Josh sendiri patah hati setelah sang mantan menikah. Nyonya Dinda menghampiri putranya kemudian duduk di sofa.
"Lihat 'kan wanita yang selama ini kau cintai hanyalah wanita penggoda lelaki, Joshua. " ujar Nyonya Dinda.
"Wanita baik baik tak akan mungkin tidur dengan pria lain hingga hamil. " ujar wanita paruh baya tersebut.
"Mami berhentilah menyudutkan
Jia. " protes Joshua.
Mami mendengus pelan,merasa kesal melihat putranya masih membela Jia terus terusan. Mami tak berhenti menasehati sang anak agar mencari wanita yang tepat dan tak salah lagi.
Joshua yang kesal memilih pergi dari hadapan ibunya. pria tampan itu lekas ke luar dan pergi dari penthouse.
Brum
Josh melajukan roda empatnya dengan kencang. Pria itu ternyata pergi ke taman,menenangkan dirinya di sana. Rasanya hatinya masih sakit mendapati gadis yang dia cintai mengandung anak pria lain.
Sekelumit penyesalan kini menghinggapi dirinya. Josh membuang nafas panjang, mencoba mengirim pesan pada sang mantan kekasih kemudian memblokir nomor Jia.
"Sampai kapanpun cintaku hanya untuk kamu Jia. " ucap Josh dengan lirih.
Pria itu menyimpan ponselnya kembali ke dalam saku celana. Kecewa dan marah, hal itu yang tengah Josh rasakan saat ini. Ingin sekali dirinya menghajar Bryan namun akal pikirannya masih berfungsi.
Dia mengeluarkan sesuatu dari balik saku celana. Josh tersenyum getir melihat cincin yang akan dia berikan untuk melamar Jia masih disimpan.
"Aakh. " teriak Josh meluapkan apa yang dia rasakan.Dia sama sekali tak peduli dengan pandangan orang orang di sana.
Josh mengusap wajahnya dengan kasar. Dering ponselnya mengalihkan perhatian pria itu. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan berbicara dengan Bryan.
Dia lekas pergi dari sana menuju ke tempat di janjikan. Tiba di sebuah Cafe, Josh langsung masuk dan mencari keberadaan rivalnya.
"Untuk apa kau mengajakku bertemu Tuan Bryan? " tanya Josh dengan wajah datarnya.
"Pergilah dari kehidupan istriku, lupakan Jia dan jangan pernah temui dia lagi. " ujar Bryan tanpa basa basi.
Josh tertawa mendengar perintah dari rivalnya saat ini.Dia sama sekali tak takut dengan intimidasi yang di lakukan Bryan padanya.
"Kami saling mencintai satubsama kain namun takdir begitu kejam padaku dan Jia. " sahut Joshua.
"Tanpa kau minta, aku akan pergi setelah ini.Sedikit saja kau menyakitinya,kau akan berurusan denganku! "
Bryan hanya diam tak menanggapi ucapan Joshua. Tak lama seringai tervit di sudut bibir Bryan. "Itu tergantung bagaimana sikapmu, jika kau masih muncul, aku tak segan menyakiti Jia secara fisik dan batinnya. " sarkas Bryan dengan santai.
Joshua mengepalkan tangannya. Dia menatap tajam kearah Bryan dengan tatapan penuh kebencian. Pada akhirnya mereka membuat perjanjian satu sama lain.
Pria itu langsung beranjak pergi setelah urusannya dengan Bryan selesai. Bryan sendiri tersenyum sinis menatap kepergian sang rival.
"Kita lihat saja nanti,aku ingin lihat bagaimana kamu melihat wanita yang kau cintai tergila gila padaku. " gumam Bryan dengan senyuman liciknya. Bryan sendiri diam diam telah menyiapkan rencananya sendiri. Pria tampan itu lekas bangkit, pergi meninggalkan Cafe.
Sore harinya, Bryan pulang ke mansion. Dia lebih dulu mengganti pakaiannya kemudian baru menemui sang istri. Pria tampan itu kini duduk di sebelah sang istri.
"Hari ini, apa saja yang kau lakukan sayang? " tanya Bryan.
"Cuma duduk sambil mengobrol dengan Nina. " ungkap Jia santai. Bryan memperhatikan wanita yang dia nikahi dengan tatapan sulit di artikan. Jia sendiri merasa risih di perhatikan oleh suaminya. Namun dia tak menegur ataupun menanggapinya.
Wanita hamil itu justru mengusap perut buncitnya penuh kasih sayang. Dia mencoba menerima semuanya meski sangat berat.
"Oh ya sepertinya mantan kekasihmu akan pindah. " ceplos Bryan.
Deg
Jia terkejut mendengar pengakuan suaminya mengenai Joshua. Dia langsung menoleh kearah Bryan dengan tatapan tak percayanya.
"Kamu pasti bohong, enggak mungkin kak Josh pindah. " sangkal Jia.
Bryan hanya mengedikkan bahunya acuh. Dia tak peduli jika istrinya tak percaya dengan omongan dirinya.Jia sendiri lantas meraih ponselnya, segera menghubungi Joshua. Dia tak bisa menghubungi nomor Joshua yang membuat mata Jia berkaca kaca.
"Ternyata aku di blokir. " gumam Jia dengan kecewa.
Jia lekas membaca pesan yang di kirimkan oleh Joshua.
from Joshua
Lupakan aku Jia, sama seperti kamu melupakan aku dan berpaling ke pada Bryan. Aku sangat kecewa dengan kamu yang mengkhianati cinta kita. Aku patah hati Jia, impianku meraih kebahagiaan bersamamu telah pudar.
Aku telah memutuskan pergi,aku harap kamu bahagia dengan pilihan kamu.
Jia tentu saja tersakiti dengan pesan yang di kirimkan Joshua padanya. Wanita itu menjatuhkan ponselnya kemudian menangis tersedu sedu.
huhu
Bryan hanya diam saja saat istrinya menangisi sang mantan. Jia sendiri lekas bangkit, berniat pergi namun Bryan menahannya.
"Kau mau ke mana? "
"Minggir kak,aku mau cegah kepergian kak Josh. " pekik Jia emosi. Bryan tetap mencegah istrinya pergi.
"Diam! " sentak Bryan yang membuat Jia kembali menangis.
"Kau lupa, kau sedang hamil saat ini Jia. "
Tubuh Jia seketika lemas. Bryan segera membopongnya lalu membawanya ke kamar mereka. Pria itu membaringkan istrinya ke atas ranjang mereka.
Jia meringis kesakitan. Bryan yang panik segera menghubungi dokter. Beberapa menit berlalu dokter datang,memeriksa keadaan Jia.
"Nyonya Jia stress Tuan, wanita hamil tak boleh stress dan
kelelahan. " ungkap dokter.
Setelah memberikan resepnya dokter segera ke luar di antar Bryan. Setengah jam berlalu Bryan kembali, sambil membawa obat yang di tebus di apotek.
Di taruhnya nampan berisi segelas air putih di atas meja. Bryan pun menghembuskan nafas panjang, menatap lurus kearah istrinya yang telah sadar.
"Saat ini kamu sedang hamil, kata dokter kamu tak boleh stress dan kelelahan. " ungkap Bryan dengan wajah datarnya.
Jia sendiri tak merespon pernyataan sang suami. Wanita itu sibuk nenangis, dia tak bisa kehilangan Joshua dalam hidupnya.
"Percuma kau menangis Jia, Joshua telah pergi ke Bandara. " ujar Bryan tanpa ada yang di tutup tutupi.
"Sebaiknya hentikan tangisanmu Jia, kau minum obat lebih dulu. " bujuk Bryan. Pria itu duduk di sebelahnya, dia sempat membisikkan sesuatu yang membuat Jia menurut. Wanita hamil itu lekas meminum obatnya dengan segera.
Setelah selesai Bryan bangkit dan memilih ke luar dari kamar. Jia menghapus air matanya dengan kasar,menatap penuh kebencian suaminya.
Dia menyentuh perut buncitnya, saat ini dia tak bisa berbuat apapun. Jia menghargai keputusan yang dibuat Joshua. Wanita itu berharap kelak bisa bertemu dengan sang mantan dalam keadaan berbeda nantinya.
"Kenapa semua orang tak percaya padaku.Aku sama sekali tak menggoda kak Bryan dan sekarang aku telah kehilangan Joshua. " ungkapnya.
"Aku kira kau akan tetap percaya sama aku kak josh, namun dugaanku sangatlah salah. "
Jia menyandarkan tubuhnya ke headboard ranjang dengan posisi nyamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
idaokta p
siap thor
2023-12-24
0
Author_Ay
ramaikan
2023-09-29
1
Miss Apple 🍎
sabar Jia
2023-09-13
1