Kedatangan Gavin ke rumah Elsa

Tidak terasa sudah satu bulan Elsa tidak bekerja, kewarasan nya jauh membaik sekarang walaupun dia harus mengabaikan keluarga nya.

Ayah, ibu dan adik nya. Untuk sementara dia menyembunyikan keberadaan nya kecuali dari adik nya namun walaupun begitu dia sudah memberikan uang kepada ibu dan ayahnya.

Elsa melarang Citra datang agar dia lebih fokus sekolah.

Elsa sedang asyik bermain di depan rumah bersama anak-anak nya.

Tiba-tiba dokter Kimdan datang.

"Dokter di sini? kenapa tidak bilang kalau mau ke sini?" tanya Elsa. Kimdan hanya tersenyum dia memberikan beberapa paper bad makanan kepada Elsa.

"Saya lewat dari supermarket, saya membeli jajanan dan juga makanan lainnya untuk Ari dan Ani."

"Terimakasih banyak Dok," ucap Elsa. "Ayo duduk dulu, saya akan membuat minum."

"Anak-anak, temanin dokter Kimdan dulu yah, Mamah buatin minum dulu."

Ari dan Ani mendekati dokter. Ari dan Ani melihat pakaian Kimdan yang serba putih dan masih ada alat di saku jas putih nya.

"Ini apa Dok?" tanya Ani langsung.

"Ini nama stetoskop, gunanya untuk memeriksa detak jantung," jawab Kimdan.

"Abang... nanti kalau adek sudah besar, adek mau jadi dokter," ucap Ani kepada Ari. Kimdan tersenyum.

"Kenapa Ani mau jadi dokter?" tanya Kimdan.

"Aku mau ngobatin orang yang sakit Dokter, kalau nanti Mamah sakit aku bisa mengobati nya."

Elsa datang dia tersenyum mendengar percakapan mereka.

"Ani memiliki cita-cita menjadi dokter karena sering melihat dokter dan juga rata-rata mainan nya alat-alat rumah sakit," ucap Elsa.

"Cita-cita nya sangat bagus. Kalau kamu Ari, cita-cita nya mau jadi apa?" tanya Kimdan.

Ari menggeleng kan kepala nya. Dia pun langsung pergi dari sana.

"Ari anak yang cukup pendiam tidak seperti adek nya, dia memiliki hobi menggambar pemandangan, bangunan dan gedung-gedung tinggi."

Kimdan tersenyum. "Anak-anak kamu sangat pintar sekali, mereka sudah lancar berbicara sementara belum genap tiga tahun," ucap Kimdan.

Elsa tersenyum. "Saya dengar kamu sudah tidak bekerja, bagaimana kamu menafkahi anak-anak mu?"

"Saya ambil cuti dua bulan saja pak untuk istirahat dan juga mengurus anak-anak, tabungan saya masih cukup," jawab Elsa.

Kimdan mengeluarkan sesuatu dari kantong nya. "Ambil lah ini," ucy Kimdan memberikan uang.

"Ini untuk apa dokter? saya sudah banyak merepotkan dokter."

"Anggap saja ini jajan untuk Ari dan Ani. Beberapa hari ke depan saya ada tugas di luar provinsi, jadi saya akan jarang mengunjungi kalian."

Elsa sangat tidak enak, namun Kimdan tidak suka kalau pertolongan nya di tolak.

Elsa berterimakasih, dia sangat senang sekali bisa bertemu dengan orang sebaik dokter Kimdan.

Seseorang mengambil foto mereka dari kejauhan dan foto itu sampai kepada Gavin.

"Ternyata dia sudah memiliki suami dokter, pantesan saja dia tidak bekerja lagi. Dan mereka juga memiliki dua anak," ucap Gavin.

"Tapi aku tidak bisa mudah percaya, bagaimana kalau pria itu hanya menyewa nya saja dan anak-anak itu adalah keponakan nya, tidak mungkin dia memiliki anak secepat itu langsung dua," ucap Gavin.

Setelah mengetahui alamat Elsa dia merencanakan untuk mendatangi tempat Elsa, karena sudah satu bulan dia tidak berhasil bertemu dengan Elsa.

Seperti nya Elsa sadar kalau dia di cari oleh Gavin itu sebabnya di hati-hati.

"Elsa, apa kamu tidak ingin mencari pendamping hidup saja untuk membantu kamu mengurus anak-anak kamu?" tanya dokter.

Elsa tertawa kecil mendengar pertanyaan dokter Kimdan. "Sebenarnya saya ingin segera menikah dokter, tapi siapa yang mau sama saya?"

"Kenapa?" tanya dokter.

"Dokter lihat sendiri kan, keadaan saya sekarang, memiliki anak tampa tau Ayah nya dan hidup terluntang-lantung seperti ini."

Dokter terdiam sejenak. "Lagian sekarang saya hanya ingin fokus membesarkan kedua anak saya Dok dan segera menyelesaikan kuliah saja agar mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus."

Dokter Kimdan tersenyum. Cukup lama mereka berbincang-bincang, dokter juga menemani Ari dan Ani bermain setelah sore dia pulang.

"Anak-anak... Ayo tidur, ini sudah malam," ucap Elsa kepada Ari dan Ani yang masih asik main.

"Bentar lagi mamah."

"Ini sudah malam Ani, ayo pergi tidur."

Akhirnya mereka masuk ke kamar mereka.

Saat mau masuk ke kamar tiba-tiba pintu rumah dan bel berbunyi secara bergantian.

"Siapa yang datang malam-malam seperti ini?" tanya Elsa kaget.

Dia mengabaikan nya, namun ketukan tidak berhenti membuat anak-anak nya terganggu.

"Kalian tunggu di sini yah, mamah periksa keluar dulu," ucap Elsa.

Elsa sangat ragu membuka pintu, namun dia penasaran siapa yang ada di balik pintu itu.

Tidak mungkin orang jahat karena keamanan di perumahan itu cukup lah ketat.

Saat di buka dia kaget melihat dua pria berbadan besar di depan pintu nya.

"Maaf, mau mencari siapa yah?" tanya Elsa. Mereka minggir dan ternyata di balik badan yang besar itu ada Gavin yang berdiri membelakangi mereka.

"Bos kami ingin bertemu dengan anda," ucap mereka.

"Ada apa yah pak?" tanya Elsa. Gavin berbalik Elsa sangat kaget melihat nya.

"Apa yang Bapak lakukan di sini?" tanya Elsa. Dia mau menutup pintu tapi di tahan oleh kedua pria itu.

Kekuatan Elsa tidak seberapa bagi mereka, kini pintu terbuka lebar.

Gavin tersenyum dia mendekati Elsa menatap nya dengan tatapan tajam.

"Satu bulan saya mencari kamu, ternyata kamu bersembunyi di sini."

Elsa mundur terus karena Gavin semakin mendekati nya.

"Perumahan elit ini, pengangguran seperti mu apa sanggup membayar sewa nya setiap bulan? Apa kau sudah menjadi simpanan pria sekarang?" tanya Gavin.

"Apa urusan Bapak?" tanya Elsa.

Gavin tertawa kecil. "Kalau begitu aku akan membayar kamu dua kali lipat dari dokter itu tapi kau harus menjadi wanita ku," ucap Gavin.

Elsa tau kalau Gavin mengikuti semua pergerakan nya sehingga dia tau tentang dokter Kimdan.

Elsa meludahi wajah Gavin dengan spontan. Kedua pengawal nya mau menahan Elsa namun di tahan oleh Gavin.

Gavin menghapus pipi nya. Elsa menatap nya dengan tatapan tajam dan juga penuh kebencian.

"Saya tau kamu membutuhkan uang kan? Saya akan memberikan uang banyak, asalkan kamu mau melayani saya," ucap Gavin.

"Saya tidak akan pernah melakukan nya, bapak jangan pernah mimpi! Pergi keluar dari rumah saya."

Gavin tertawa. Dia memegang dagu Elsa.

"Lepaskan aku!" Elsa berontak namun Gavin sudah mengunci nya di tembok.

"Kenapa kau berhenti dari club? Apa kau sengaja? Kau mau membuat ku marah?" tanya Gavin.

"Lepaskan Mamah... lepaskan Mamah kami, dasar orang jahat!" tiba-tiba Ari dan Ani datang dan menggigit paha Gavin.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

nexxt

2023-09-25

1

Risma Arsita

Risma Arsita

Lanjut thor

2023-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!