Pagi ini Kiara hendak kuliah pagi. Pukul 07.00 wib dia sudah beranjak pergi dari rumah kost nya dengan berjalan kaki sendirian. Rasa kantuk yang masih melekat dimata membuatnya terus menguap sepanjang jalan.
"Awas mbak kemasukan laler!" Teriak cowok jahil yang berpapasan dengannya.
"Kemasukan setan udahan ni!!" Kiara melirik tajam kearahnya membuat si cowok berlari kecil menghindari tatapan sinis Kiara.
Kiara sampai dikelasnya pukul 07.20 wib, berjalan santai menaiki tangga akhirnya membuatnya sampai dilantai 3 tanpa ngos-ngosan. Entah dari cara berjalannya atau memang Kiara sudah terbentuk fisiknya karena sudah satu minggu mengikuti kegiatan latihan fisik rutin di Mapala. Sesampainya dikelas ia duduk dimeja dekat jendela seperti biasanya. Beberapa teman sekelasnya sudah memenuhi kursi namun ia belum melihat Aizhu.
"Fa... Apa Aizhu ga masuk hari ini?" tanya Kiara pada Ifa yang baru saja duduk didepannya.
"Masuk kok, tadi aku ketemu dibawah dia lagi telponan. Kayaknya sih sama cowoknya"
"Owh..." Kiara manggut-manggut.
Pukul 07.30 wib dosen memasuki kelas, namun Aizhu dan Enni belum terlihat batang hidungnya. Ifa dan Zahida sudah datang dan duduk dikursi favorit mereka, yaitu bangku paling depan. Jangan harap bisa bergosip dengan Ifa dan Zahida waktu jam kuliah sudah dimulai, karena mereka adalah mahasiswi teladan di kelasnya.
Pak Wono sudah duduk di kursinya dan mulai mempersiapkan laptop. Beliau pun mulai membuka buku absen mahasiswa. Kemudian berdiri dan membuka perkuliahan hari ini.
"***...."
"Permisi pak, maaf terlambat" Enni datang sesaat setelah dosen hendak memberikan salam kemudian duduk disebelah Kiara dengan cepat.
"Baiklah saya akan mulai mata kuliah hari ini, sebelumnya ***-"
Tok
Tok
Tok
"Belum salam kan pak? Berarti saya belum telat ya pak" Aizhu masuk dan kemudian duduk disebelah Enni.
"***-"
"Pak!!! Tunggu pak!!" Datanglah cowok paling sering telat bernama Actifian.
Pak Dosen mulai memicing dan membuka kacamatanya sedikit, menyisakan setengah bola matanya yang sebagian tertutup kacamata. Ia kemudian menghitung mahasiswa yang ada dikelas itu dengan menunjuknya satu persatu tanpa disebutkan namanya.
"Sudah genap 30 mahasiswa ya. Saya rasa tidak akan ada yang mengetuk pintu lagi. Saya tutup pintunya". Pak dosen yang sudah beruban itu pun menutup pintunya kemudian memulai perkuliahan.
Kiara sedang asyik mendengarkan penjelasan pak dosen namun tiba-tiba tangannya disenggol oleh Enni.
"Eh.. Lo liat tu temen kita. Mulai sakit jiwa kayaknya" Enni menunjuk pada Aizhu yang ternyata sedang telfonan sejak ia masuk kelas.
"Eh buset, gila ni anak. Dikira ini tempat nongkrong. Telponan dikelas" Kiara mulai protes.
Kiara berusaha memberi kode agar ia menghentikan aktivitasnya, namun Aizhu tidak mendengarkannya sama sekali. Bahkan Enni pun turut memukuli lengan Aizhu, tapi lagi-lagi ditepisnya. Sampai akhirnya Kiara dan Enni menyerah dan masa bodo dengan kelakuan Aizhu saat ini. Mereka kembali memperhatikan penjelasan dosen dan mencatat yang perlu mereka catat.
Tidak lama kemudian Pak Wono menutup perkuliahan hari ini, namun sebelumnya beliau telah membagikan tugas kelompok untuk mahasiswanya dan diberikan kepada ketua kelas.
"Temen-temen, saya akan menuliskan kelompok dan judul makalahnya ya. Mohon dicatat sebelum meninggalkan kelas". Ucap Benny sang ketua kelas yang mendapat titah dari Pak Wono.
Benny menuliskan masing-masing kelompok terdiri dari 6 mahasiswa. Dia mulai menuliskan kelompok terakhir.
'Actifian, Aizhu, Enni, Ifa, Kiara, Zahida'.
"Elah... Ada cowoknya" Keluh Enni.
"Lumayan, ada temen baru kan" Timpal Kiara.
"Hai.. gua Actifian, akhirnya gua bisa satu kelompok sama kalian. Senangnya" Sapa Actifian pada teman satu kelompoknya yang tengah duduk bersama.
"Hallo... " Balas Kiara dan Enni seraya melambaikan tangan.
"Makalahnya dikumpul minggu depan cah dan di presentasikan minggu depannya lagi" Ujar Zahida memberikan informasi.
"Jadi, karena hari ini mata kuliah kita padat sampai sore, besok pagi aja kita mulai mengerjakan makalahnya ya" Tambah Ifa.
"Eh !! Tunggu. Besok pagi? " Kiara melirik kearah Actifian.
"Elo bisa bangun pagi ga sih sebenernya? Kenapa elo selalu telat kalo ada kuliah pagi? " Kiara menyelidik
"Nama doang Actif, tapi kelakuan Pasif. Harusnya nama lo itu Pasifian bukan Actifian! " Kiara berubah kesal.
Kiara mendadak banyak bicara karena Actifian yang masuk dalam tugas kelompok mereka. Pasalnya Actifian sejak pertama kali kuliah sampai sudah hampir 6 bulan perkuliahan ia selalu terlambat kalau ada kuliah pagi. Banyak yang menjulukinya si tukang telat.
"Iya.. Iya.. Besok nggak bakal telat kok gue. Janji!" Actifian mengacungkan jari telunjuk dan tengahnya bersamaan.
"Kalo telat wajib bawain makanan buat kita. Oke?? " Enni mencoba bernegosiasi.
"Huuuu.... " Sorak teman yang lainnya bersamaan.
Setelah sedikit membahas tentang judul makalah, mereka kemudian duduk santai menunggu dosen berikutnya yang akan datang 1 jam lagi. Mereka memilih menunggu diatas daripada turun dari lantai 3. Namun tidak dengan Actifian dan teman sekelas lainnya yang belum sarapan, mereka semua meninggalkan kelas dan menyisakan Kiara dan sahabat-sahabatnya.
Zahida dan Ifa sibuk dengan laptop mereka, sedangkan Enni sibuk dengan handphone nya. Kiara melihat Aizhu yang kini duduk dipojokkan sambil terisak. Kiara pun berlari menghampirinya.
"Eh, lo kenapa? Nangis? "
Aizhu masih menunduk dan terisak "Iya pah, maaf. Jangan marah pah, maafin aku".
Kiara langsun diam dan mundur perlahan kembali ke tempat duduknya dan menyenggol lengan Enni "Eh, Aizhu lagi dimarahin papahnya"
"Papahnya pale lo peyang. Itu cowoknya tau" Enni menjawab sambil memainkan ponselnya.
"Masa? Dia manggilnya 'pah' gitu kok"
Zahida tersenyum geli "Iya Kia, itu panggilan buat cowoknya"
"Emang kamu nggak tau selama ini Aizhu manggil cowoknya pake sebutan 'papa' ? " Tanya Ifa pada Kiara.
Kiara geleng-geleng "Jadi gue doang ini yang nggak tau? "
"Kita juga sebenernya baru tau semingguan ini sih karena dia makin sering telfonan dijam kuliah jadi kita kepo"
Aizhu tiba-tiba muncul dari belakang kelas dan langsung menduduki kursi dekat Kiara.
"Elo nguping gue telfonan ya? " lirikan Aizhu tajam ke arah Kiara.
"Nggak. Gue nggak nguping, tapi kedengeran karena kuping gue masih normal" Jawab Kiara datar.
"Nangis lagi lo? " ledek Enni.
"Kamu pacaran apa musuhan sih su, kok setiap hari berantem sampe nangis-nangis. Kamu putus? "
"Eh mana ada putus" Kiara menyambar "Mereka itu panggilannya papah dan mamah, kalo mereka pisah berarti bukan putus sebutannya, tapi CERAII.!! " Makin heboh.
"Hahha .. Hahaha.. Haaha iya iya bener" Sorak sorai dari Ifa dan Zahida serta Enni yang membuat kelas yang hening menjadi ramai.
"Seneng lu pada ya? " Aizhu meminum air mineral yang dibawa Kiara "Temen patah hati bukannya berbela sungkawa malah ketawa-ketawa"
"Eh, emangnya siapa yang innalillahi? Kok berbela sungkawa" Zahida berpura-pura.
"Hubungan mereka lah" jawab Enni seraya terbahak dan terpingkal.
"Gue nggak putus, cuman brantem".
"hhhuuuhh... " Enni dan Zahida menghela nafas bersamaan.
"Sayang sekaliiiiii... Penonton kecewa" Kiara tertawa geli.
"LDR itu susah coi, gue harus banyakin ngabarin dia. Mending kalo gue ngabarin ga disangka bohong" Curhat Aizhu.
"hubungan macam apa sih itu? " Ifa celingukan mencari jawaban.
"Hubungan macam-macam fa" Kiara mulai lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments