Part 20. Berjumpa Lagi

Di tempat lain ada Xavier yang tengah memantau putrinya dari kejauhan.

Di mana Aluna kini sedang duduk di depan meja bar dengan segelas alkohol dingin di depannya.

"Tuan," panggil Sean dengan napas yang terengah- engah.

"Sean," sapanya dengan napas lega kala melihat Sean datang.

Xavier memegang pundak Sean dengan helaan napas beratnya.

"Apa sesuatu terjadi?" tanyanya pada Xavier dengan cemas dan takut.

Xavier menatap Sean dengan sendu, lalu menunjuk dengan dagunya ke arah Aluna.

Sean mengikuti arah tunjuk Xavier dan terlihat Aluna tampak minum di depan meja bar.

"Kenapa anda membiarkannya? Bagaimana jika ada wartawan atau paparazi," cemas Sean membuat Xavier sedikit melonggarkan dasinya.

"Meski kularang ia akan tetap datang kemari. Ia butuh melampiaskan amarahnya saat ini," beritahu Xavier pada Sean.

"Apa yang terjadi dengan nona?" Xavier seketika yang ingat bagaimana Sam mempermalukan Aluna tadi di rumah sakit sontak mengepalkan tangannya.

"Sam menolak perjodohan bisnis ini. Dan memberitahukan pada Aluna jika ia sudah melamar seorang wanita," jelasnya pada Sean dengan hati yang geram dan dongkol.

Sean diam sejenak, mencoba berpikir dan menebak siapa wanita yang mampu membuat Sam luluh.

"Dan kau tahu apa, Aluna bahkan menawarkan diri bersedia menjadi istri keduanya asal bisa menikah dengan Sam, dan dengan sombongnya pria picik itu menolak putriku," sungutnya dengan emosi yang hampir meledak hanya karena memikirkannya saja.

Sean melihat Aluna dari belakang lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Kalau begitu biar saja bujuk nona untuk pulang. Anda kembalilah lebih dulu untuk istirahat," katanya dengan sopan.

Xavier mengangguk lalu menepuk pundak Sean.

"Kuserahkan putriku padamu," katanya sebelum pergi.

Sean hanya mengangguk dan segera menghampiri Aluna.

Xavier berjalan menuju parkiran dengan rencana yang sedang ia pikirkan.

"Kita harus menemukan wanita itu," ujarnya pada pengawal sembari masuk ke dalam mobilnya.

Sedangkan Sean kini berjalan mendekati Aluna.

Aluna menoleh kala jas hitam menyampir di pundaknya.

"Berikan segelas milkshake," pintanya pada bartender.

Aluna mengalihkan tatapannya ke arah lain sembari memegang erat gelas alkoholnya.

Tak lama segelas milkshake tampak tersaji di depan Sean.

"Setelah ini kita pulang," ujarnya sembari mengganti alkohol Aluna dengan segelas milkshake.

Aluna menoleh, melayangkan tatapan tajam pada Sean.

"Bisakah kau pergi jauh dari ku?" Sean menggelengkan kepalanya membuat Aluna tersenyum miring.

Aluna menyugar rambutnya ke belakang, kini merubah posisinya menghadap Sean.

"Mulai sekarang kau bukan lagi pengawalku. Jadi kemasi semua barangmu dan pergi dari mansionku," usirnya pada Sean dengan tiba-tiba.

Sean menggoyangkan gelasnya, meminum alkohol bekas Aluna dengan sekali tenggak hingga tandas.

"Nona boleh melampiaskan semua amarah nona pada saya. Tapi tidak untuk mengusir saya," katanya memberitahu Aluna.

Aluna membuka mulutnya tak percaya, mengalihkan tatapannya dengan umpatan kasarnya.

Sean yang mendengar umpatan itu hanya tersenyum tipis.

Aluna menggeser milkshake yang Sean pesankan untuknya.

Lalu kembali pesan alkohol yang baru.

Sean langsung merebut alkohol dingin itu dan menenggaknya hingga tandas.

Aluna memicingkan kedua matanya kala Sean begitu menyebalkan dan mengganggu dirinya.

Karena tak ingin membuang tenaganya untuk meladeni Sean, Aluna terpaksa pergi dari sana.

Sean tersenyum tipis, mengikuti Aluna dari belakang.

Aluna semakin mempercepat langkahnya kala mengetahui jika Sean membuntutinya.

Ia sedikit berlari untuk cepat sampai di mobilnya.

"Hei sayang," sapa pria hidung belang yang tiba-tiba saja muncul dari tiang pembatas mobil.

Aluna terkejut, mencoba tidak memedulikannya dan terus berjalan.

Pria yang sudah mabuk itu tanpa sengaja menarik tangan Aluna.

"Lepasin," teriak Aluna memukuli pria itu dengan tasnya.

Bugh

Aluna terkejut saat pria itu tersungkur ke lantai.

"Nona tidak apa- apa?" tanya Sean begitu panik dan cemas sembari memeriksa Aluna memastikan jika ia baik- baik saja.

Aluna langsung memeluk Sean erat, menangis sesegukan, dengan tangan yang gemetar.

"Aku takut," gumamnya lirih membuat Sean mengusap pelan punggung Aluna.

Bugh

"Arghh," teriak Aluna terkejut kala pria itu memukul Sean dari belakang.

"Kau tak apa- apa?" tanya Aluna mendongak menatap Sean yang meringis kesakitan.

Sean menguraikan pelukannya, merasa sakit pada punggungnya.

"Nona tunggu saja di mobil, saya akan mengurusnya," pintanya sembari membukakan pintu mobil untuk Aluna.

Bugh

Aluna membungkam mulutnya kala Sean kembali dipukul punggungnya.

Dengan panik dan ketakutan, Aluna menangis sesegukan sembari menelpon polisi.

Sesekali Aluna melihat dari spion, berdecak kesal kala polisi belum juga datang.

Aluna tersenyum tipis kala Sean bisa mengalahkan pria mabuk itu.

Sean lalu bergegas masuk ke dalam mobil untuk membawa pergi Aluna dari sana.

"Apa kamu terluka?" tanya Aluna ketika Sean masuk ke dalam mobil.

Sean menggelengkan kepalanya, bergegas melajukan mobilnya meninggalkan parkiran.

Selama perjalanan sesekali Aluna melihat ke arah Sean dengan cemas.

Hingga Aluna melihat darah mengalir dari tengkuk belakang Sean.

Aluna tahu jika Sean akan menolak jika ia memintanya untuk ke rumah sakit.

Tapi ia terluka saat ini.

"Kita ke rumah sakit sekarang!" perintahnya pada Sean dengan mendadak.

Sean langsung melihat Aluna sekilas dengan raut wajah yang khawatir.

"Anda terluka?" Aluna mengangguk membuat Sean langsung putar balik dengan cepat dan bergegas pergi ke rumah sakit.

Tak lama mereka sampai di rumah sakit membuat Sean hendak memanggil perawat untuk dibawakan brankar.

"Tidak perlu, kita langsung saja temui dokter Frank," tolaknya kala Sean hendak memanggil perawat.

Sean hanya mengangguk dan menggandeng tangan Aluna untuk menaiki lift.

Aluna menatap tangannya yang digenggam erat oleh Sean.

Rasanya begitu mendebarkan.

Juga membuatnya sedikit gugup.

Padahal Aluna tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Ada apa dengan dirinya?

Aluna melihat Sean dari samping, bisa Aluna lihat betapa cemasnya Sean saat ini.

Entah Aluna yang berlebihan atau bagaimana, tapi ia sedikit terharu dengan sikap Sean saat ini.

Ting

Sean langsung menarik tangan Aluna keluar dari lift untuk segera menuju ruangan dokter Frank.

Sean menoleh kala Aluna berhenti berjalan.

Dengan cepat ia melepas tangannya dari tangan Aluna.

"Maaf, saya tidak berniat untuk bersikap kurang ajar... saya hanya sedikit cemas," katanya dengan sedikit terbata.

Aluna menatap nanar tangannya, tersenyum samar namun penuh arti.

Ceklek

Keduanya menoleh secara bersamaan kala mendengar pintu dibuka.

"Sam," gumamnya dengan sedikit terkejut.

Aluna melirik sekitarnya, memejamkan matanya dan merutuki kebodohannya saat ini.

Ia lupa jika Mira di rawat di sini.

Sedangkan Sam kini menatap kaget Sean.

Keduanya tampak bertatapan begitu lama.

Aluna melihat mereka berdua secara bergantian.

"Kalian saling kenal?" tanya Aluna pada keduanya.

Sam menyunggingkan senyum smirk nya pada Sean.

"Kita bertemu lagi kawan," sapanya pada Sean.

Terpopuler

Comments

mrs. IR

mrs. IR

misi Sean buat bkin Aluna jatuh cinta biar ga ngejer sam lg.

2024-08-31

0

Mel_San12

Mel_San12

woaahhh mereka ini sebenarnya berteman atau musuh sih ah elah jadi mikir kan💆🏻‍♀️😣

2023-09-16

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kantor
2 Part 2. Desa Pinus
3 Part 3. Minta Tolong
4 Part 4. Permintaan Shila
5 Part 5. Apa Bisa?
6 Part 6. Mencari Sam
7 Part 7. Salah Paham
8 Part 8. Salah Paham 2
9 Part 9. Menyelinap Masuk
10 Part 10. Pantai
11 Part 11. Bolehkah?
12 Part 12. Hampir Ketahuan
13 Part 13. Malam yang Panas
14 Part 14. Rumah Sakit
15 Part 15. Menangis
16 Part 16. Maura Curiga
17 Part 17. Perpisahan
18 Part 18. Satu Wanita
19 Part 19. Jadi Kapan?
20 Part 20. Berjumpa Lagi
21 Part 21. Perintah!
22 Part 22. Ketahuan
23 Part 23. Paket
24 Part 24. Pindahan
25 Part 25. Terlambat
26 Part 26. Aluna?
27 Part 27. Sepupu
28 Part 28. Aku Menemukanmu!
29 Part 29. Aku Membunuhnya!
30 Part 30. Satu Kuadriliun
31 Part 31. Pertama Bertemu
32 Part 32. Club
33 Part 33. Apartemen
34 34. Perjamuan Kantor
35 Part 35. Bertemu Ben
36 Part 36. Obrolan di Cafe
37 Part 37. Berantakan
38 Part 38. Satu Kesempatan?
39 Part 39. Apa yang Terjadi?
40 Part 40. Obsesi Smith
41 Part 41. Pawang Shila
42 Part 42. Hampir Terbakar
43 Part 43. Balas Budi?
44 Part 44. Dia Dalangnya!
45 Part 45. Cheers Ring
46 Part 46. Jauh Darinya
47 Part 47. Sebenarnya
48 Part 48. Dimaafkan
49 Part 49. Gagal Fokus
50 Part 50. Hari Spesial
51 Part 51. Hadiah
52 Part 52. Jadi?
53 Part 53. Apa Tujuannya?
54 Part 54. Keraguan
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Hasrat
57 Part 57. Terbuai
58 Part 58. Peringatan
59 Part 59. Masa Lalu
60 Part 60. Disembunyikan
61 Part 61. Pergi Sebentar
62 Part 62. Menjebak Shila
63 Part 63. Ancaman
64 Part 64. Kau Terjebak!
65 Part 65. Bukan Dia!
66 Part 66. Temukan Aluna!
67 Part 67. Semua Jelas
68 Part 68. Flashback
69 Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70 Part 70. Ajakan Nikah
71 Part 71. Kesembuhan
72 Part 72. Kebahagiaan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Part 1. Kantor
2
Part 2. Desa Pinus
3
Part 3. Minta Tolong
4
Part 4. Permintaan Shila
5
Part 5. Apa Bisa?
6
Part 6. Mencari Sam
7
Part 7. Salah Paham
8
Part 8. Salah Paham 2
9
Part 9. Menyelinap Masuk
10
Part 10. Pantai
11
Part 11. Bolehkah?
12
Part 12. Hampir Ketahuan
13
Part 13. Malam yang Panas
14
Part 14. Rumah Sakit
15
Part 15. Menangis
16
Part 16. Maura Curiga
17
Part 17. Perpisahan
18
Part 18. Satu Wanita
19
Part 19. Jadi Kapan?
20
Part 20. Berjumpa Lagi
21
Part 21. Perintah!
22
Part 22. Ketahuan
23
Part 23. Paket
24
Part 24. Pindahan
25
Part 25. Terlambat
26
Part 26. Aluna?
27
Part 27. Sepupu
28
Part 28. Aku Menemukanmu!
29
Part 29. Aku Membunuhnya!
30
Part 30. Satu Kuadriliun
31
Part 31. Pertama Bertemu
32
Part 32. Club
33
Part 33. Apartemen
34
34. Perjamuan Kantor
35
Part 35. Bertemu Ben
36
Part 36. Obrolan di Cafe
37
Part 37. Berantakan
38
Part 38. Satu Kesempatan?
39
Part 39. Apa yang Terjadi?
40
Part 40. Obsesi Smith
41
Part 41. Pawang Shila
42
Part 42. Hampir Terbakar
43
Part 43. Balas Budi?
44
Part 44. Dia Dalangnya!
45
Part 45. Cheers Ring
46
Part 46. Jauh Darinya
47
Part 47. Sebenarnya
48
Part 48. Dimaafkan
49
Part 49. Gagal Fokus
50
Part 50. Hari Spesial
51
Part 51. Hadiah
52
Part 52. Jadi?
53
Part 53. Apa Tujuannya?
54
Part 54. Keraguan
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Hasrat
57
Part 57. Terbuai
58
Part 58. Peringatan
59
Part 59. Masa Lalu
60
Part 60. Disembunyikan
61
Part 61. Pergi Sebentar
62
Part 62. Menjebak Shila
63
Part 63. Ancaman
64
Part 64. Kau Terjebak!
65
Part 65. Bukan Dia!
66
Part 66. Temukan Aluna!
67
Part 67. Semua Jelas
68
Part 68. Flashback
69
Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70
Part 70. Ajakan Nikah
71
Part 71. Kesembuhan
72
Part 72. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!