Part 3. Minta Tolong

Ceklek

Glek

Sam langsung memalingkan wajahnya saat melihat keponakannya hanya mengenakan kaos oversize dan celana pendek sebatas paha.

"Maaf paman kira kamu masih tidur," ujar Sam yang terlihat sedikit gelagapan.

Shila yang melihat kehadiran pamannya terperangah bukan main.

"PAMAN!" pekik Shila yang langsung berhambur ke pelukan pamannya.

Brugh

Shila memeluk erat Sam dengan sedikit berjinjit.

Sam sedikit terkejut dengan pelukan mendadak Shila lalu detik kemudian ia tersenyum tipis sembari mengusap punggung keponakannya.

"Paman kapan datang?" tanya Shila yang langsung menarik tangan Sam untuk masuk ke dalam kamarnya.

Sam sedikit gugup juga canggung saat ini kala Shila mengajaknya duduk di atas ranjang.

"Mana istri paman?" tanya Shila sembari melihat ke arah ambang pintu.

Sam berdecak dan mengacak- acak rambut Shila.

"Paman belum menikah, kenapa kalian bertiga begitu menyebalkan sekali, kenapa terus menanyakan istri sejak tadi," dumelnya membuat Shila tertawa kecil.

"Oh ya, ini untukmu," kata Sam sembari memberikan paper bag warna hitam itu pada Shila.

"Wah, apa ini hadiah? Apa isinya?" tanya Shila yang begitu antusias dalam membuka paper bagnya.

Shila terdiam saat melihat isinya, laptop dan ponsel.

Dan keduanya merupakan keluaran terbaru.

"Paman, ini sungguh untuk Shila?" Sam mengangguk dengan tulus di mana senyumnya tidak pudar sedikitpun sejak tadi.

Shila langsung memeluk erat Sam dan terus mengucapkan kata terima kasih.

Sam berusaha menetralkan detak jantungnya yang begitu berisik sekali saat ini.

"Kamu tidak sekolah?" tanya Sam yang langsung menguraikan pelukannya kala detak jantungnya semakin tidak terkontrol saat ini.

"Shila baru saja lulusan kemarin hari, kini tinggal menunggu ijazahnya keluar," jawabnya sembari mengamati ponsel barunya.

Sam manggut- manggut pelan.

"Shila Sam, ayo kemari. Waktunya kita sarapan," teriak Maura dari meja makan.

Dengan cepat mereka bergegas menuju meja makan di mana Sam sedikit terganggu dengan celana pendek Shila.

"Ayah ibu, apa kalian tahu paman membelikanku apa?"tanya Shila mencoba meminta ayah ibunya untuk menebak.

Andre dan Maura tampak berbinar dan menatap Sam sekilas lalu menatap Shila.

"Ponsel dan laptop keluaran terbaru," sorak Shila dengan girang membuat Sam tertawa kecil sedangkan Andre dan Maura tampak menghela napas gusar.

"Kenapa kau begitu memanjakannya, kau tidak perlu membelikan sesuatu yang mahal untuknya, ia sudah besar, ia sudah bisa mencari uang sendiri," beritahu Maura pada Sam.

"Enggak papa kali kak, cuma sekali aja," jawabnya sembari mengambil nasi.

Tuk

"Aww," ringis Sam kala Maura memukul tangannya dengan sendok.

"Sekali katamu, lalu bagaimana dengan motor dan sepeda yang dulu kau belikan untuknya yang baru masuk kelas 1, hah? Kau bahkan juga membelikan ia banyak mainan hingga aku lelah setiap jam membereskan rumah ini yang menjadi gudang permainan karena ulahmu," omel Maura membuat mereka bertiga tertawa bersama.

"Udah- udah ayo kita makan, keburu siang. KIta harus pergi ke kebun juga hari ini," kata Andre melerai agar sarapan cepat berlangsung.

Sam terlihat begitu bahagia sekali di sini, sejak tadi senyumnya tak sedikitpun pudar dari bibirnya.

Terlebih ia begitu mengagumi keponakannya yang kini sudah tumbuh besar dan cantik jelita.

"Oh ya Sam, berapa hari kamu di sini?" tanya Andre yang baru teringat sesuatu.

Sam mengunyah makanannya sembari berpikir tentang hal itu.

"Tergantung, mungkin bisa lebih lama," jawabnya dengan santai sembari menganggukkan kepalanya dengan senang saat merasakan betapa lezatnya masakan Maura.

"Kalau begitu kakak mau minta tolong sama kamu," kata Andre dengan serius membuat Sam menatap kakaknya.

"Apa?" tanya Sam dengan penasaran.

Andre meletakkan sendoknya dan menatap sekilas istrinya.

"Nanti malam kakak akan mengirimkan hasil panen ke kota, kami tidak bisa membawa Shila, apa kamu mau menjaganya selagi kami pergi?" pintanya dengan sangat berhati- hati.

Sam membuang napas gusar dan meletakkan sendoknya.

"Kenapa kakak masih bertanya, tentu aku akan menjaganya sekalipun kakak tidak memintanya," jawabnya membuat Andre dan Maura tersenyum lega.

"Syukurlah, biasanya Shila akan menginap di rumah temannya saat malam hari, berhubung temannya sedang bepergian, jadi kami bingung harus meminta siapa untuk menjaganya," jelas Maura pada Sam.

Sam menatap sekilas Shila yang terlihat begitu cantik dan menggemaskan dari samping.

"Kakak pergi saja, kalau perlu gunakan mobilku untuk pergi, aku akan menjaga keponakanku dengan segenap hati," katanya dengan tulus dan sedikit berdrama membuat Andre dan Maura berdecak bersamaan.

Shila hanya tertawa kecil dan memegang tangan Sam.

"Ayah ibu tenang saja, Shila punya bodyguard sekarang, lihatlah ototnya, sangat besar dan kuat sekali," kata Shila sembari meraba tangan kekar Sam hingga naik ke atas bahu.

Sam yang merasakan rabaan itu mengepalkan tangan kanannya dengan rahang yang ia ketatkan.

Andre dan Maura hanya tertawa mendengar hal itu.

"Tapi lihatlah pamanmu ini, meski ia tampan dan berotot, entah kenapa ia belum juga punya istri, ibu enggak percaya jika di Milan tidak ada wanita yang tertarik dengan pamanmu, pasti banyak ya enggak sayang?" Shila mengangguk setuju dengan ucapan ibunya.

Sam hanya tersenyum sembari memainkan jemari Shila.

"Aku tidak akan menikah, semua wanita sama saja," katanya membuat Maura langsung mendelik kesal.

"Apa kau akan menjadi bujang tua? Mama pasti akan menggantungmu jika tahu hal ini," kata Andre yang diangguki oleh Maura.

Sam kembali tertawa dengan tangan yang sibuk memainkan jemari Shila.

"Dari aku usia 21 sampai 26 ini, mama selalu melakukan kontes perjodohan, jadi tak heran rasanya saat setiap tahun mama mengumpulkan banyak foto atau para model di rumah hanya untuk dijodohkan denganku, seakan hal itu sudah menjadi rutinitas setiap tahun yang akan mama lakukan tepat saat ulang tahunku," cerita Sam yang mana hal itu membuat mereka bertiga tertawa.

Mereka bercerita panjang lebar untuk menumpahkan rasa rindunya.

***

Malam harinya setelah Andre dan Maura berangkat, kini hanya menyisakan Shila dan Sam di rumah.

"Paman akan pergi ke depan sebentar ya untuk beli rokok?" Shila hanya mengangguk dan kembali fokus dengan tayangan TVnya.

"Kamu ingin makan sesuatu? Paman akan membelikannya," tawari Sam pada Shila.

Shila tampak berpikir hingga ia tersenyum lebar saat ia tahu harus makan apa disaat ayah dan ibunya tidak ada.

"Bagaimana jika kita makan mie kuah malam ini? Dicampur telur setengah matang?" tawarinya pada Sam.

Sam tampak berpikir dan hendak menolak namun hatinya luluh hanya karena melihat wajah menggemaskan Shila saat ini.

"Baiklah, tapi hanya untuk malam ini saja ya?" Shila bersorak girang dan mengangguk.

Sam tersenyum tipis dan bergegas pergi ke toko depan untuk membeli rokok dan mie.

Shila tampak bersenandung ria kala ia bisa makan mie.

Kringgg

Shila meraih ponselnya dan terlihat nama Lion di sana.

Dengan cepat Shila mengangkat ponselnya.

"Halo Lion, ada apa?" tanya Shila dengan rasa ragu dan sedikit takut.

"La cepat kemari, Lion mabuk," kata seseorang di seberang sana membuat Shila meremas bajunya.

Shila terdiam begitu lama hingga suara dari seberang menyadarkan lamunannya.

"Tolong La, cuma kamu yang bisa luluhin Lion, dia menghajar semua orang yang ada, dia buat keributan di warung pak Hasan," beritahunya pada Hasan.

Shila yang tahu bagaimana sikap Lion saat mabuk sontak langsung bergegas untuk beranjak dari sofa.

"Ya, aku akan ke sana sekarang," katanya sembari memakai hoodie oversizenya dan pergi begitu saja.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

paman muda ternyata...kupikir usianya sudah 35 an...

2024-02-28

2

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh Sam baru 26 tahun,belum tua lah,masih cocok dgn Shila,Ku pikir umur Sam udah 30an gitu..

2024-02-25

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waahh ibarat orang ngantuk di sorong bantal,Ia mau lah masa gak..🤣🤣🤣

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kantor
2 Part 2. Desa Pinus
3 Part 3. Minta Tolong
4 Part 4. Permintaan Shila
5 Part 5. Apa Bisa?
6 Part 6. Mencari Sam
7 Part 7. Salah Paham
8 Part 8. Salah Paham 2
9 Part 9. Menyelinap Masuk
10 Part 10. Pantai
11 Part 11. Bolehkah?
12 Part 12. Hampir Ketahuan
13 Part 13. Malam yang Panas
14 Part 14. Rumah Sakit
15 Part 15. Menangis
16 Part 16. Maura Curiga
17 Part 17. Perpisahan
18 Part 18. Satu Wanita
19 Part 19. Jadi Kapan?
20 Part 20. Berjumpa Lagi
21 Part 21. Perintah!
22 Part 22. Ketahuan
23 Part 23. Paket
24 Part 24. Pindahan
25 Part 25. Terlambat
26 Part 26. Aluna?
27 Part 27. Sepupu
28 Part 28. Aku Menemukanmu!
29 Part 29. Aku Membunuhnya!
30 Part 30. Satu Kuadriliun
31 Part 31. Pertama Bertemu
32 Part 32. Club
33 Part 33. Apartemen
34 34. Perjamuan Kantor
35 Part 35. Bertemu Ben
36 Part 36. Obrolan di Cafe
37 Part 37. Berantakan
38 Part 38. Satu Kesempatan?
39 Part 39. Apa yang Terjadi?
40 Part 40. Obsesi Smith
41 Part 41. Pawang Shila
42 Part 42. Hampir Terbakar
43 Part 43. Balas Budi?
44 Part 44. Dia Dalangnya!
45 Part 45. Cheers Ring
46 Part 46. Jauh Darinya
47 Part 47. Sebenarnya
48 Part 48. Dimaafkan
49 Part 49. Gagal Fokus
50 Part 50. Hari Spesial
51 Part 51. Hadiah
52 Part 52. Jadi?
53 Part 53. Apa Tujuannya?
54 Part 54. Keraguan
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Hasrat
57 Part 57. Terbuai
58 Part 58. Peringatan
59 Part 59. Masa Lalu
60 Part 60. Disembunyikan
61 Part 61. Pergi Sebentar
62 Part 62. Menjebak Shila
63 Part 63. Ancaman
64 Part 64. Kau Terjebak!
65 Part 65. Bukan Dia!
66 Part 66. Temukan Aluna!
67 Part 67. Semua Jelas
68 Part 68. Flashback
69 Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70 Part 70. Ajakan Nikah
71 Part 71. Kesembuhan
72 Part 72. Kebahagiaan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Part 1. Kantor
2
Part 2. Desa Pinus
3
Part 3. Minta Tolong
4
Part 4. Permintaan Shila
5
Part 5. Apa Bisa?
6
Part 6. Mencari Sam
7
Part 7. Salah Paham
8
Part 8. Salah Paham 2
9
Part 9. Menyelinap Masuk
10
Part 10. Pantai
11
Part 11. Bolehkah?
12
Part 12. Hampir Ketahuan
13
Part 13. Malam yang Panas
14
Part 14. Rumah Sakit
15
Part 15. Menangis
16
Part 16. Maura Curiga
17
Part 17. Perpisahan
18
Part 18. Satu Wanita
19
Part 19. Jadi Kapan?
20
Part 20. Berjumpa Lagi
21
Part 21. Perintah!
22
Part 22. Ketahuan
23
Part 23. Paket
24
Part 24. Pindahan
25
Part 25. Terlambat
26
Part 26. Aluna?
27
Part 27. Sepupu
28
Part 28. Aku Menemukanmu!
29
Part 29. Aku Membunuhnya!
30
Part 30. Satu Kuadriliun
31
Part 31. Pertama Bertemu
32
Part 32. Club
33
Part 33. Apartemen
34
34. Perjamuan Kantor
35
Part 35. Bertemu Ben
36
Part 36. Obrolan di Cafe
37
Part 37. Berantakan
38
Part 38. Satu Kesempatan?
39
Part 39. Apa yang Terjadi?
40
Part 40. Obsesi Smith
41
Part 41. Pawang Shila
42
Part 42. Hampir Terbakar
43
Part 43. Balas Budi?
44
Part 44. Dia Dalangnya!
45
Part 45. Cheers Ring
46
Part 46. Jauh Darinya
47
Part 47. Sebenarnya
48
Part 48. Dimaafkan
49
Part 49. Gagal Fokus
50
Part 50. Hari Spesial
51
Part 51. Hadiah
52
Part 52. Jadi?
53
Part 53. Apa Tujuannya?
54
Part 54. Keraguan
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Hasrat
57
Part 57. Terbuai
58
Part 58. Peringatan
59
Part 59. Masa Lalu
60
Part 60. Disembunyikan
61
Part 61. Pergi Sebentar
62
Part 62. Menjebak Shila
63
Part 63. Ancaman
64
Part 64. Kau Terjebak!
65
Part 65. Bukan Dia!
66
Part 66. Temukan Aluna!
67
Part 67. Semua Jelas
68
Part 68. Flashback
69
Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70
Part 70. Ajakan Nikah
71
Part 71. Kesembuhan
72
Part 72. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!