Elsa membawa kedua anak nya berbicara.
"Ari, Ani, apa kalian sadar dengan apa yang kalian lakukan?" tanya Elsa.
"Mah, om itu sangat jahat sekali," Ucap Ani.
"Tapi gak boleh jahil nak," ucap Elsa. Ani menunduk kan kepala nya.
"Baik mah, kami minta maaf," Ucap Ari.
"Ya sudah kalau begitu pergi bersihkan badan kalian. Mamah bawa makanan agar kita makan bersama.
Gavin kembali ke rumah nya dalam keadaan sangat kesal sekali.
"Ada apa lagi dengan mu?" tanya sahabat nya yang bernama Michael.
"Michael, kau di sini?" tanya Gavin kaget melihat teman nya sedari kecil itu sudah ada di rumah nya.
Mereka berpelukan. "Kenapa kau tidak bilang kalau sudah sampai di sini?" tanya Gavin.
"Aku sudah mengabari mu, tapi seperti nya kau terlalu sibuk dengan wanita yang sudah mengutuk mu itu."
Gavin minta maaf karena tidak sempat melihat pesan dari sahabat nya.
Karena sahabat nya baru saja datang seperti pada umumnya mereka akan hangout berdua di Club malam milik Gavin.
"Wahh akhirnya Pak Michael datang juga, selamat datang di Club ini," sambutan Pak Rudy dan juga Cikita.
Michael tersenyum sambil mengangguk. "Aku sudah lama tidak bertemu kalian, kamu semakin cantik saja Cikita," ucap Michael.
Cikita tersenyum. "Humm akhir-akhir ini pak Gavin sangat jarang ke sini karena Elsa sudah tidak di sini," ucap Cikita.
"Bukan seperti itu, saya memiliki pekerjaan di luar."
Elsa tersenyum. "Beberapa hari lagi Elsa akan kembali bekerja."
"Elsa? Nama nya sangat bagus, aku tidak sabar ingin melihat wajah nya," ucap Michael kepada Gavin.
Keesokan harinya Elsa di panggil oleh Gavin ke hotel tempat nya biasa tidur bersama perempuan.
Elsa sangat gugup, walaupun sudah melakukan sebelum nya, tapi dia tetap saja takut.
Karena tidak melihat ada orang di kamar itu, dia duduk sementara sambil membuka handphone nya.
Saat pintu terbuka dia berdiri, namun dia sangat kaget ternyata Gavin tidak datang sendirian melainkan bersama wanita lain dan sedang berciuman cukup ganas.
Mereka menyadari keberadaan nya. "Kebetulan sekali kamu di sini. Ayo kalian berdua harus memuaskan saya."
Elsa kaget mendengar perkataan Gavin. "Bapak pikir saya sudah gila?" ucap Elsa langsung keluar dari sana.
"Sudah lah sayang, aku juga tidak terbiasa bersama orang lain, aku bisa melakukan nya sendiri."
Wanita itu mencoba merayu Gavin, namun Gavin sama sekali tidak bergairah dan dia mengusir perempuan itu.
"Bisa-bisa nya dia berfikir hal gila seperti itu," ucap Elsa sangat kesal sekali dia sampai di rumah nya dalam keadaan emosi.
Dia masuk ke rumah nya langsung di sambut oleh Ani.
"Mamah cepat banget pulang nya?" tanya Ani.
"Kamu gak pengen mamah cepat pulang? Pekerjaan Mamah di tunda malam ini."
"Oohh," Ucap Ani.
"Abang kamu mana?" tanya Elsa.
Elsa memeriksa Ari ke dalam kamar nya. "Ari... kenapa kamu cepat banget tidur nya?" tanya Elsa.
"Gak apa-apa mah, aku capek main sama adek."
"Oohh ya udah kalau begitu kamu istirahat saja yah," ucap Elsa.
Elsa sangat takut penyakit anak nya itu kambuh lagi, tapi dokter sudah bilang kalau tidak kambuh lagi itu artinya sudah membaik.
Ari juga tidak boleh kelelahan. Elsa harus menjaga kesehatan Ari dengan baik karena dia tidak memiliki uang banyak untuk kontrol setiap Minggu nya karena cukup mahal.
Gavin mengikuti Elsa ke rumah nya. "Tok!!! tok!! tok!!" Ketukan pintu yang sangat kuat membuat Elsa menghela nafas panjang karena dia sudah tau itu adalah Gavin.
"Apa yang bapak lakukan di sini?" tanya Elsa.
"Jangan lupa dengan perjanjian kita," ucap Gavin.
Elsa menatap Gavin. "Bukan kah bapak sudah mendapatkan wanita lain?" tanya Elsa.
Gavin mendorong Elsa ke dinding. "Kamu berani menolak dan membantah saya seperti ini?" tanya Gavin.
Elsa berusaha melepaskan diri nya. "Sebenarnya yang Bapak ingin kan apa dari ku? Kenapa Bapak tidak berhenti membuat hidup ku berantakan?" ucap Elsa.
Gavin menatap Elsa. "Lepaskan saya dari kutukan mu itu! Saya ingin hidup tenang."
"Kutukan apa? Saya tidak melakukan kutukan apapun itu."
"Lalu apa yang saya alami selama ini?"
"Saya tidak tau pak, saya tidak berniat apapun kepada Bapak, saya mohon lepas kan saya, saya ingin hidup tenang bersama anak-anak saya."
"Saya mohon pak."
Gavin melihat wajah Elsa yang memohon kepada nya.
"Mamah... Mamah..." tiba-tiba Ani memanggil Elsa ke depan.
Gavin melepaskan Elsa. "Abang mah, Abang muntah-muntah."
Elsa kaget dia langsung berlari ke dalam. Gavin kebingungan akhirnya dia mengikuti Elsa ke dalam.
Elsa kaget melihat anaknya muntah-muntah, pucat dan badan nya sangat dingin.
"Ari, kamu kenapa nak? Lihat Mamah."
"Aku gak apa-apa Mah," ucap Ari.
"Sebaiknya di bawa ke rumah sakit saja," ucap Gavin. Untuk pertama kalinya Gavin menggendong darah daging nya sendiri.
Elsa cukup terharu melihat Ari di gendong, namun situasi seperti itu membuat nya tidak terlalu memikirkan hal itu.
Gavin mengantarkan ke rumah sakit terdekat. Elsa tidak berhenti berdoa di luar ruangan ICU. Gavin melihat Elsa yang sangat sedih.
Tidak beberapa lama dokter keluar. "Dokter, bagaimana anak saya?" tanya Elsa.
"Maaf sebelumnya, kalau boleh tau apa saat penyakitnya kambuh tidak pernah di bawa berobat?" tanya dokter.
Elsa terdiam sejenak, karena selama ini setahunya anak nya baik-baik saja setelah keluar dari rumah sakit pada saat itu.
"Ari sangat sering menahan rasa sakit sehingga menyerang jantung nya dan sekarang harus di tangani oleh dokter."
Elsa syok mendengar itu. "Bagaimana bisa Dok? Penyakit ginjal nya sudah sembuh sebelumnya."
"Setelah di teliti, Ari memiliki penyakit jantung bawaan dari bayi."
Elsa menggeleng kan kepala nya, dia seperti tidak percaya dengan hal itu. Gavin kaget mendengar nya, dia melihat ke arah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Biasa penyakit jantung bawaan ini, dari keturunan orang tua nya, mungkin salah satu orang tua nya memiliki penyakit jantung," ucap dokter.
Elsa terdiam sejenak, dia tau kalau Gavin mendengar itu, tapi dia tidak akan pernah mengatakan semua nya kepada Gavin.
"Dok, saya mohon lakukan apapun untuk kesembuhan putra saya, saya mohon dokter."
"Kami akan melakukan tindakan operasi, namun ini hanya membantu meringankan, bukan membuat pasien sembuh total."
"Apa tidak bisa di sembuhkan dok?" tanya Elsa.
"Kami akan melakukan yang terbaik Bu, kami permisi dulu."
Elsa menangis tersedu-sedu, Ani berusaha untuk menenangkan Elsa.
"Kenapa tidak menghubungi Ayah mereka? Mungkin bisa membantu," ucap Gavin.
Elsa menggeleng kan kepala nya. "Tidak mungkin dia perduli," hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Elsa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Gusliantini
lanjut thor semngat💪💪💪💪 semnga aj gavin cpat tau klw ari adalh ank nya
2023-09-13
1