"Tok!!! tok!! tok!!" ketukan pintu rumah Elsa.
"Ani, buka kan pintu untuk mamah, itu adalah teman mamah," ucap Elsa.
"Oke mah," Ani membuka pintu.
Cikita tersenyum ketika melihat Ani. "Haii gadis kecil, apa kamu yang namanya Ani?" tanya Cikita.
"Iyah Tante, ayo masuk."
Ani mengajak masuk.
"Cikita, kamu kenapa jauh-jauh ke sini?" tanya Elsa dari dapur.
"Aku datang mau melihat anak-anak kamu," ucap Cikita.
"Lihat nih, Tante bawa mainan untuk kamu."
"Ya ampun Cikita, kamu tidak perlu repot-repot seperti itu, aku tidak membiasakan mereka membeli mainan yang banyak."
"Sesekali saja," ucap Cikita.
Dia melihat Ari yang duduk di meja makan sambil terus fokus melukis.
"Itu namanya Ari, mereka memang kembar tapi tidak terlalu mirip," ucap Elsa.
"Bagaimana keadaan nya? Kelihatan nya dia masih sakit sehingga diam saja."
Elsa tersenyum. "Enggak kok, dia sudah membaik sekarang, dia memang anak yang cukup pendiam."
Cikita terdiam sejenak, "Kalau kamu mau berbicara sama dia gak apa-apa kok."
"Haii.. Apa aku boleh duduk di sini?" tanya Cikita menunjuk kursi di depan Ari.
Ari mengangguk. "Kenalin nama ku Cikita, kamu bisa panggil Tante."
Ari tersenyum. "Tidak bisa di pungkiri lagi, ini adalah anak pak Gavin. Sangat mirip sekali."
"Bahkan sifat irit bicara nya hampir sama," batin Cikita.
Sebelum berangkat bekerja, Elsa masak terlebih dahulu untuk anak-anak nya.
Di malam hari nya dia berangkat bersama Cikita.
Setelah mereka pergi, Gavin datang ke rumah Elsa.
"Tok!!! tok!! tok!!" ketukan pintu.
Seperti biasa Ani tidak akan membuka pintu. Namun Gavin berusaha membujuk nya.
Tetap saja Ani tidak mau. Ari mendengar itu dia membuka pintu untuk Gavin.
"Om Gavin ngapain di sini?" tanya Ari.
"Om pengen lihat kamu sama Ani. Apakah kalian baik-baik saja?"
Ari mengangguk. Ari melihat penampilan Gavin yang masih memakai jas kerjanya.
"Humm Om baru saja pulang bekerja," ucap Gavin.
"Ayo masuk dulu Om," ucap Ari.
Ani tampak kurang suka dengan kehadiran Gavin di sana, dia tidak mau berbicara dan bergabung dengan Gavin.
Semalaman Gavin di rumah Elsa. Jam sebelas malam dia masih belum pulang karena betah di sana. Dia berencana pergi setelah Ari dan Ani tidur.
Di tempat kerja Elsa. "Apakah malam ini kamu mau menemani aku?" tanya Pria yang menggoda Elsa.
"Kamu sangat cantik dan manis, body mu sangat bagus. Aku akan membayar mu mahal."
Elsa menoleh ke arah Cikita. Cikita mengangguk.
"Baiklah," ucap Elsa.
Mereka langsung pergi ke kamar. Pria itu tidak berhenti menciumi Elsa.
Elsa berusaha untuk melindungi diri nya dari pria mabuk itu.
"Sebelum kita melakukan nya, aku mohon berikan aku bayaran nya terlebih dahulu," ucap Elsa.
Pria itu sudah tidak sabar, namun Elsa menundanya. Setelah di berikan bayaran Elsa tersenyum. "Apakah kita sudah bisa melakukan nya?"
Elsa menahan pria itu terlebih dahulu.
"Humm sebaiknya kita minum bersama, kita jangan terburu-buru."
Elsa menunda-nunda dan membuat pria itu sampai mabuk terlebih dahulu agar dia bisa melabuhi pria itu.
Beberapa jam kemudian akhirnya Elsa pulang karena Club juga sudah tutup.
Dia berharap masih ada bus. Karena akhir-akhir ini sudah sangat jarang bus lewat.
Namun seperti biasa bus tidak ada, terpaksa dia berjalan lagi ke arah jalan lebih besar mencari ojek.
Tidak beberapa lama akhirnya sampai juga di rumah. "Akhirnya sampai juga, aku sangat lelah," ucap Elsa.
Dia masuk ke dalam rumah, namun sangat kaget melihat Gavin tidur bersama anak-anak nya.
"Kenapa dia bisa di sini?" batin Elsa.
Dia mau memindahkan Ari namun Ari memeluk kuat Gavin, berbeda dengan Ani yang tidur cukup jauh dari mereka.
Keesokan paginya tepat di hari Minggu. Gavin bangun namun Ari dan Ani sudah tidak bersama nya lagi.
"Akhirnya Bapak bangun juga," ucap Elsa. Gavin langsung duduk ketika melihat Gavin.
"Aku sudah bilang agar Bapak berhenti mengganggu anak-anak saya," ucap Elsa.
Gavin diam saja, dia menatap wajah Elsa.
"Saya merasa memiliki ikatan dengan Ari dan Ani, sekarang kamu harus jujur siapa Ayah mereka."
"Saya sudah mencari tau bahwa kamu tidak pernah dekat dengan pria mana pun, setelah berhubungan dengan saya."
Elsa terdiam. "Saya berfirasat kalau Ari dan Ani adalah anak Saya."
Elsa tertawa mendengar nya. "Bagaimana bisa mereka anak Bapak? Itu tidak mungkin, apa yang membuat bapak percaya mereka anak Bapak?" ucap Elsa.
"Penyakit jantung bawaan seperti itu hanya di miliki orang tertentu dan sangat jarang ada. Wajah ku sangat mirip dengan Ari."
"Hanya itu saja? bisa jadi saja karena selama aku mengandung aku sangat membenci bapak itu sebab nya kebetulan mirip."
Gavin menggeleng kan kepala nya, "Kalau begitu ayo lakukan tes DNA."
Elsa menggeleng kan kepala nya. "Tidak perlu berfikir mereka adalah anak Bapak, itu tidak mungkin."
"Kalau begitu, ayo lakukan tes DNA secepatnya, kamu harus membuktikan kalau tebakan ku salah."
Elsa menatap Gavin. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."
"Kalau hasil nya positif Bapak bisa bertemu dengan mereka, tapi kalau negatif Bapak harus meninggalkan mereka, menjauhi mereka dan juga jangan mengganggu kami lagi."
"Termasuk dengan perjanjian kita sebelum nya di batalkan."
Gavin sangat yakin kalau hasil nya positif. "Baiklah, karena saya tidak mungkin memiliki insting yang salah."
Hari itu juga mereka melakukan tes DNA ke rumah sakit.
Namun hasil nya tidak bisa keluar hari ini. Itu sebabnya mereka harus menunggu dua hari lagi.
Gavin kembali ke rumah nya, begitu juga dengan Elsa.
"Aku tidak mau memiliki papah seperti Om jahat itu, aku tidak mau," Ucap Ani.
Elsa menoleh ke arah Ari yang hanya diam saja.
"Apa yang harus aku lakukan? aku yakin hasil nya pasti akan positif."
"Ani... Ari... Om dokter datang..." Kimdan datang membawa banyak makanan dan juga buah-buahan.
"Om dokter..." Ani sangat senang.
"Ayo pergi main ke depan, Mamah mau masak dulu," ucap Elsa.
Kimdan menyusul Elsa ke belakang. "Kalian baru pulang dari mana?" tanya Kimdan.
"Oohh ini, kami jalan-jalan dari luar saja Dok."
Kimdan memberikan sesuatu kepada Elsa. "Apa ini Dok?"
"Saya baru saja menemani saudara perempuan saya membeli pakaian, saya melihat dress ini terlihat sangat cantik dan cocok untuk mu."
"Ya ampun dokter jadi repot."
"Kamu cobalah, saya mau ngajakin kamu dan anak-anak keluar nanti malam."
"Kemana Dok?"
"Jalan-jalan saja."
"Saya tidak enak menerima nya dokter, ini pasti sangat mahal. Kenapa tidak berikan kepada pacar dokter saja?" tanya Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yustikarini Susanti
lanjut Thor...
2023-09-15
1