Kini mereka telah tiba di rumah.
"Paman," panggil Shila dengan terkejut kala melihat mobil pick up ayahnya sudah terparkir di depan rumah.
"Ayahmu sudah pulang," kata Sam dengan santai sembari memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil pick up Andre.
Sam melihat Shila tampak takut dan panik saat ini.
"Paman, bagaimana ini?" katanya dengan sangat cemas.
"Memangnya kenapa sayang? Bukankah kita pergi untuk mengambil ijazahmu?" katanya dengan santai sembari mengusap lembut tangan Shila.
Shila yang mendengar hal itu sontak ingin sekali menghilang saat ini dari depan Sam.
Sam yang tahu dengan apa yang Shila pikirkan sontak menggodanya.
"Tenang sayang, ayah ibumu tak akan tahu terkait ciuman tadi," godanya pada Shila.
Shila melebarkan kedua matanya lalu memukul dada bidang Sam.
"Bukan itu yang kumaksud," elaknya sembari memalingkan wajahnya.
"Oh ya? Lalu apa yang kamu cemaskan? Ah paman tahu," kata Sam membuat Shila menoleh dan terlihat senyum seksi Sam membuat jantungnya berdebar begitu hebat sekali saat ini.
"Apa?" tanya Shila dengan pelan.
Sam mendekatkan wajahnya pada Shila.
"Kamu cemas malam ini tidak bisa bermain di atas ranjang, bukan?" tebaknya dengan frontal membuat Shila melotot dan memukul bahu kekar Sam.
"Siapa yang mencemaskan hal itu," bantahnya membuat Sam terkekeh.
Sam membelah paha Shila, meremas lembut dan sesekali mengusapnya.
Shila yang mendapatkan sentuhan eksotis tersebut hanya bisa menelan ludahnya dan menggenggam erat tangannya.
"Bagaimana jika kita melakukannya malam ini?" tawari Sam membuat Shila mendelik kesal.
"Lakukan saja dalam mimpi paman, sebelum ayah membunuhmu," jawabnya yang bergegas turun dari mobil sebelum dirinya diterkam oleh Sam.
Sam yang mendengar hal itu hanya tertawa.
Dengan cepat ia menyusul Shila masuk ke dalam rumah.
"Ayah ibu," sapa Shila dengan girang kala melihat Andre dan Maura tampak duduk di kursi meja makan.
"Hei sayang, dari mana kalian berdua? Kenapa baru pulang?" tanya Maura sembari memeluk erat tubuh Shila.
"Tadi paman mengantarku ke sekolah untuk mengambil ijazah," jawabnya dengan jujur tanpa menambahkan yang lainnya.
"Kan kamu bisa berangkat sendiri sayang, jangan repotkan pamanmu," kata Maura sembari mengusap puncak kepala Shila
"Aku yang memaksa untuk mengantarnya, lagian aku juga ingin melihat daerah sekitar sini," jawab Sam sembari menarik kursi di samping Andre.
"Kakak pulang dari tadi?" Andre mengangguk pelan.
"Kita langsung pulang karena perjalanan lancar tanpa ada macet atau kendala, lagian hasil kebun kakak juga yang paling dinanti, alhasil saat kami datang, semua langsung diangkut ke kapal untuk diimpor," jelasnya pada Sam tentang hasil kebunnya.
Sam hanya mangut- manggut sembari menikmati makanannya.
"Jika kakak butuh sesuatu, katakan saja. Aku akan membantu," beritahunya pada Andre.
Andre dan Maura tersenyum bersama.
Andre menepuk pelan pundak kekar Sam.
"Jangan pikirkan kakak,pikirkan dirimu sendiri saja. Kapan kau akan menikah? Kami sudah tak sabar untuk menanti calon istrimu,' kata Andre menggoda Sam yang mana hal itu membuat Shila hampir tersedak.
"Kakak tenang saja, Sam akan membawa wanita itu ke hadapan kalian nanti," katanya sembari menatap Shila dengan senyuman yang manis.
Shila langsung meraih segelas air dan menenggaknya hingga tandas sembari menghindari tatapan Sam.
Sam yang melihat hal itu langsung menunduk untuk menyembunyikan senyumannya.
•••
Sekitar pukul 1 dini hari, terlihat Sam masih duduk di dekat jendela dengan sebatang rokok di tangannya.
Terlihat ia begitu tenang melihat keluar jendela menikmati kesunyian malam ini.
Hatinya begitu gembira, senyumnya tak pudar sedikitpun sejak makan malam tadi.
Entah apa yang sedang ia pikirkan namun semua orang bisa tahu jika ia sedang kasmaran.
Sam membuang putung rokoknya ke luar jendela, menutup rapat jendelanya.
Sekilas ia terpikirkan tentang Shila sekarang.
"Aku akan melihatnya sebentar saja sebelum tidur," gumam Sam yang keluar dari kamarnya dengan pelan.
Sam berjalan ke samping kamarnya dan menyelinap masuk ke dalam kamar Shila.
Senyum manis tampak terukir dari bibirnya kala melihat Shila tertidur dengan pulas di bawah gulungan selimut putihnya.
Dengan pelan ia berjalan menuju ranjang untuk melihat keponakannya tersebut.
Niat hati hanya ingin melihat, kini Sam dengan berani naik ke atas ranjang Shila dan ikut menyelinap masuk ke dalam selimutnya.
Lama ia memandangi Shila, membelai lembut rambut panjang nan hitam pekat itu dengan senyum yang tak sedikitpun luntur dari bibirnya.
Shila yang merasa terusik dengan belaian di kepalanya sontak membuka kedua matanya yang terasa begitu lengket tersebut.
"Paman," gumam Shila yang langsung membungkam bibirnya kala melihat Sam di dalam kamarnya.
Shila langsung bangun dan sesekali melihat ke arah pintunya.
Sam hanya tersenyum kala melihat ekspresi Shila.
"Bagaimana paman bisa di sini? Bagaimana jika ayah dan ibu tahu?" katanya dengan panik dan takut disaat Sam berada di kamarnya tengah malam begini.
"Tenang sayang, paman tidak akan membuat gaduh, paman hanya ingin melihatmu," ujarnya dengan santai sembari mengusap lembut tangan Shila.
"Apa paman gila? Ayah dan ibu akan tahu jika paman di sini. Cepat keluar dan kembalilah ke kamar paman sekarang," usirnya dengan nada berbisik takut Andre dan Maura tahu.
Sam langsung menarik tangan Shila hingga ia kembali terbaring.
"Apa kamu tahu bagaimana paman sangat ingin bertemu denganmu malam ini? Rasanya begitu berat tak tertahankan, bahkan jika ayah dan ibumu akan membunuh paman malam ini, paman akan tetap menemuimu, dan kini kamu mengusir paman begitu saja? Hukuman apa yang tepat untukmu?" tanyanya pelan dengan tatapan yang tak teralihkan dari bibir pink cherry milik Shila.
Shila hanya tersenyum tipis, mencoba untuk bernapas dengan normal, di mana hidungnya tiba- tiba saja tidak bekerja dengan baik saat wajahnya berdekatan dengan Sam, ditambah terpaan napas Sam membuat jantungnya berdebar begitu hebat sekali.
Cup
"Napas sayang," goda Sam mengecup singkat hidung Shila.
Shila mengalihkan tatapannya ke arah lain sembari menggenggam erat tangannya karena merasa malu saat ini.
Sam yang merasa gemas dengan tingkah Shila ingin sekali menerkamnya.
"Kenapa kamu selalu terlihat sangat cantik?" gumam Sam yang langsung menindih sebagian tubuh Shila dan ******* bibirnya.
Ciuman itu sangat lembut dan dalam, di mana Sam terbuai dengan bibir yang selalu membuatnya candu.
Shila membuka kedua matanya, tatapannya bertemu dengan manik mata Sam.
"Kamu percaya jika paman sangat mencintaimu?" Shila menatap kedua mata Sam untuk mencari kebohongan di sana.
Namun nihil, ia tak menemukan apapun di sana.
Perlahan Shila mengangguk membuat Sam tersenyum dan mencium lembut punggung tangan Shila.
"Jika pada akhirnya nanti hubungan kita banyak ditentang oleh mereka, paman akan melakukan sesuatu yang tidak bisa mereka tolak," katanya memberitahu Shila dengan sedikit berbisik.
Shila menelan ludahnya, jantungnya berdetak sangat cepat, napasnya terasa berderu dan tenggorokannya terasa tercekat saat ini.
"Melakukan apa?" tanya Shila pelan dan juga penasaran.
Sam semakin mendekatkan wajahnya pada Shila, menampilkan senyum devil yang telihat seksi di mata Shila.
"Menabur benihku pada rahimmu sayang," bisiknya dengan frontal tepat di telinga Shila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Erly Hafidz
ndang gas paman
2024-07-09
0
anfi rucs
wah
2024-07-07
0
Mel_San12
visual nya dong kak biar makin semangat ini bacanya gan berandai-andai siapa pemeran nya🤭🤭
2023-09-07
1