Gavin tidur di rumah Elsa

Elsa mencium bau alkohol yang sangat kuat dari badan Gavin. Melihat mata dan raut wajah Gavin dia sudah tau kalau Gavin mabuk.

"Bapak yakin mau menyetir sendiri?" tanya Elsa.

Gavin menatap Elsa.

"Kamu meragukan saya?" tanya nya dengan nada yang sedikit tinggi.

"Maaf Pak, saya tidak bermaksud demikian."

Tiba-tiba Gavin mendorong Elsa sehingga kursi yang tadi nya tegak sekarang jatuh.

"Apa yang mau bapak lakukan?"

Gavin menatap wajah Elsa sangat dekat. "Apa kamu pikir kamu bisa merendahkan saya? Kamu meragukan kemampuan saya?" tanya Gavin.

Elsa menghela nafas panjang. Dia mendorong Gavin dari atas nya namun Gavin tidak mau.

Gavin mau mencium bibir Elsa, tapi di tahan oleh Elsa.

"Bapak sudah mabuk berat, sebaiknya kita pulang menggunakan Taksi atau bus."

Elsa berusaha mencari taksi. Dan beberapa menit akhirnya ada dan dia membantu Gavin yang sudah duduk di tanah.

Dia tidak tau harus mengantarkan Gavin kemana, mau tidak mau dia membawa Gavin pulang bersama nya.

Sesampainya di rumah, ternyata Ani dan Ari sudah tidur seperti biasanya.

"Arrhh!! Akhirnya sampai juga, badan pak Gavin sangat berat membuat ku lelah," ucap nya.

Dia membuka sepatu Gavin yang sudah tidur di sofa kecil itu.

"Huh! kenapa dia selalu saja menyusahkan aku?" ucap Elsa dengan sangat kesal.

Keesokan paginya...

"Ayo makan dulu buah nya anak-anak," ucap Elsa memberikan mangkuk buah masing-masing untuk anak-anak nya setiap pagi setelah selesai sarapan.

"Mamah... kenapa om jahat di sini?" tanya Ani.

Elsa melihat Gavin masih tidur di karpet.

"Tadi malam dia ikut mamah pulang."

"Kenapa Mamah membawa Om Jahat pulang ke sini? Bagaimana kalau dia jahat lagi sama Mamah?"

Elsa tersenyum. "Gak apa-apa sayang, ayo lanjut makan setelah ini baru main."

Elsa duduk di samping Ari. "Kenapa kamu diam saja? Apa ada sesuatu yang sakit nak?"

Ari menggeleng kan kepala nya. Elsa mengelus rambut Ari sambil mengecup nya.

"Hari ini dokter Kimdan pulang, dia akan memeriksa kesehatan kamu nak, semoga kamu segera membaik."

"Hore... Dokter Kimdan pulang, aku sangat merindukan nya."

"Apa kamu mau ikut mamah menjemput dokter ke bandara?"

"Iyah mah, aku mau ikut," ucap Ani.

"Aku tidak ikut mah, aku di rumah saja."

"Kamu yakin? Kamu tidak ada teman di rumah nanti."

"Ada Om Gavin Mah."

Elsa terdiam sejenak. "Mah, ayo siap-siap, kasian dokter Kimdan menunggu di bandara," ucap Ani sudah sangat tidak sabar.

Tidak beberapa lama Elsa pergi. tinggal Ari di rumah bersama Gavin yang masih tidur.

Tidak beberapa lama Gavin bangun, dia melihat rumah sangat sepi dan baru menyadari dia tidur di karpet.

"Om sudah bangun?" tanya Ari.

Gavin langsung berdiri melihat Gavin di meja makan sedang melihat nya.

Gavin melihat ke sekeliling, dia kebingungan berusaha untuk mengumpulkan nyawa nya.

"Mamah sama Ani pergi jemput Om dokter ke bandara," ucap Ari langsung sebelum Gavin bertanya.

Gavin mendekati Ari. "Maafin Om mengganggu kamu, Om ketiduran di sini karena tadi malam minum terlalu banyak," ucap Gavin.

Ari tersenyum. "Kata Om dokter minum alkohol tidak bagus untuk kesehatan Om. Bukan nya om punya penyakit sama seperti aku?" tanya Ari.

Gavin sangat malu mendengar itu. Seharusnya dia memberikan contoh yang bagus untuk Ari.

"Om tidak boleh minum lagi," Ucap Ari. Gavin dengan polosnya mengangguk dan berjanji tidak akan melakukan nya lagi.

Ari memberikan sarapan yang sebelumnya di sisihkan untuk Gavin.

"Sarapan buatan Mamah sangat enak, walaupun Mamah jarang masak tapi ini sangat enak Om."

Gavin mencoba nya, ketika mencoba nya dia langsung suka dan menghabiskan nya untuk mengobati rasa pusing di kepala nya.

Gavin melihat Ari sedang melukis di ruang tamu.

"Ari, kapan Mamah sama Ani pulang?" tanya Gavin.

"Mungkin masih lama Om, kalau om mau pulang gak apa-apa kok, aku bisa sendiri."

Gavin duduk tidak jauh dari Ari. "Apakah om boleh tau, Ayah kalian ada di mana?" tanya Gavin.

Ari menghentikan melukis dia menoleh ke arah Gavin.

"Om tidak bermaksud apa-apa, Om hanya penasaran karena Om tidak pernah melihat nya."

"Kata mamah Papah pergi keluar negeri, sampai sekarang tidak ada kabar nya."

"Aku yakin papah pasti sangat mirip dengan Om. Kata Mamah Papah memiliki badan yang bagus, Wangi, tampan dan juga tinggi."

Gavin lagi-lagi terdiam, semakin banyak tanda-tanda membuat nya yakin Ari dan Ani anak nya.

Namum dia masih bingung dan juga kurang percaya. Tidak beberapa lama Elsa dan Ani pulang. Ternyata Mereka datang membawa Dokter Kimdan.

Kimdan heran melihat ada pria asing di rumah Elsa. "Oh iya sebelum nya, perkenalkan ini pak Gavin, dia menemani Ari di Sini, dan sekarang dia sudah bisa pergi."

Kimdan memberikan senyum kepada Gavin.

"Pria ini, pria yang aku pikir suami Elsa sebelumnya," batin Gavin.

"Ari.. bagaimana bisa kamu sakit lagi? Ayo dokter periksa dulu."

"Maaf sebelumnya, anda seperti nya bukan dokter spesialis jantung," ucap Gavin menahan Kimdan.

"Benar Pak, saya dokter spesialis kandungan."

Gavin menatap Elsa. "Saya sudah mengutus Michael menjadi dokter Ari, kenapa kamu meminta dokter seperti dia memeriksa Ari?" tanya Gavin.

Elsa menarik tangan Gavin keluar dari sana. "Kenapa kamu membawa saya keluar? saya harus melihat kerja dokter itu."

"Ingat yah pak, hubungan kita tidak lebih dari sekedar teman tidur saja tidak lebih, Bapak tidak berhak untuk mengatur siapa yang memeriksa anak saya, dan mulai hari ini Michael berhenti menjadi dokter Ari."

"Apa-apaan ini? saya membantu mu dengan gratis, kenapa kau memilih dokter gadungan yang bahkan tidak tau penyakit Ari apa."

"Untuk apa Bapak mengkhawatirkan Ari, sehat atau tidak, itu tidak ada sangkut pautnya sama bapak. Sebaiknya kita tetap menjaga jarak seperti mana perjanjian kita sebelum nya."

Elsa masuk dan menutup pintu agar Gavin tidak masuk.

"Sial! Wanita itu sangat keras kepala,"

"Huff aku tidak ingin mengkhawatirkan siapapun, tapi sesuatu membuat ku mengkhawatirkan Ari dan Ani."

Gavin jadi pusing sendiri dengan pikiran nya sendiri.

"Sudah lah tidak ada gunanya aku perduli kepada orang lain, lagian percuma saja, aku tidak perlu khawatir."

Gavin pergi dari sana.

Di rumah Gavin..

Dia baru saja selesai mandi, dia melihat tampilan wajah nya di cermin.

"Aku sangat mirip dengan Ari dan Ari Mirip kepada ku, begitu juga dengan Ani."

"Tapi mana mungkin mereka anak ku," Gavin menghela nafas panjang dia sangat pusing memikirkan hal itu.

"Tapi kalau mereka benar-benar anak ku, aku menjadi seorang Daddy?" ucap nya.

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

si gevi n dodol banget ya,kita org kaya mencari bukuti aj nggak bisa😀

2023-09-23

1

Desi Arisumanti

Desi Arisumanti

oon banget ya kan zaman udah canggih kenapa ngga tes DNA

2023-09-22

1

Yustikarini Susanti

Yustikarini Susanti

lanjut

2023-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!