Ada apa dengan Zeva?

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan... " Suara Surya menggema ditengah lapangan dibawah wall climbing, ia sedang memimpin latihan fisik hari ini.

Kiara yang baru menyelesaikan perkuliahannya berjalan sendirian ke area wall climbing. Aizhu sedang tidak mood latihan karena padatnya perkuliahan hari ini membuatnya lelah katanya. Entah karena pacarnya atau memang benar-benar lelah. Pacarnya yang ia panggil 'papa' itu selalu menelfon ditengah perkuliahan, dan Aizhu selalu mengangkat telfon itu dan berbicara bisik-bisik didalam kelas.

"Kapan sadarnya tu bocah ya? Apa perlu gue siram air comberan sih" Gumam Kiara saat mengingat Aizhu sepanjang perkuliahan terakhir tadi hanya sibuk telponan dengan sang pacar 'papa'.

Kiara sampai diarea wall climbing. Ia duduk dibangku yang ada dibawah pohon. Melihat Surya yang terus meliriknya, Kiara pun merasa risih.

"Gue hari ini jadi penonton dulu ya bang" ujar Kiara pada Surya yang masih memimpin pemanasan sebelum latihan dimulai.

"Emang konser? Di tonton" pungkas Surya masih dengan aktifitasnya

"Pokoknya gue duduk aja. Nungguin Zeva selesai" Kiara melirik Zeva yang masih mengikuti instruksi Surya.

"Iya... Tapi besok ikut latihan ya. Mulai bulan ini latihan fisiknya kita perketat jadi seminggu 4 kali dek. Setiap senin sampai kamis" pungkas Surya

"Huuuuuuuu.... " Seru semua peserta latihan, sore itu.

Surya melanjutkan aktifitasnya bersama peserta, mereka mulai berlari mengelilingi area kampus yang biasa dilakukan sampai 10 putaran.

Kiara bertugas menjaga barang-barang milik teman-temannya beserta dengan peralatan latihan didekat wall climbing.

Namun tiba-tiba ada yang menutup matanya dari belakang.

"Eh!! Siapa sih" Kiara mencoba melepas tangan itu namun tangannya sangat kuat

"Siapa sih!!! " teriaknya lagi

Kiara kemudian diam dan tidak memberontak "Bodo!!! Tangan elo pegel, pegel dah tu" tandasnya dengan melipat tangannya di dada.

"Coba tebak" terdengar suara seorang cowok

Kiara mencoba mengingat suara itu, namun suara itu terlalu asing.

"Coba dek tebak" Ada suara lain di belakangnya, namun kali ini ia mengenali suara itu

"Bang Denny.. " tebak Kiara

"Trus, gua siapa? " Tanya seorang yang masih menutup mata Kiara

"Kan udah gue bilang 'Bodo amat! "

Kemudian cowok itu perlahan melepaskan tangannya, Kiara mendongak dan melihat wajah seorang cowok berambut ikal, berlesung pipit karena saat Kiara membuka mata ia langsung tersenyum teduh, berkulit sawo matang, berbadan tinggi dan atletis, serta bonus dagunya pun belah tengah. Perfect untuk ukuran cowok idaman Kiara.

"Siapa dia bang? " Tanya Kiara pada Denny

"Oh, ini kenalin namanya Reno" Ucap Denny menunjuk temannya itu

Cowok itupun mengulurkan tangan "Renno 'double n' "

"Eh, iya.. Bang Renno double n"

"Elo nggak pernah liat gua tah? " Renno kini duduk disebelah Kiara

Kiara menggelengkan kepalanya.

"Gua hampir tiap hari sama Denny masa elo nggak kenal gua dek? " timpalnya lagi

Kiara masih menggeleng

"Elo kalah pamor sama gua Ren, mana kenal dia sama remahan rempeyek kaya elo" pungkas Denny puas dengan tawa renyahnya

"Kalo Jhoni kenal? " tanya Renno lagi

Kiara jadi ingat kejadian waktu itu, dia akhirnya pun reflek menggeleng.

"Hah!!! Nggak kenal juga? " Protes Renno

"Eh, kenal sih, waktu itu dia main ke rumah kost gue sama bang Denny"

Renno dan Denny hanya saling bertatapan kemudian tersenyum aneh. Kiara yang mudah akrab dengan siapa saja membuat Renno tidak canggung meski baru pertama kali bertemu. Ketiganya 'nyambung' dan bisa saling bercanda satu sama lain membuat mereka yang hanya berjumlah 3 orang ini ramainya hampir sama dengan 5 orang.

Sesekali terbahak dan saling memukul bahu atau lengan satu sama lain. Tidak terasa waktu latihan fisik pun telah usai. Semua peserta sedang melakukan pendinginan setelah aktifitas.

"Latihan hari ini kita cukupkan sampai disini yah. Jangan lupa besok kita latihan lagi. Salam lestari!!!! ''Surya menutup sesi latihan hari ini

" Lestariiii!!! "dijawab oleh seluruh peserta latihan.

" Ayo, pulang Ki!!! " Pekik Zeva langsung menarik tangan Kiara dari hadapan Denny dan Renno

"Eh Zev, mau kemana? Duduk dulu napa? " ucap Renno mendongakkan kepalanya.

"Elo kenal sama bang Renno? " Tanya Kiara penasaran

"Kenal. Renno, Jhoni sama Denny itu temen akrab. Kemana-mana mereka selalu bertiga" ucap Zeva sambil membereskan barang-barangnya

"Elo mau pulang apa disini aja? Udah mau gelep ini! " Timpal Zeva saat semua barangnya sudah dibereskan

"I.. Iya. Gue ikut pulang" Jawab Kiara terbata karena bingung kenapa Zeva dari tadi meninggikan suaranya, seperti orang marah.

Kiara dan Zeva pun meninggalkan kampus dengan berjalan kaki. Belum sampai pintu gerbang mereka sudah dihentikan oleh dua orang cowok dengan sepeda motor mereka masing-masing.

"Ayo dek, ikut abang dangdutan" Canda Renno saat menghadang Kiara dan Zeva di depan pintu gerbang.

"Ppffttttt..!!!" Kiara menahan tawanya "Trus gue boleh jawab 'Najis lo' ga?" timpal Kiara

"Nggak boleh dong. Kan kita bukan sejenis kotoran, jadi nggak 'Najis' " Pungkas Denny sembari tertawa

"Ayo naik" Renno menunjuk kursi bagian belakang motornya yang kosong "Tinggal pilih mau naik yang mana. Asal jangan naik ke pelaminan dulu yah. Soalnya gue mau kuliah dulu" imbuhnya lagi

Zeva kemudian berjalan kearah Denny "Ayo bang, pulang" Ucapnya datar

"Nah, brati elo sama gue Kia" pungkas Renno kemudian

***

Zeva dan Kiara sudah selesai mandi dan mereka makan malam lebih awal karena Zeva kelaparan setelah latihan fisik yang menguras tenaga.

"Elo kenapa sih Zev sore ini, aneh" Kiara yang penasaran sedari tadi akhirnya buka suara

"Kenapa? gue nggak kenapa-napa"

"Masa? Kok gue ngerasanya elo marah ya sama gue" Kiara mencoba berpikir

"Itu perasaan elo doang kali"

Kiara yang malas berdebat dan mencari tau lebih detail pun akhirnya menutup mulut dan tidak membahasnya lagi. Tidak lama Kiara menguap.

"Gue ngantuk banget. Kuliah hari ini melelahkan" Ucap Kiara sembari memejamkan matanya

Beberapa menit setelah Kiara memejamkan mata, Zeva justru sibuk dengan ponselnya dan tidak lama ia membuka ponsel Kiara yang memang tidak di kunci itu.

Entah apa yang ia cari, namun Zeva cukup lama memeriksa ponsel Kiara.

"Hidup lo enak banget ya, Kia" Ucap Zeva sembari membuka-buka ponsel Kiara

Kiara yang sebenarnya pura-pura memejamkan matanya pun kaget dengan ucapan Zeva barusan. Ia berusaha menahan rasa takut dan rasa penasarannya dengan tetap pura-pura tertidur pulas.

"Harusnya gue yang ada ditengah kalian" Zeva menatap foto yang ada di ponsel Kiara.

Foto Kiara, Denny dan Renno yang sore tadi sempat diabadikan oleh Kiara karena merasa sangat senang dan terhibur dengan candaan mereka berdua. Kiara mengabadikan momen lucu itu dengan berselfie ria.

Kiara mengintip apa yang sebenarnya di lihat dari ponselnya oleh Zeva.

"Elo ngapain buka Hape gue, Zev? "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!