tampan suaminya. Dia hanya mengangguk, lalu meminta sang suami nenggendongnya. Bryan menurut, menyibak selimut dan membawanya ke kamar mandi.
Usai berpakaian dan beres beres, keduanya segera bersiap siap danke luar dari kamar. Pasangan suami istri itu bergegas ke luar dan masuk ke dalam mobil.
Setelah membutuhkan waktu cukup lama, akhirnya mereka sampai di sebuah Villa. Bryan turun lebih dulu kemudian membantu sang istri. Keduanya lekas masuk ke dalam dan pergi ke ruang tamu.
"Selama beberapa hari kita akan menginap di villa ini sayang! "
"Kita cuma berdua mas? " tanya Jia pada suaminya.
"Teman temanku akan datang sebentar lagi. " sahutnya santai.
Beberapa saat berlalu sepasang suami istri datang. Keduanya langsung mengenalkan diri pada Jia. Kini mereka mengobrol banyak hal di sana. Pasangan itu Katty dan suaminya bernama Aston.
"Oh ya, Jordan mana? " tanya Bryan.
"Dia masih di luar. " ungkap Katty. Beberapa menit berlalu seorang bocah kecil masuk dan menghampiri orang tuanya.
Jia memperhatikan anak laki laki tampan di depannya saat ini. Wanita hamil itu langsung menyapa dan mengajaknya berkenalan.
"Kau sangat tampan Jordan. " puji Jia dengan tulus.
"Terimakasih aunty Jia. " balas Jordan dengan polosnya.
Bryan melirik istrinya yang tampak sumringah. Pria itu langsung mencium pipinya dengan gemas, dia tak suka melihat sangat istri memuji laki laki lain. Aston mendengus pelan melihat kelakuan teman lamanya itu.
Jia sendiri langsung memeluk lengan sang suami. Dia merasa malu dengan Katty dan keluarganya. Kedua wanita itu saling bergabung candaan.
"Di dekat sini bukankah ada air terjun? "
"Mau ke sana. " pekik Jia yang di pelototi sang suami. Wanita hamil itu terus merengek hingga Bryan mengalah. Mereka semua lekas bangkit. Dengan menggunakan mobil untuk sampai di tempat air terjun.
Skip
Mereka semua turun dari mobil, Bryan memapah sang istri sambil memperhatikan langkahnya. Jia mendengus pelan melihat sikap posesif suaminya.
Keduanya memilih duduk di tepi, memperhatikan interaksi antara Aston dan keluarga kecilnya. Jia tiba tiba menyentuh perut buncitnya penuh kelembutan.
"Cepatlah lahir sayang, mommy tak sabar menantikan kamu berada di tengah mommy dan daddy. " gumam Jia.
Bryan merasakan hal sama seperti istrinya. Dia tak menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang daddy. Keduanya mencoba menciptakan ikatan di antara mereka. Jia ingin lebih terbuka dan percaya pada sang suami. Mengingat hubungan mereka adalah suami istri sekarang.
"Besok lusa aku harus pergi ke negara M. " ungkap Bryan pada sang istri.
"Berapa lama kamu di sana mas? " tanya Jia.
"Mungkin dua atau tiga hari. " balas Bryan.
"Pergilah, jangan lupa jaga kesehatan dan hati hati selama di sana. " ucap Jia dengan tulus. Bryan melabuhkan kecupan di kening sang istri.
Satu jam lebih berada di sana. Bryan mengajak sang istri dan teman temannya kembali ke Villa. Pria itu melajukan roda empatnya dengan hati hati.
Skip
Villa
Kini mereka tengah bersantai di ruang tengah. Jia benar benar senang memiliki sahabat seperti Katty dan Aston. Wanita itu tak lagi mengingat perkataan dari sang mami yang menusuk tadi.
"Aku beruntung bisa mengenal kamu Kat. " ungkap Jia.
"Kau bisa saja Jia. " balas Katty sambil tersenyum. Wanita itu menanyakan perihal kehamilan Jia saat ini. Jia tentu saja menjawabnya dengan antusias. Banyak hal yang kedua wanita itu bicarakan.
Malam harinya, mereka makan malam bersama. Celotehan Jordan meramaikan suasana. Jia sendiri merasa gemas dengan tingkah lucu Jordan. Dia seringkali menjahili si anak kecil tampan itu.
Usai makan malam, Jia dan suaminya lekas pergi ke kamar. Katty membereskan meja makan di bantu sang suami. Setelah selesai keduanya lekas pergi ke kamar mereka untuk istirahat.
Di dalam kamar, Katty bersandar di tubuh Aston suaminya.Kini keduanya tampak asyik mengobrol sebelum tidur. Mereka membicarakan perihal kehamilan, Katty menginginkan hamil lagi.
"Bukankah Jordan sudah cukup sayang? " tanya Aston pada istrinya.
"Aku ingin anak perempuan mas, siapa tahu kelak bisa kita jodohkan dengan anaknya Jia dan Bryan. " ceplosnya.
Aston menghela nafas panjang, dia mengecup kening istrinya. Pria itu menyetujui keputusan sang istri tercinta. Katty tentu saja sangat senang, wanita itu langsung mencium sang suami. Malam itu keduanya melakukan penyatuan indah di dalam kamar.
Usai bercinta, keduanya lekas tertidur tanpa membersihkan diri lebih dulu. Sementara di sisi lain, Bryan terjaga dari tidurnya. Pria utu mengambil alih ponselnya lalu membawanya menjauh.
Pria itu tengah berbicara dengan seseorang di dalam telepon. Bryan mengusap wajahnya kasar, sesekali melirik istrinya yang terlelap. Usai mengobrol dia meletakkan ponselnya di atas meja.
"Sepertinya aku tak perlu memberitahu kamu sayang. Aku lakukan ini demi kebaikan kamu dan calon bayi kita. " gumamnya pelan.
Bryan kembali berbaring, segera memejamkan mata dan tak berlangsung lama pria itu kembali terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
idaokta p
duh ada apa ya
2023-12-24
0
Author_Ay
Ramaikan
2023-10-01
1
Miss Apple 🍎
Semangat
2023-09-26
1