Pertemuan dengan No Name

Siang yang terik dan menyilaukan mata membuat Kiara dan Aizhu kehausan setelah mengikuti 3 mata kuliah sekaligus. Lapar mulai melanda ketika mereka sampai dilantai 1.

"Gue udah nggak kuat ini, bisa gendong gue aja nggak?" Kiara mulai ngesot dipinggiran tangga terakhir.

"Lo payah amat dah... naik capek, turun capek. Tadi harusnya lompat aja biar ga capek. Pake repot-repot turun tangga"

"Metong lah gue" Kiara bergeming.

"Nggak bakal! Palingan patah tulang atau geger otak aja" jawab Aizhu datar "dan paling nggak, elo bisa mengurangi populasi cewek cantik dikelas kita..hahaaaa" Aizhu tertawa puas.

"Ya Allah, Engkau memang telah mengabulkan doaku 'yang tidak akan punya temen toxic' tapi tolong ya Allah jangan juga kasih aku temen sableng kayak dia. Amiin"

Aizhu menoyor kepala Kiara pelan "Heh!! Bersyukur lo punya temen sableng tapi nggak gendeng. Gue masih selalu nemenin elo walaupun gur sendiri nggak tau kenapa mau-maunya nemenin"

"Mungkin kita jodoh su.."

"Dih mit amit" Aizhu bergidik.

Ifa, Enni dan Zahida pun baru turun dan ikut bergabung dengan Kiara dan Aizhu yang tengah beristirahat.

"Kalian ga leper atau haus apa? Malah nyantai disini" Enni bertanya dengan polosnya.

"Biasa lah, nemenin pemuda jompo nih, encok kayaknya abis turun dari lantai 3 udah nggak kuat bediri" Aizhu sudah beberapa kali menemani Kiara yang kelelahan seperti ini.

Kiara sudah tidak ada daya dan upaya untuk mengobrol dengan mereka. Sangat Lapar.

"Aku sama Ifa mau ke kantin ya gaes, laper dan haus poll. Ora kuat ini panas banget tenggorokannya" Zahida pamit duluan menuju kantin.

"Iya buruan ke kantin gih keburu kebakaran tu tenggorokan" Aizhu meledek sembari melambaikan tangan pada Ifa dan Zahida yang sudah jauh dari tempat mereka berdiri.

"Gue ikuuuut..." Kiara mengangkat tangannya meminta dibangunkan.

"Ngerepotin lo!!!" Aizhu membangunkan dan menepuk dahi Kiara.

"Mau gue papah sekalian ga?" Tawar Enni.

"Ga usah!! mending lo bawain kursi roda atau tandu sekalian lebih bagus" Aizhu mengacungkan jempol didepan wajah Enni.

"Lo kira gue sakit"

"Emang lo sakit" Aizhu menyenggol lengan Enni.

"Sakit jiwa!!!" Ujar Enni dan Aizhu bersamaan kemudian terbahak.

Mendengar ucapan mereka, Kiara mendadak segar dan brutal ingin memakan seseorang. Melihat ekspresi Kiara yang menakutkan Aizhu dan Enni berlari kencang menuju ke kantin sementara Kiara mengejar mereka dengan wajah kesal dan lapar. Sampai di kantin.

"huh..huh..huh..Akhirnya sampe sini juga gue" Kiara bangga.

"Wahh.. Hebat. Kamu berhasil nyusul kami Kia. Ayo makan keburu pingsan nanti" Ifa menyemangati.

"Ngeledek lo ya?"

Mereka berlima akhirnya makan bersama dengan tenang. Sama-sama lapar dan lelah jadi sudah tidak punya energi lagi untuk mengobrol satu sama lain. Selesai makan ada pesan masuk di Handphone Kiara.

No name : 'dimana dek?'

Kiara: 'di kantin'

No name: 'Gue kesana ya?'

Kiara : 'Kalo orang laper atau haus biasanya sih kesini'

Tidak ada pesan masuk lagi, ia pun memasukkan handphone nya kedalam saku.

"kita udah ga ada jam kuliah lagi kan?" Tanya Enni pada dua temannya yang smart dan rajin.

"Nggak ada kok" Jawab Ifa.

"Kenapa En? Kamu mau pulang?" tanya Zahida.

"Nggak sih, mau shoping dulu sama temen" Jawab Enni kemudian berdiri dan berpamitan untuk undur duluan.

Sudah hampir satu bulan Kiara kuliah, hanya ada 4 temannya ini yang selalu pengertian dan tidak keberatan dengan sifat dan sikapnya. Bahkan ketika salah satu dari mereka pamit, tidak ada yg menggunjing ataupun berbicara hal buruk tentang mereka yang tidak ada. Berbeda dengan pertemanannya semasa SMA yang penuh kepalsuan dan toxic. Sebentar disayang sebentar ditendang.

"Lo udah sanggup jalan dengan normal kan?" tanya Aizhu pada Kiara.

"Udah udah, gue udah full baterai nih"

"Cah, gue duluan ya mau nyuci baju dulu di kostan cucian gue numpuk" Aizhu pun berlalu, menyisakan Kiara, Ifa dan Zahida.

"Aku mau ke masjid dulu ya ketemu temen, sekalian nyicil tugas" Ifa mulai undur.

"Aku ikut kamu ya fa" Susul Zahida disertai lambaian tangan kepada Kiara.

Berpikir...

Berpikir...

Mau kemana dia sekarang. Di kostan sendirian akan bosan. Di kantin sendirian pun akan boros. Masih berpikir.

Kring...

Kring...

"Astagfirullah!!! ngagetin aja ni hape" Kiara yang tengah berpikir keras pun kaget mendengar dering handphone nya.

"Iya, siapa ya?"

"Masih nanya siapa? Emang nomor gue ga lo save dek?" Tanya seorang cowok diujung telfon.

"Belum, soalnya belum pernah ketemu"

"Kalo gitu, ayo ketemu" tantang si penelpon.

Kiara keluar dari kantin masih dengan handphone di telinganya. Dia berjalan menyusuri lorong gedung FKIP dan kemudian si penelpon kembali berbicara.

"Elo balik badan dek" perintahnya.

Kiara membalikkan badannya. Ia melihat sudah ada sosok cowok yang berdiri tepat satu meter didepannya. Berpostur tinggi, rambut lurus belah tengah, berkulit bersih kuning langsat dengan senyuman manis yang menghiasi wajah teduhnya.

"Gilaaa... Tu muka apa ubin masjid? Adem banget dilihatnya" Hati Kiara meronta-ronta melihat kegantengan yang ada didepannya.

"Mau telponan aja?" Si cowok mengangkat Hape nya karen saluran telfonnya belum dimatikan.

"Eh.. Nggak" Kiara mematikan Hape.

"Bisa tiba-tiba didepan gue dari mana datengnya? Elo bisa ngilang?"

"Iya. Nanti tiba-tiba di kostan elo juga bisa dek" jawabnya "Gue dari sekretariat BEM" Tambahnya seraya menunjuk ke gedung sebelah tempat Kiara lewat tadi.

Kenalin " Thariq Budiman"

Kiara manggut-manggut "Kiara...panggil Kia aja"

Kiara memicing " gue panggil elo apa ya bang? Elo kakak tingkat gue kan? Jadi gue panggil abang siapa?"

"Thariq aja.. T-H-A-R-I-Q pakai qolqolah ya... jadi bunyinya 'Thoriqho', kalo nggak pakai qolqolah nanti lo bacanya Tarik" senyumnya kembali mengembang.

"Duh ribet amat panggil nama dah kek belajar ngaji" Batin Kiara "Gue panggil bang Thor aja boleh ga?" Bujuk Kiara.

"Boleh.. Boleh"

"Yaudah kalo gitu, gue udah kenal sama abang, jadi gue save nomornya ya. Gue mau ke sekret Mapala dulu"

"Elo daftar Mapala dek?"

"Nggak"

"Kok mau kesana?"

"Nyamperin temen sekamar gue bang, dia yang ikut Mapala"

Thariq tersenyum lagi "Yaudah kalo gitu see you next time ya"

Kiara melongo setiap Thariq tersenyum "Eh iya.."

Kiara berjalan menuju sekretariat "bisa nggak sih ga usah senyum tu cowok" Kiara berceloteh sendiri dan menepuk dahinya.

***

Kiara dan Zeva kembali merebahkan diri diatas kasur dan menatap langit-langit dinding bersamaan.

"Gimana hari ini? Udah dapet brother belum?" tanya Zeva sambil memainkan Handphone nya.

"Elo kira nyari brother kek nyari kacang, tinggal comot trus lo bawa pulang" Kiara menepuk dahi Zeva "Tadi gue kenalan sama si NO NAME itu" tambahnya.

"Hah!!! Serius? Dimana? Kok lo ga bilang? Takut dia naksir sama gue yaaa??? Iyaaa kaaaann???" Ledek Zeva.

"Diihh...pede banget emang lo ini" kiara tidak terima.

"Dia tiba-tiba telfon abis gue makan siang dikantin, trus pas gue jalan ke arah sekret Mapala mau nyamperin lo, nah dia tiba-tiba didepan gue. Mana ganteng banget. Kaget lah gue"

"Cieeee.... Pertemuannya kayak di drama korea ciee..." Zeva makin menjadi "ketemu cowok ganteng bukannya seneng malah kaget" Zeva heran "Gue kaget kalo liat tikus,kecoa atau hantu gitu. Nah elo kaget liat cowok ganteng. Huuhh"

"Kaget nya tuh karena kegantengannya, dah itu mukanya adem banget tau diliatnya...-"

"Dia bawa AC? Adem?"

"Iyaa...!!! Dia bawa AC,kipas angin sama blower jadi kalo deket dia, elo masuk angin!!!"

Kiara melempar bantal kearah Zeva dan dibalas olehnya. Setiap malam sepulang latihan fisik Kiara dan Zeva selalu menghabiskan waktu berdua dikamar atau menelpon keluarganya di rumah. Malam hari adalah waktu 'Me Time' bagi mereka berdua.

Terpopuler

Comments

Himura Kenshin

Himura Kenshin

Makin ketagihan.

2023-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!