Will You Be My Brother?

Will You Be My Brother?

Hari baru Kiara

Pagi menyapa dengan hangatnya, mentari yang mulai memancarkan sinar dan burung-burung berkicau dengan merdu didepan halaman rumah kost yang dihuni oleh 2 orang cewek remaja yang hendak masuk kuliah perdana. Masa Pengenalan mahasiswa sudah lewat, saatnya mereka memulai rutinitas barunya sebagai mahasiswi salah satu Universitas di Lampung. 

Kiara Medina mahasiswi Fakultas Pendidikan yang sudah siap dengan rok panjangnya dan Zeva Vadilla mahasiswi Fakultas Ekonomi murni yang sudah siap dengan pakaian bebasnya. Maklum anak FKIP memang harus memakai rok sedangkan anak Fakultas lain bisa memakai pakaian bebas bahkan celana jeans saat kuliah asalkan memakai kemeja sebagai atasannya. Mulai memakai sepatu.

"Lu make sepatu kets?" Zeva terheran melihat Kiara memakai sepatu kets. Dia memicingkan mata melihat penampilan Kiara dari ujung rambut sampai ke ujung kaki.

Rambut diikat rapi ke belakang tidak lupa poni kesayangan untuk menutupi dahi lebarnya.

Kemeja berwarna putih tulang disertai dengan sablonan tulisan panjang bak koran berjalan dimasukkan rapi ke dalam pinggang roknya. 

Rok berbentuk sedikit mekar kebawah berwarna hitam. Sepatu kets berwarna putih.

Zeva menepukkan kedua tangannya "Tren terbaru di dunia FKIP dimulai" tawanya renyah disambut kicauan burung.

"elu emang paling sopan kalo ngatain temen." Kiara dan Zeva mulai berjalan menuju kampus yang letaknya tidak jauh dari rumah kost mereka. Jaraknya hanya 200meter saja. Jadi jalan kaki saja biar sehat. Sampai didepan gerbang mereka berpisah menuju Fakultas masing-masing.

***

Kiara terbilang cantik, memiliki kulit kuning langsat dengan rambut bergelombang ikal bawah tanpa harus ke salon. Hidung bulat dan pipi tembam serta bibir mungil seksi yang selalu merah muda. Namun sayang dia tidak pernah menyadari kalau dirinya cantik, karena sewaktu SMA dia selalu dirundung teman-temannya. Dia memiliki dahi yang sedikit lebih lebar dari teman-temannya, alias jenong. Kiara selalu menutupinya dengan poni, oleh karena itu teman-temannya bahkan sahabatnya pun kadang mengejeknya. Kiara sering terlibat persahabatan Toxic sewaktu SMP sampai SMA oleh karena itu mulai sekarang ia pun akan berteman hanya sekedarnya saja agar tidak kesepian.

Hanya karena rundungan teman-temannya itu sampai saat ini ketika ada yang memujinya cantik dia merasa itu ejekkan bahkan menurut dia pujian itu tidak pantas untuknya. Maka dia akan berekspresi biasa saja atau bahkan cuek ketika ada orang yang mengatakan dia cantik.

Kini, ia bahkan bingung teman seperti apa yang bisa ia dapatkan. Apakah teman yang toxic lagi? Apakah dia akan punya teman? Kiara memutuskan tidak mau berkenalan terlebih dulu dengan teman-teman barunya. Dia terlalu sakit kalau harus memohon menjadi seorang teman lagi. Biarlah Kiara sendiri saja kalau memang tidak ada yang mau berteman dengannya.

***

Kiara mulai merasa ada yang memperhatikan penampilannya. Namun dia yang percaya diri dan cuek membuatnya tidak perduli pada tatapan-tatapan heran para mahasiswa lain.

Kiara sampai dikelas dan duduk dibangku dekat tembok. Mulai ada teman yang menghampirinya duduk dibangku kosong sebelah kanannya, disusul ketiga temannya yang duduk berdekatan.

"Dosennya belum dateng, padahal udah buru-buru gue sampe lari ke lantai 3 ini. Setan emang!" Celoteh si cewek berambut panjang hitam yang dibiarkan digerai olehnya dengan mata belok dan hidung mancungnya memperlihatkan kekesalan karena sang dosen belum tiba. Si cewek mulai nengok kearah Kiara.

"Aizhu Wendari" dia mengulurkan tangannya pada Kiara. Namun belum sempat Kiara membalas uluran tangannya tiba-tiba ada yang nimbrung.

"hah? Asu?" teriak seorang gadis mungil didepan Kiara yang langsung memutar badannya kearah merek yang sedang berkenalan.

"Enni Nastiti..." Uluran tangan Aizhu disambutnya.

"Heh!!!! Kuping lu kalo nangkep suara yang bener napa! Aizhu!" Uluran tangan Enni disambut kasar.

"What? I see u?" Kiara merasa mendengarnya begitu.

Aizhu menghela nafas dan memutar bola matanya jengah. Ada apa dengan anak-anak ini? Apa telinga mereka rusak? Atau pegucapannya yang salah?

"ICU loh cah, kupingnya dipasang yang bener to makanya" Timbrung salah seorang "kenalin, aku Zahida" Gadis berlogat jawa medok itu mengulurkan tangan dengan sopan dan disambut oleh Aizhu.

Makin kesal karena sudah ada 3 orang yang salah menyebutkan namanya Aizhu mulai diam sebelum mengatakan sesuatu.

"Terserah lu pada lah" Mulai bete.

"Coba kamu tulisin nama kamu disini dengan benar, karena terdengar lain-lain ditelinga kami" Tambah seorang gadis berwajah teduh bernama Ifa, yang duduk disebelah Zahida.

' AIZHU WENDARI ' pemilik nama menuliskannya dengan huruf kapital dan besar diatas buku tulis milik Ifah.

Hahahahaa...

Hahahhaha....

Hahahahaa...

Semua terbahak kecuali Aizhu sendiri. Ia merasa sial hari ini karena berlari kencang dari kosannya dan sampainya ia dikelas justru disambut dengan tawa ejekkan atas namanya. Namun Aizhu adalah gadis yang tomboy dan super cuek serta ia sangat humoris jadi hal seperti ini tidak membuatnya merasa kesal. Kiara, Enni, Zahida dan Ifa pun merasa mereka satu frekuensi karena menemukan teman seperti Aizhu yang unik dari nama, penampilan dan gaya bicaranya yang frontal. Bahkan ia yang terlihat kesal sangat menggemaskan bagi mereka dan tidak terlihat marah sungguhan.

"Seneng lu pada!'' Aizhu memicing dan membuang muka " bodo amat!!!"

"Jadi panggilan lu apa ya enaknya?" Kiara menaruh telunjuk di dagunya.

"Bodo!!" Aizhu menjawab masih dengan muka kesal.

"Shu aja.." Jawab Enni gesit.

"Heh!! Cari masalah emang ni anak dari tadi" Aizhu mulai emosi dan berdiri dari tempat duduknya "lu kira gue Asu.. Sa su sa su!"

"Eh jangan emosi dong, becanda loh gue ini" Enni mulai membujuk dan menyuruh Aizhu duduk kembali.

"Panggil gue Aiz! Oke?" Aizhu memastikan dengan melirik satu persatu dari mereka.

"Oke" Ifa menjawab dengan senyum.

"iyaa Aizzzz.." Zahida dengan logat medoknya.

"Oke Su..!" Kiara dan Enni kompak lalu mereka tertawa bersama, sementara Aizhu menepuk dahinya kasar. Baru kali ini dia berkenalan dan namanya menjadi sebuah perbincangan. Dia tidak marah justru ikut tertawa diakhir.

"ngomong-ngomong kita udah kaya kenal lama ya" Zahida memotong tawanya.

"iya, kaya udah kenal dari bayi" Kiara mulai melantur.

"Udah deh, kita ini satu klen" Enni memastikan.

"Gue juga heran kenapa ga marah ya" Aizhu terkekeh diikuti yang lainnya.

***

Perkuliahan dimulai dengan perkenalan dosen dan jadwal mata kuliah untuk setiap dosen. Hari ini cukup 3 mata kuliah saja, Kiara dan teman-teman barunya berpisah diparkiran motor. Enni dan Zahida pulang ke rumah mereka yang tidak jauh dari kampus menggunakan motor sementara Ifa, Kiara dan Aizhu berjalan beriringan menuju pintu gerbang, sampai ada pesan masuk di handphone Kiara.

Zeva : " Udah selesai kuliah belum? nongkrong sini didepan gedung UKM Mapala."

Tanpa membalas pesan sang teman, Kiara berjalan menuju tempat yang dimaksud meninggalkan Ifa dan Aizhu yang masih berjalan beriringan.

Zeva melambaikan tangannya pertanda dia masih disana. Kiara sampai didepan perkumpulan orang-orang yang berpenampilan santai ditengah kampus.

"Nah kenalin bang ini temen kosan gue namanya Kiara Me-" Zeva menjeda kalimatnya "Mendingan kenalan sendiri ajalah" 

"Hai, aku Kia." satu persatu menjabat tangannya.

"Jun"

"Ferdi"

"Surya"

"Alex"

"Nevi"

"Duh suaranya sopan banget masuk telinga" Ujar Jun sembari memperhatikan wajah Kiara dengan senyuman sok manis ala bad boy.

"Emang ada orang kenalan suaranya ga sopan?" balas Nevi.

"Ada nev..." Tambah Ferdi.

"yang kaya gimana fer?" Nevi terlihat penasaran dan menunggu jawaban namun Ferdi justru mengedip-ngedipkan kedua matanya membuatnya makin penasaran.

"Sini gue bisikin" Nevi mendekatkan telinganya kearah Ferdi dan bersiap mendengarkan.

"yang kaya elu!!!" Ucap Jun, Ferdi, Surya dan Alex bersamaan kemudian terbahak.

"****** lu pada ya!" Nevi terlihat kesal dan melempar kulit kacang yang tengah mereka nikmati bersama dibawah pohon.

Kiara dan Zeva hanya ikut tertawa terbahak merasa terhibur dengan kebersamaan mereka.

"Lu mau daftar Mapala juga dek?" tanya Jun

"Eh, nggak bang cuma nemenin Zeva aja"

"Daftar aja loh, asik kok. Nanti kita bisa menjelajah alam dan belajar banyak soal organisasi disini sembari menikmati ciptaan-Nya" Zeva mulai sok bijak.

Kiara menempelkan telapak tangannya ke dahi Zeva "nggak demam nih"

"Lah emang gue demam kenapa?" Zeva mengerutkan dahinya. Seketika hening karena perbuatan Kiara.

"Elu demam Mapala kayaknya" Kiara manggut-manggut.

Hahahaaa...

Hahahhaa...

Gelak tawa Jun dan teman-temannya memecah hening karena kelakuan Kiara.

"Elu cantik-cantik stress juga ternyata ya" Alex mulai tertarik dengan gaya berbicara Kiara.

"Aduh lengkap amat jadi manusia, udah cantik humoris pula" Nevi menambahkan.

"Emang kalo cm nambah humoris doang jadi paket lengkap ya kak?" Zeva mulai heran

"Disini begitu, kalo yang cantik banyak. Tapi cantik plus humoris itu susah didapetnya karena yang cantik itu rata-rata jaim dan anti humor.

"Dah lah lu daftar Mapala aja gih" Surya yang dari tadi sibuk memetik gitarnya pun mulai bersuara.

"Nih brosurnya, kalo udah diisi kasihin saya lagi ya" Pungkas Surya.

"Aku kira abang ga bisa ngomong" Kiara nyengir memperlihatkan senyumnya yang garing.

"jangankan ngomong, mencintai kamu juga saya bisa" Gombal sang Surya.

"Demi apa, gue mulai memudar" celetuk Kiara sembari menampar pipinya pelan.

"Meleleh woii...!!"

Terpopuler

Comments

Ikun Riska

Ikun Riska

wah ini cerita yg seru mengingatkan waktu masih masa masa kuliah /Kiss/

2023-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!