Seorang gadis cantik datang ke mansion keluarga Davidson. Rigel langsung ke luar menemui adik kelasnya tersebut.
"Hei culun untuk apa kau ke sini? " ketus Rigel dengan wajah datarnya.
"Ish namaku Zoya. " protes gadis berkaca mata itu dengan bibir cemberut.
"Nih dapat kado dari kak Cleo. " sahutnya lagi sambil menyodorkan kadonya. Rigel langsung menerimanya, lalu mengajaknya ke gazebo.
Lelaki itu langsung membuka kado yang di bawa Zoya untuknya. Senyumnya tersungging, menatap jam tangan mewah pemberian dari Cleo.
"Lain kali katakan pada kakakmu untuk memberiku mobil. " ceplosnya. Zoya tentu saja terkejut dengan pernyataan Rigel barusan.
"Dasar cowok matre, lupa ya kamu anak orang kaya. " omel Zoya. Rigel menyentuh telinganya yang berdengung. Pemuda itu menatap kesal kearah Zoya. Keduanya memang kerap kali berdebat dan bertengkar di manapun berada.
Zoya sendiri melipat tangannya di dada, tak habis pikir dengan kakaknya Cleo yang menyukai Rigel.
"Apa bagusnya sih si lelaki matre
ini? " batin Zoya sambil menilai penampilan Rigel.
Setelah urusannya selesai, Zoya langsung pamit pulang. Rigel lekas bangkit dan menyusulnya. Dia menariknya masuk ke dalam dengan paksa.
Setelah menjemput Cleo, kini Zoya memilih duduk di belakang. Gadis itu mengabaikan pembicaraan antara dua orang di depannya. Dia memilih sibuk dengan bukunya yang dia bawa ke manapun.
Skip
Mall
Zoya berdecak pelan saat tahu dirinya di jadikan babu oleh Cleo dan Rigel. Perempuan itu langsung menjatuhkan barang barang milik sang kakak membuat Irgel dan Cleo menoleh.
"Apa apaan kamu Zoya? " protes Cleo.
"Enggak usah manja, kalian punya tangan bukan? " sentak Zoya dengan raut datarnya.
"Bawa sendiri, jangan menyusahkan orang lain. " Zoya berbalik pergi meninggalkan dua orang yang tampak melongo.
Cleo tampak kesal dengan kelakuan adiknya, dia langsung mengambil belanjaannya. Diapun mengajak Rigel melanjutkan acara jalan jalan mereka.
Skip
Zoya telah sampai di villa orang tuanya. Gadis itu segera turun dari taksi dan masuk ke dalam. Sang papi memanggilnya membuat Zoya mau tak mau mendekat.
"Kenapa Princess? " tanya Papi.
"Lagi kesel sama Cleo, Pi. " jawabnya tanpa mengatakan apapun alasannya. Papi menggeleng pelan melihat sikap tertutup dari putri bungsunya.
"Katakan saja nak, papi siap mendengarkan alasanmu. " desak papi.
"Enggak perlu Pi, aku malas bila harus berdebat dengan kak Cleo yang menganggap aku mengadu pada Papi. " Zoya lekas bangkit, dia pamit pergi ke kamarnya.
Kini Zoya berada di dalam kamarnya. Setelah menaruh ponselnya, dia pergi ke balkon dan menenangkan diri di sana. Gadis itu membawa buku, mulai membacanya dengan tenang.
tok
tok
"Zoya sayang, ini aunty Eline. " ucap Eline dengan ramah.
"Masuklah aunty. " teriaknya. Tak lama wanita paruh baya memasuki kamarnya. Dia langsung menghampiri sang keponakan di balkon.
Zoya lekas menaruh bukunya. Dia lekas memeluk aunty kesayangan nya itu. Aunty Eline membalas pelukan sang keponakan. Tak lama dia melepaskan pelukannya.
"Zoy kangen sama mendiang mommy. " keluhnya.
"Kok tiba tiba bilang kangen sama mendiang mommy, memangnya ada apa Zoya? "
"Rasanya jenuh Aunty. " ungkap Zoya.
Aunty Eline mengerti dengan apa yang di rasakan sang keponkan. Dia hanya bisa menasehati Zoya dengan bijak.
"Oh ya Cleo mana? "
"Dia di mall bareng Rigel. " jawab Zoya.
Aunty Eline hanya mengangguk. Dia tahu siapa Rigel dan keluarga pemuda itu. Kini keduanya tampak mengobrol ringan dari hal serius hingga random.
"Oh ya sayang, nanti malam kamu siap siap ya. " ucap Aunty Eline. Zoya mengerutkan kening mendengar pernyataan aunty nya barusan.
"Iya Aunty. " jawabnya tanpa banyak bertanya. Tak lama Aunty Eline pamit ke luar yang di biarkan saja oleh Zoya.
Tepat pukul tujuh malam, Zoya tengah bersiap di bantu oleh bibinya. Gadis itu tentu saja penasaran, sebenarnya apa yang terjadi dan ada acara apa. Beberapa menit berlalu keduanya lekas ke luar dari kamar dan turun ke bawah.
Mereka lekas pergi ke meja makan. Di sana sudah ada Papi dan Cleo serta Rigel dan orang tuanya yang telah hadir. Tak berselang lama seorang laki laki datang bersamaan keluarganya.
"Bisa kita mulai sekarang. " ujar Tuan Haidar.
"Bisa. " jawab Tuan Alan selaku orang tua Rigel.
"Begini sesuai perjanjian, saya berniat menjodohkan putra saya Rigel dengan Zoya. " ujarnya.
Semua orang tampak tercengang mendengar penjelasan Daddy Alan terutama Rigel dan Zoya.
"Sementara Cleo akan saya jodohkan dengan Davin, putra dari nyonya Syilla. " pungkas Tuan Haidar.
Cleo tentu saja memekik kaget. Dia hampir mengebrak meja namun dia urungkan niatnya. Dia merasa tak adil, langsung menyuarakan kalimat tak terima pada sang papi.
"Ya Tuhan papi. " gumam Zoya lirih. Dia langsung melempar tatapan tajamnya kearah Rigel. Rigel sendiri lekas bangkit, menyeret Zoya ke luar dari sana.
Cleo menatap kepergian adiknya dengan tatapan sinisnya. Dia tak terima jika adiknya lah yang justru di jodohkan dengan Rigel.
Di luar VIlla, Zoya menghempaskan tangan Rigel. Gadis itu berkacak pinggang, menatap sinis pada laki laki di hadapannya.
"Hei tuan matre, bilang sama uncle Alan kalau kau tak setuju dengan perjodohan ini. " geram Zoya.
tuk
Rigel menjentik dahi Zoya dengan keras. Terdengar suara ringisan yang membuat Zoya mengumpat. Pemuda itu tentu saja tak terima, mulai menyalahkan kehadiran Zoya.
Zoya mendengus pelan. Dia ingin sekali mengampar pipi pemuda tak sopan santun ini. Untungnya dia bukan gadis baperan hingga tak peduli dengan omongan pedas Rigel.
"Sopan sama orang yang lebih tua di atasmu. " protes Rigel.
"Ck cuma beda satu tahun. " gerutu Zoya.
Rigel membuang nafas pelan, memijit hidupnya. Dia merasa takdir seakan mempermainkan dirinya.
"Jaman sekarang masih ada gitu perjodohan perjodohan kayak gini. " dumel Rigel. Zoya sendiri memilih duduk di kursi, enggan menanggapi ocehan Rigel.
Rigel menoleh, memerhatikan gadis culun yang sering dia buli. Dia pun terpana dengan penampilan Zoya yang tampak berbeda malam ini.
"Ayo kembali ke dalam, aku sudah menemukan jawabannya. " Rigel mengulurkan tangannya yang di sambut Zoya. Keduanya segera kembali ke dalam.
Kini mereka makan malam dalam suasana tegang dan memanas. Zoya sendiri hanya diam saja saat kakaknya terus menyengolnya sejak tadi.
"Zoya sayang, sering seringlah mampir ke rumah aunty dan uncle. " ujar Nyonya Agatha pada calon menantunya itu.
"Eh em iya tante. " jawab Zoya dengan canggung.
"Kamu suka baca buku kan, gimana kalau besok datanglah ke rumah. " ajak nyonya Agatha yang di angguki Zoya.
Rigel sendiri hanya diam saja, memperhatikan interaksi sang mami bersama Zoya. Saat ini dia berusaha menahan kekesalannya pada kedua orang tuanya.
Usai makan malam, mereka semua pindah ke ruang tamu. Kini pembicaraan mengenai perjodohan anak mereka terus berlanjut.
"Mami, papi aku setuju di jodohkan dengan Zoya! "
Zoya membulatkan mata, dia melirik kesal kearah Rigel. Rigel sendiri tersenyum miring, dia telah menyiapkam rencana untuk Zoya.
"Dasar pria matre. " maki Zoya dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Author_Ay
Jangam lupa tekan jempol dan tinggalkan komentarnya
2023-10-03
1
Miss Apple 🍎
lucu 🤣🤣
2023-10-02
1