Gavin mulai mencurigai kalau Ari dan Ani adalah anak nya

Beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Ari bisa pulang walaupun Ari masih harus di awasi oleh dokter, Ari belum sembuh total namun Ari ingin pulang.

Sebelum pulang Elsa harus membayar biaya rumah sakit terlebih dahulu. Namun dia lupa semua uang nya sudah habis untuk bayar deposit dan beberapa kebutuhan beberapa hari di rumah sakit.

"Bagaimana caranya aku membayar uang rumah sakit?" batin Elsa.

Namun entah dari mana Gavin datang. "Saya sudah membayar biaya nya, ayo bawa anak mu pulang," ucap Gavin.

Elsa berdiri dia menatap Gavin. "Apa yang kamu lihat? Ayo berangkat," ucap Gavin karena Ari sudah di kursi roda.

Elsa hendak berbicara namun di tahan oleh Gavin.

"Tidak ada yang gratis di dunia ini, kita bicarakan itu nanti, sebaiknya kita kembali terlebih dahulu."

Sesampainya di rumah Gavin menggendong Ari ke dalam.

"Beberapa hari ini aku tidak melihat satu pun Keluarga mu, atau keluarga suami mu yang datang menjenguk Ari," ucap Gavin.

"Ibu saya jauh dari sini Pak, adik saya sekolah."

"Sementara teman-teman saya memiliki kesibukan masing-masing."

"Lalu keluarga Ayah mereka?" tanya Gavin.

Elsa menggeleng kan kepala nya. Gavin tidak ingin bertanya lebih banyak dia bisa tau kalau Elsa tidak ingin membahas itu.

"Saya ingin tau, sebelum kamu berhubungan dengan saya malam itu, apa kamu sudah menikah?" tanya Gavin.

Elsa terdiam sejenak. "Apa maksud Bapak?" tanya Elsa.

"Tidak apa-apa, saya hanya merasa memiliki ikatan dengan Ari dan juga Ani."

Elsa langsung berdiri dia menatap Gavin.

"Maksud Bapak berbicara seperti itu apa?"

"Saya cukup mirip dengan Ari, saya berfikir mereka adalah anak-anak saya."

Elsa menggeleng kan kepala nya. "Anak Bapak? Tidak mungkin sekali melakukan nya langsung Hamil, pada saat itu saya sudah memastikan saya tidak hamil sebelum saya bersama pria lain."

"Saya pikir juga demikian, saya tidak mungkin memiliki anak secepat itu dan perempuan seperti mu tidak akan mungkin melahirkan anak saya."

Elsa diam, Gavin melihat ke arah Ari yang masih terlihat sangat pucat.

"Aku berdetak ketika bersama Ani dan Ari, dan penyakit yang aku alami sama seperti yang di alami oleh Ari."

"Aku harus mencari tau latar belakang anak ini," batin Gavin.

"Kalau begitu saya akan pergi," ucap Gavin.

Gavin pergi meninggalkan rumah Elsa.

"Maafin Mamah nak, di masa-masa seperti ini kamu pasti sangat membutuhkan Papah kamu, tapi sampai saat ini Mamah belum siap."

Gavin mendatangi Michael. "Bro, aku bisa minta bantuan mu?"

"Bantuan apa?"

"Apa kau bisa menjadi dokter khusus untuk salah satu anak yang mengalami penyakit jantung seperti ku?" tanya Gavin.

"Siapa?" tanya Michael karena yang dia tau punya penyakit jantung bawaan hanya Gavin dan dia lah dokter yang selalu menangani Gavin setelah pulang dari luar negeri.

Gavin memberikan foto Ari. "Anak ini adalah anak kembar Elsa."

Michael sangat kaget melihat wajah Ari. "Tunggu-tunggu, wajah nya sangat mirip dengan mu."

"Jangan-jangan dia anak mu, bukan kah selama ini kamu bilang Elsa tidak pernah dekat dengan orang lain selain dokter itu?"

"Tidak mungkin, Elsa mengatakan mereka bukan lah anak ku. Mereka adalah anak dari mantan nya."

"Lalu kalau bukan anak mu, kenapa kau sangat ingin menolong mereka?"

Gavin terdiam sejenak. "Yang di katakan oleh Michael benar, kenapa aku ingin membantu Elsa?"

"Lupakan saja tentang itu, sekarang aku ingin kau membantu nya sampai sembuh. Dia tidak memiliki salah, anak sekecil dia harus menderita karena penyakit itu."

"Baiklah, aku akan melakukan nya."

Keesokan harinya..

"Permisi...." Ketukan pintu rumah Elsa.

Dia membuka pintu. "Ada apa lagi Bapak ke sini? Kalau mau meminta bayaran uang Bapak, saya belum bisa," ucap Elsa.

"Saya datang ke sini baik-baik, kenapa respon kamu seperti itu?" tanya Gavin.

"Saya minta maaf Pak."

"Ini dokter ahli jantung, mulai sekarang dia yang akan mengontrol kesehatan Ari."

"Dokter sungguh bisa menyembuhkan anak saya?" tanya Elsa.

"Saya tidak mengatakan dia bisa menyembuhkan Ari, tapi mengontrol Ari," ucap Gavin. Elsa memutar bola mata nya kepada Gavin.

"Ayo masuk Dokter," ajak Elsa.

Gavin tidak di ajak sehingga dia memasang wajah kesal.

"Dokter tunggu di sini, saya akan membuat teh."

"Humm pantesan saja kau mengejar-ngejar nya sampai melupakan harga diri mu, ternyata Elsa sangat cantik sesuai type mu," ucap Michael.

"Jaga bicaramu, aku tidak mengejar nya karena menyukai nya!" ucap Gavin.

"Aku tau, pria seperti mu tidak mungkin jatuh hati kepada seorang wanita."

Gavin memasang wajah datar. Gavin tidak bisa lama-lama di sana. Dia melihat Ari sebentar.

"Haii.." Gavin masuk ke kamar dia melihat Ani sedang menemani Ari.

"Om jahat ngapain ke sini?" tanya Ani.

"Om mau melihat Ari saja, om tidak akan melakukan apapun."

"Bohong! Om pasti mau melakukan hal jahat."

Gavin menahan Ani yang memukuli nya. Tiba-tiba Elsa datang, dia menarik tangan Gavin keluar.

"Kalau mereka tidak mau bertemu dengan bapak, jangan di paksa, sebaiknya bapak keluar!" ucap Elsa.

"Tapi saya ingin bertemu dengan Ari."

"Ari lagi istirahat," jawab nya.

Gavin melihat ke arah pintu kamar. "Kenapa aku harus sangat mengkhawatirkan nya? Percuma saja aku maksa masuk, Elsa juga tidak akan mengijinkan nya."

Gavin akhirnya memutuskan pergi dari sana. Gavin bekerja beberapa jam sampai malam hari.

Di malam hari nya Gavin datang ke Club. "Kenapa Bapak kelihatan nya banyak pikiran?" tanya Cikita.

Gavin menoleh ke arah Cikita. "Sudah lama kamu berteman dengan Elsa?"

"Seberapa lama dia bekerja di sini pak, emang nya kenapa pak?"

"Kamu tau dia memiliki anak kembar kan?"

"Iyah, saya tau pak."

"Apa kamu tau siapa ayah dari anak nya itu? Apa itu bukan anak nya?" Karena Gavin masih tidak percaya usia dan perawakan Elsa masih sangat muda.

"Itu anak kandung nya pak, Elsa hamil di luar nikah karena mantan pacar nya yang tidak tanggung jawab."

"Apa sebelumnya kamu sudah bertemu dengan anak-anak nya?" tanya Gavin lagi.

"Tidak pernah Pak, Elsa tidak pernah membiarkan orang lain datang ke rumah nya, dia sangat tertutup sekali."

"Kenapa bapak sangat penasaran dengan Elsa? Apa bapak mencurigai sesuatu?"

"Setelah malam itu, apakah Elsa menceritakan sesuatu?" tanya Gavin.

"Cerita? Tidak ada pak."

"Malam itu kami di suruh menejer menjebak nya dengan obat keras agar mau melayani bapak, hanya karena dia yang sesuai type bapak."

"Namun ternyata semua nya percuma. Kamu minta maaf karena pada malam itu Bapak kecewa tidak mendapatkan apa yang bapak mau."

"Itu artinya tidak ada satu pun orang tau kalau malam ini aku yang mengambil keperawanan Elsa?" batin Gavin.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

lanjut

2023-09-14

0

Gusliantini

Gusliantini

semngat thor💪💪💪

2023-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!