Shila langsung bergegas menemui ayah ibunya di ruang tengah.
Dan diikuti Sam di belakangnya.
"Kalian berdua sudah tidur?" tanya Andre saat melihat mereka berdua datang bersamaan.
Shila menoleh ke belakang sekilas di mana terlihat Sam berdiri di belakangnya.
"Shila tadi lagi telponan sama Arka," bohongnya dengan lancar tanpa gagap.
Sam yang mendengar hal itu dengan spontan bertanya, "Kamu punya nomornya?"
Shila menoleh dengan panik, menatap Sam dengan mata yang sedikit terbuka.
"Punyalah Sam, mereka kan satu sekolah, satu kampung lagi," jawab Maura membuat Sam menyadari akan kesalahannya barusan.
"Maaf kukira dia tidak boleh menyimpan nomor teman prianya," jawabnya yang sedikit kesal saat ini sembari mencomot buah anggur di depan Andre.
"Tentu boleh Sam, selagi mereka berteman dengan sehat dan baik," jawab Maura lagi sembari mengeluarkan makanan yang ia bawa.
"Jangankan nomor teman prianya, banyak pria muda di sekitar sini yang beberapa kali melamar Shila, namun aku menolak mereka semua," beritahu Andre pada adiknya.
Sam dengan reflek tersedak anggur yang ia makan.
Shila yang duduk di samping Sam dengan tangap langsung menepuk pelan punggung kekar Sam.
"Melamar?" Andre mengangguk membuat Shila mencubit punggung kekar Sam sekilas.
Sam menatap Shila yang kini berlagak santai dan biasa saja.
"Wah ternyata pesonamu mampu menarik perhatian banyak pria muda, sepertinya paman harus belajar darimu untuk bisa menarik perhatian wanita Milan," katanya pada Shila membuat Andre dan Maura tertawa.
Shila menoleh, melihat wajah Sam yang telihat kesal sekali saat ini.
"Kemarin sebelum kamu datang kemari, pria yang rumahnya ujung jalan baru saja melamar keponakanmu ini, ia bahkan menjanjikan akan membelikan mobil dan rumah sebagai maharnya, dan ada dua pria matang lainnya yang kemarin melamar lagi," beritahu Andre yang mana hal itu membuat Sam semakin panas dan kesal.
Shila yang sedang makan jeruk, terus merapalkan doa agar ayahnya itu berhenti berbicara.
"Wah, kamu pasti akan menjadi nyonya muda jika bisa menikah dengannya," panasi Sam membuat Shila langsung menyudahi makan jeruknya.
Sam lalu memasukkan beberapa anggur ke dalam mulutnya dengan kesal.
"Ia menangis saat mendengar aku dijodohkan dengan wanita lain, apa perlu aku bunuh diri karena ia dilamar semua pria di kampungnya? Kenapa ia tidak memberitahuku perihal hal itu," dumelnya lirih namun masih bisa Shila dengar.
Karena kesal Sam beranjak dari sofa meninggalkan ruang tengah.
"Kamu mau kemana Sam?" tanya Andre kala Sam pergi begitu saja tanpa makan malam bersama mereka.
"Melamar kembang desa di kampung ini," jawabnya asal sembari berjalan menuju kamarnya.
Shila yang mendengar hal itu berusaha untuk menahan senyumnya saat ini sedangkan Andre dan Maura saling menatap satu sama lain lalu detik kemudian tertawa bersama.
***
Sudah pukul 11 malam, tapi Shila belum juga tidur.
Matanya masih terbuka begitu lebar.
Pikirannya hanya tertuju pada Sam.
"Apa paman marah?" gumamnya sembari membasahi bibir bawahnya dengan rasa cemas.
"Lagian tadi kenapa ayah pakai acara bilang segala tentang lamaran itu," gerutunya yang kini cemas Sam marah padanya.
Shila langsung bangun, menatap pintunya dengan rasa yang was- was.
"Kira- kira, paman udah tidur belum ya?" gumamnya yang langsung turun dari ranjang dan berjalan mengendap- endap keluar dari kamarnya.
Shila melihat kanan kiri yang sepi.
Dengan ragu dan malu Shila berdiri di depan pintu kamar Sam sekitar 20 detik lamanya.
Setelah berperang dengan hati dan pikirannya, dengan segala keberanian yang ia punya, Shila membuka perlahan pintu kamar Sam.
Kosong.
Kemana pamannya itu pergi?
Shila menutup perlahan pintunya, mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.
Hingga ia mencium semerbak wangi yang membuatnya sedikit terlena.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" Shila membuka matanya, tatapannya bertemu dengan Sam yang terlihat selesai mandi.
Hingga tatapannya tak sengaja melihat penampilan Sam saat ini yang hanya mengenakan handuk sebatas perut hingga pahanya.
Shila memalingkan wajahnya sekilas, berdeham pelan untuk menetralkan rasa panas pada pipinya.
"Kembalilah ke kamarmu sebelum para calon suamimu datang dan memukuliku, aku juga tak mau calon istriku salah paham tentang kamu yang berada di dalam kamarku," usir Sam sembari mencari bajunya di almari.
Shila yang mendengar hal itu tersenyum tipis, lalu berjalan menuju ke ranjang Sam.
"Apa paman cemburu perihal ucapan ayah tadi? Lagian kan semua lamarannya ditolak," kata Shila sembari mengusap lembut bantal di sampingnya.
Sam yang kini sedang kesal antara tidak bisa menemukan bajunya dan mendengar ucapan santai Shila barusan benar- benar ingin memukuli seseorang saat ini.
"Apa yang perlu dicemburui, aku juga menyimpan banyak nomor wanita di ponsel, tak hanya itu, banyak wanita yang melamarku untuk menjadi suaminya. Bukankah pesonaku sebanding denganmu?" Shila mengangguk dengan santai membuat Sam menyipitkan tatapannya kesal.
Shila menahan tawanya, menatap Sam dengan senyum yang terlihat mengejek.
"Lalu kenapa paman masih bujang sampai sekarang?" tanya Shila ingin tahu jawaban Sam.
Sam membuang kaos hitam yang ia pegang, lalu berjalan menghampiri Shila yang duduk di tepi ranjang.
"Karena wanita yang ingin paman nikahi sudah dilamar oleh banyak pria, sepertinya menjadi bujang lapuk sampai tua adalah pilihan yang bagus," beritahunya pada Shila dengan wajah yan terlihat serius.
Shila tersenyum, lalu menarik tangan kekar Sam untuk mendekat padanya.
"Bukankah Shila sudah memberitahu paman, semua lamarannya ditolak, paman ingin tetap menjadi bujang lapuk hingga tua atau membiarkanku dinikahi pria lain?" tanyanya memberikan pilihan pada Sam.
Tanpa menjawab apapun, Sam mendorong Shila ke belakang dan menindih tubuhnya.
"Sebelum itu terjadi, paman akan menabur semua benih paman pada rahimmu," katanya pada Shila dan langsung mengulum bibir bawah Shila yang selalu menjadi candu baginya.
Sam terlihat begitu bersemangat sekali mengingat posisi mereka yang sedikit intim.
Terlebih Sam bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk sebatas paha.
Sam sengaja menghentikan ciumannya dengan sepihak, membuat Shila membuka kedua matanya.
"Kamu ingin belajar atau langsung praktek sayang?" tanya Sam menggoda Shila.
Shila tersenyum malu, mengalihkan tatapannya sekilas hingga ia mengalungkan tangannya pada leher Sam.
"Mungkin praktek lebih mudah untuk dilakukan ketimbang belajar masih harus mempelajari," jawabnya yang mana hal itu membuat Sam tak bisa menyembunyikan rasa bungah sumringahnya.
Sam kembali ******* bibir Shila dengan tangan yang sudah aktif untuk melepaskan semua kain yang melekat pada diri Shila.
Keduanya sudah sama- sama polos, tanpa terhalang sehelai kain pun.
Sam menarik selimutnya untuk menutupi tubuh keduanya.
"Kamu yakin ingin melakukannya sayang?" tanya Sam memastikan sekali lagi pada Shila.
Shila mengangguk dengan mantap membuat Sam tak ragu untuk melakukannya.
Namun sebelum ia melakukan tujuan utamanya, Sam memberikan sentuhan eksotis dan kecupan erotis yang mana hal itu berhasil membuat Shila terangsang dengan hebat.
"Cepat lakukan paman, Shila sudah tidak tahan," kata Shila dengan tangan yang sudah meremas kuat rambut Sam.
Sam tersenyum manis, mengecup singkat belahan gunung kembar itu sekilas.
"Paman akan melakukannya secara perlahan sayang," bisiknya sembari menyesuaikan miliknya untuk bisa masuk dengan benar.
Shila mendesah, Sam mengerang kala milik keduanya bersatu.
Sam mendiamkan sejenak miliknya sembari menciumi wajah Shila.
Kini Shila benar- benar terlihat sangat seksi ditambah keringat yang membasahi pelipisnya.
Sam mengusap keringat Shila dan memulai permainannya.
"Enghh...pam...an," suara Shila panjang nan merdu sembari mencakar punggung kekar Sam saat Sam mencoba mengkoyak miliknya.
"Pelankan suaramu sayang, atau ayah ibumu akan datang dan membunuhku," guraunya untuk mengalihkan perhatian Shila yang merintih kesakitan karena ini kali pertamanya baginya.
Sam terlihat begitu bersemangat dalam menggempur milik Shila.
Bisa dihitung, berapa kali Sam menyemburkan benihnya ke dalam rahim Shila.
Sam melihat Shila yang sudah setengah sadar dengan keringat yang menambah kesan seksi pada dirinya.
Terlintas senyum manis di bibir seksi Sam.
Ia mengecup singkat bibir Shila sebelum mengakhiri permainannya.
Sam terkekeh kala melihat hasil ulahnya pada sekujur tubuh Shila saat ini.
"Entah apa yang akan ia lakukan besok padaku saat melihat tanda di sekujur tubuhnya," gumamnya sembari menahan tawanya dan menyelimuti tubuh Shila.
Sam tersenyum saat Shila menghadap ke arahnya dan memeluknya erat.
Dengan lembut Sam mencium puncak kepala Shila dan ikut terlelap bersama setelah pergulatan panasnya.
Dan malam ini Sam benar- benar menjadi orang paling bahagia.
Di mana ia telah memiliki Shila seutuhnya untuk menjadi wanitanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
AYU TIME KARTIKA
wah wah langsung praktek paman🤣🤣🤣
2024-11-26
0
Qaisaa Nazarudin
OMG SHILA NEKAT SEKALI KAMU..YANG ADA INI AWAL DARI MASALAH YG BURUK TERHADAP KALIAN,,,
2024-02-26
0
Qaisaa Nazarudin
Waahhh ini bukannya memanasin lagi,tapi membakar namanya..🤣🤣🤣
2024-02-25
0