Hari ini adalah hari ketiga Kiara mulai mengikuti latihan fisik rutin calon anggota Mapala. Dia belum mau mengisi formulir pendaftarannya namun akan mengikuti latihan fisik dan kegiatan lainnya dahulu, karena ia sendiri belum yakin dengan kemampuan fisiknya. Yah, Kiara mudah minder dan anaknya memang introvert. Dia hanya akan menjadi dirinya sendiri ketika bertemu dengan orang-orang yang memahaminya.
Perkataan Aizhu tempo hari masih berbekas dipikiran Kiara. Dia terus memikirkannya dan bertanya pada dirinya sendiri, apakah bisa? Apakah fisiknya kuat jika dilatih? Akhirnya Kiara mengikuti kata hatinya saja. Mengikuti latihan fisik untuk membentuk fisiknya dan tidak ingin menyusahkan Aizhu lagi. Tapi Kiara tetaplah Kiara. Manja dan mudah mengeluh itulah dia.
"Huh... Huh... Huh...!! Nafas gue" Kiara finish terakhir setelah teman-temannya.
"Kenapa nafas lo?" Tanya Zeva santai.
"Nafas gue masih disana" Tunjuk Kiara pada tiang start mereka.
"Yaudah ambil sana, lari lagi!!!"
Bruukk..!!!
Kiara ambruk "Sesak nafas kayaknya gue Zev"
"Abis lari pasti ngos-ngosan woiii!!!" Zeva melempar kain lap keringatnya.
"Tapi mendingan sih hari ini, lo nambah 20 meter larinya. Good job!!" Zeva mengacungkan kedua jempolnya.
"Alhamdulillah.... " Kiara terdiam "Tapi Aizhu masih diem aja sama gue. Kenapa ya?"
"Sariawan kali"
"Nggak mungkin"
"Sakit gigi" Tebak Zeva lagi.
Mendengar jawaban-jawaban Zeva yang kurang niat, Kiara bangun tadi tempatnya ambruk dan menyambar air mineral yang hendak Zeva minum.
Glek..
Glek..
"Aiishh... Masih hauuuusss" rengek Kiara
"Nih " Zeva memberinya teko plastik berukuran besar berisi air minum yang tersisa setengah.
"Gelasnya mana?"
"Nggak ada gelas di gunung" Zeva sedang membawa Kiara dalam imajinasinya.
Kiara celingukan "Wooooiii...Ini masih di kampus, kita belum ke gunung" Geleng-geleng "lagian ya, mana ada teko plastik di gunung"
"Heh!! di pegunungan itu elo ga usah bawa air minum, cukup bawa sedotan aja. Kalo haus lo tinggal nyedot langsung dari mata air" Kekeuh Zeva yang masih melatih Kiara untuk berimajinasi.
"Elo ngajak berantem orang haus ni kayaknya" Kiara bangkit dari duduknya dan mencari gelas.
Tidak ada. Mencari disudut lain pun tidak ketemu.
"Elo perlu gue ajarin tutorial minum? Hah?!!" Zeva mulai gregetan.
"Nih, angkat teko nya, trus lo buka tutup tekonya" Kiara membukanya "Nah sekarang tempelin bibir lo di pinggiran teko tu kayak lo minum di gelas"
"What the Fu-!!!!" Kiara geleng-geleng.
Zeva kekeuh dan memaksa Kiara untuk melakukannya. Kiara yang enggan langsung berlari membawa teko plastik berisi air itu. Namun setelah kelelahan dan semakin haus dia berhenti, kemudian duduk.
Glek...
Glek...
Glek...
Kiara meminum air yang ada di teko tersebut hingga hampir habis. Dia meminumnya dengan cara yabg diajarkan oleh Zeva tadi.
"Heh!!! Elo ngapain disitu? diminum gak?'' Teriak Zeva masih ditempat yang semula berjarak sekitar 20 meter dari tempat Kiara beristirahat.
" Sialan tu anak, malah ngajarin gue ga bener. Mana gue nurut lagi. Ma... Anakmu minum dari teko ma.. pamali kan ma. Maaf ya ma.. Kia haus banget" Kiara meminta maaf kepada mamanya disela nafasnya yang memburu.
Selesai latihan fisik merek kembali ke gedung UKM untuk mengembalikan peralatan-peralatan fisik serta barang lainnya. Setelah keluar dari gedung UKM, Kiara melihat cowok berambut kriting namun gondrong, bermuka bulat berkulit putih bersih dan dengan gayanya yang cuek dan slengean. Cowok itu sedang duduk bersama Jun, Surya dan Alex dibawah pohon sambil bernyanyi dengan petikan gitar dari Jun.
"Kak, itu orang?" senggol Kia pada kakak seniornya yang bernama Tika. Menunjuk pada cowok kriting gondrong.
"Ya orang lah! Setan belom keluar jam segini, ini masih jam 5 sore" Tika terkekeh.
"Lucu amat ya? Ada orang bentukannya begitu di dunia nyata, kayak kartun dia ni" Kiara cengar cengir sendiri.
"Heh!! Mulai gila lo ya?" Neni menyenggol Kia kasar.
"Lo liatin Farel ya?" Tanya Citra.
"Eh.. Iya kak. Lucu ya bentuknya. Jadi pengen bawa pulang trus gue taro lemari"
"Lo kata dia boneka, mau lo pajang" Nevi terkekeh dan menjitak kepala Kiara.
"Mau gue kenalin ga?" Tanya Ria kemudian langsung menarik lengan Kiara membawanya ke depan Farel.
"Kenalin nih, calon adek kita. Dari tadi ngeliatin lo terus. Dari kemaren nggak muncul sih jadi dia heran elo siapa" Jelas Ria pada Farel.
"Oh maaf ya, kemaren gua lagi sibuk ada kerjaan dirumah. Kenalin dek nama gue Farel Saputra" Farel mengulurkan tangannya.
"Iya bang, kenalin gue Kiara Medina"
Setelah perkenalannya dengan Farel, Kiara terus terbayang dengan wajah lucu milik cowok itu. Dia terus terbayang wajahnya saat tertawa, saat meliriknya dan saat menjabat tangannya.
"Gye harus bisa deket sama dia. Titik. Gue harus punya Brother yang lucu dan gemesin kaya dia pokoknya, harusss!!!" Kiara mengepalkan tangan.
"Kenapa lo? Latihan tinju?" Zeva yang baru selesai mandi terheran melihat tingkah aneh Kiara.
"Gue nemu brother yang cocok Zev" Kiara bersemangat.
"Siapa?"
"Itu, si bang Farel"
"Lah, jangankan dia. Semua abang yang ada di Mapala kampus tu bakalan jadi abang alias brother elo kalo lo masuk jadi anggota Mapala. Kita juniornya pasti bakalan jadi adeknya lah" Zeva menjelaskan.
"Iya sih, tapi yang ini mau gue tempatin di hati gue yang spesial. Kayak abang sepupu gue, bang Aris"
"Spesial pake telor maksud lo?"
Kiara melirik tajam dan menyeruduk Zeva, mendorongnya jatuh diatas kasur kemudian ia bekap dengan bantal.
"Emmm... Emmm... Emmm" Zeva memberontak dan memukuli tangan Kiara sampai bekapannya terlepas.
"Heh!!! Lo mau bunuh gue?! Dasar pshyco lo" Zeva bangkit dan mengambil minum.
Kiara cekikikan melihat kepanikan Zeva "Sorry sorry.... Gue kadang kelepasan. Abisnya elo ngeselin kalo diajak ngobrol malah ngajak brantem mulu, sekali-kali baik gitu loh"
"Dih.. Kurang baik apa gue sama elo? Makan gue sediain. Kemana-mana gue temenin. Dasar ga tau terimakasih lo" Zeva juga tidak terima.
"Kata-lata elo otu loh. Pedaaasssss.... Kayak cabe setan" Kiara melihat kearah Zeva waktu mengatakan kata 'Setan'.
"Elo setannya!!!" Zeva gantian menjitak kepala Kiara.
Drrrt...
Drrtt...
Drrrt...
"Hape lo geter ni, ada telfon" Zeva memberikan Hape Kiara padanya.
"Halo bang, kenapa?"
"Gue didepan kosan lo dek. Elo dikosan kan? Keluar gih" jawab seorang cowok bersuara merdu di ujung telfon.
Kiara mematikan saluran telfonnya kemudian berjalan keluar membukakan pintu rumah kost nya.
"Bang Thor tau darimana gue kost disini?" Kiara heran.
"Siapa Ki?" Zeva yang penasaran mengikutinya daei belakang.
"Waahhh... Ada cowok ganteng" Wajah Zeva berbinar.
"Hai, Kenalin gue Thariq. Kakak tingkatnya Kiara" Thariq mengulurkan tangan.
"Eh iya bang. Kenalin Zeva" Masih mengagumi kegantengannya.
"Kia, besok siang ada waktu nggak? Kita makan siang bareng yuk. Mau nggak?"
Kiara terdiam "Elo kesini cuma mau ngajak makan siang besok?" Mulai ga habis pikir "Kan bisa chat aja atau telfon besok"
" Gue tadi dari kostan temen gue dibawah sana" Thariq menunjuk kearah bawah komplek sekitar rumah kost Kiara "Trus gue mampir sekalian kesini sambil mau kasih lo ini" Thariq memberikan bungkusan makanan ditangannya berisi martabak manis.
"Oh.. Makasih banyak bang, Kia pasti suka banget. Dia itu sukanya emang makanan manis apalagi coklat. Uh.. Suka banget dia" Zeva menerima plastik berisi makanan tersebut dan membawanya ke dalam rumah.
"Eh.. Maaf ya bang, temen gue emang ga ada akhlak" Kiara celingukan merasa tidak enak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments