Pukul 7 malam, Sam duduk di teras sembari menghisap rokoknya.
Ia sedang memikirkan mamanya.
Persetan dengan perjodohan keluarga Xavier.
Sam tidak takut sesuatu akan terjadi nantinya.
Ia sudah memutuskan HANYA akan menikahi Shila.
Tidak untuk wanita lain.
Masalahnya sekarang, Sam sedang memikirkan bagaimana caranya untuk bisa membawa hubungan ini lanjut ke jenjang yang lebih serius.
Mengingat hubungan tabu ini akan ditentang oleh banyak pihak.
"Paman," Panggil Shila yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu.
Sam tersenyum manis dan langsung mematikan putung rokoknya.
"Iya sayang," jawabnya sembari meraih tangan Shila dan menariknya untuk duduk di atas pangkuannya.
"Apa yang paman lakukan di sini?" tanyanya sembari merapikan rambut ikal Sam.
"Tidak ada. Hanya merokok," jawabnya enteng sembari menciumi lengan Shila yang begitu semerbak aroma stroberi.
"Pria yang kemarin paman ajak bicara di depan gerbang sekolah itu siapa?" tanya Shila yang sejak kemarin ingin menanyakan hal itu namun lupa.
Sam mengerutkan sekilas keningnya, lalu paham siapa yang Shila maksud.
"Oh itu Hiro sayang, teman sekaligus asisten pribadi paman," jawabnya dengan jujur.
Shila hanya manggut-manggut dengan tangan yang masih sibuk memainkan rambut Sam.
"Kenapa sayang?" tanya Sam yang takut saat Shila menanyakan tentang Hiro.
Shila menatap mata Sam sekilas, lalu kembali memainkan kembali rambut pamannya.
"Wajahnya blasteran, tipe Shila banget," godanya membuat Sam dengan reflek tatapannya berubah menjadi serius dan dingin.
Shila menatap wajah Sam yang sudah begitu kesal sekali saat ini.
Sontak tawa keras terdengar dari mulut Shila.
"Shila hanya bercanda, kenapa wajah paman cemberut gitu?" tanya Shila dengan tawa puasnya sembari memeluk leher Sam.
Shila melihat wajah Sam dengan tangan yang melingkar di leher pamannya.
"Sahabat kamu kemarin juga tipe paman banget, siapa namanya? Ah Abel kan?" balasnya pada Shila dengan wajah yang lucu membuat Shila semakin tertawa keras.
Sam tampak kesal kala Shila tidak terlihat cemburu atau kesal.
"Jika paman mau, besok aku akan mengenalkan kalian berdua? Bagaimana? Asal paman juga mau mengenalkanku dengan paman Hiro?" tawarinya dengan senang hati.
Sam berdecak sembari meremas gemas pinggang Shila.
"Kamu berani kenalan sama Hiro, paman tebas habis kepalanya nanti," ancamnya membuat Shila tertawa renyah.
Melihat Shila terus tertawa, membuat Sam merasa gemas dan mencium sekilas leher jenjangnya.
Spontan tawa Shila langsung berhenti.
Tatapannya kini terpaku dengan mata Sam.
"Kenapa kamu selalu terlihat cantik? Sepertinya paman mulai gila mengingat hanya ada kamu dalam pikiran dan hati paman," gumamnya sembari mengusap lembut pinggang Shila.
Shila mencebikkan bibirnya tanda tak percaya.
"Kenapa berbanding terbalik denganku? Aku selalu merasa takut setiap saat," katanya sembari memainkan kerah kemeja Sam.
"Takut kenapa sayang?" tanya Sam dengan cemas.
Shila mendekatkan wajahnya pada Sam.
"Takut kehilangan paman, mengingat banyak wanita di luaran sana yang ingin bersanding dengan paman," jawabnya dengan polos yang mana hal itu membuat Sam tak bisa menahan tawanya.
Shila menyipitkan tatapannya kala Sam terus tertawa.
Hingga Sam menghentikan tawanya kala melihat tatapan tajam keponakannya.
Sam berdeham sekilas lalu kembali berbicara dengan lemah lembut pada Shila.
"Sekalipun banyak wanita cantik di luaran sana jika paman hanya menginginkanmu, apa yang bisa mereka lakukan sayang? Tetap kamu yang jadi pemenang dari sekian banyak wanita yang datang," katanya dengan manis yang mana hal itu mampu membuat Shila tersipu malu.
Shila mengalihkan tatapannya dari Sam untuk menyembunyikan senyum dan rona merah di pipinya.
"Apaan sih, enggak jelas," katanya yang langsung beranjak dari pangkuan Sam.
"PAMAN!" pekiknya terkejut kala Sam tiba- tiba mengangkat tubuhnya.
"Sepertinya kamu sakit sayang melihat pipimu begitu merah," godanya membuat Shila langsung menyembunyikan wajahnya pada leher Sam.
Sam membawa Shila masuk ke dalam kamarnya.
Sam membaringkan Shila di ranjangnya dengan hati- hati.
"Jika boleh jujur, sebenarnya yang paling takut di sini adalah paman sayang," katanya memberitahu Shila sembari membelai rambut Shila.
"Takut kamu akan pergi dari paman mengingat jarak usia kita yang terpaut jauh, ditambah banyak cowok yang lebih muda dan tampan dari paman," ujarnya mengungkapkan ketakutannya selama ini.
Shila yang mendengar hal itu antara malu dan ingin tertawa.
Pasalnya Sam terlihat lucu saat ini.
"Tapi mereka tidak seseksi dan semesum paman, tenang saja paman tetap pemenangnya jika menyangkut soal ranjang dan merangsang," goda Shila di akhir kalimatnya membuat Sam membuka mulutnya tak percaya kala mendengar ucapan frontal keponakannya.
Shila sudah tertawa cekikikan kala melihat wajah syok Sam saat ini.
"Siapa yang mengajarimu kata- kata itu sayang?" tanyanya sembari mengusap perut rata Shila dengan jarak wajah yang begitu dekat.
"Shila belajar dari paman," jawabnya dengan enteng membuat Sam menahan tawanya dan menatap gemas wajah cantik Shila.
"Kenapa kamu belajar tentang kata- kata frontal seperti itu?" tanya Sam yang terus menggoda Shila.
"Karena paman tidak mengajariku tentang hal lain," jawabnya dengan gamblang membuat Sam terkekeh dan menciumi leher jenjang Shila dengan gemas.
Sam mendekatkan wajahnya pada Shila.
"Kamu ingin belajar atau langsung praktek sayang?" tawarinya membuat Shila menatap arah lain sembari menahan senyumnya.
Sam langsung ******* bibir cherry Shila dengan perlahan.
Bagai terasa candu dalam bibirnya, setiap kali bibirnya bersentuhan dengan bibir Shila, Sam lupa akan segalanya.
Shila mengalungkan kedua tangannya pada leher Sam di mana hal itu memacu andrenalin Sam semakin kuat dalam bercumbu.
Tangan kekar Sam mulai menyelusup masuk di balik kaos putih Shila merambah lembut perut ratanya.
"Shila Sam," panggil Maura membuat Shila langsung menahan dada bidang Sam kala mendengar suara ibunya.
"Mereka sudah pulang?" tanya Shila dengan panik.
"Biarkan sebentar saja," kata Sam menghiraukan kedatangan mereka dan kembali ******* bibir Shila.
"Bagaimana jika mereka tahu?" kata Shila yang kembali menahan dada bidang Sam untuk menghentikan ciumannya.
"Bukankah lebih baik jika mereka tahu?" tanya balik Sam dengan santai membuat Shila langsung mendorong tubuh Sam untuk bangun dari atas tubuhnya.
Shila langsung turun dari atas ranjang pamannya dengan sedikit panik.
Sam yang melihat hal itu dengan cepat langsung membuntuti Shila.
"Paman," panggil Shila dengan pelan kala Sam mendorongnya untuk bersandar di pintu.
Sam mengatur napasnya, ia menatap wajah cantik Shila dan bibirnya secara bergantian.
"Apa kamu sungguh takut jika mereka tahu?" tanya Sam pada Shila.
Shila diam sejenak, melihat kedua mata Sam.
"Shila Sam," panggil Maura sekali lagi membuat Shila tersadar dari lamunannya.
"Percayalah, Shila juga ingin bersama dengan paman, tapi jangan membuat kegaduhan untuk sekarang. Aku masih ingin paman di sini, jadi sebelum ayah dan ibu mengusir paman, jangan membuat mereka curiga dengan kita," beritahu Shila dengan hati- hati pada Sam.
Shila lalu bergegas keluar dari kamar Sam sebelum Maura datang ke kamarnya.
Sam yang mendengar ucapan Shila barusan tak bisa menahan senyumnya saat ini.
Ia melompat kegirangan dan berlari mengeliling ruangan kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
AYU TIME KARTIKA
jatuh cinta berjuta rasanya
2024-11-26
0
Anonymous
Sam ohh samm
2024-10-29
1
elf
Sam gendeng... 🤣🤣🤣
2023-09-11
5