Part 2. Desa Pinus

Prak

Brak

Pyar

"ARGHHHH!" teriak Aluna dengan keras di mana ia membanting semua benda yang ada di depannya.

"Sayang tolong tenangkan dirimu sebentar saja, papa ingin berbicara denganmu," kata Xavier mencoba membujuk Aluna untuk bisa tenang.

"Bagaimana bisa Aluna tenang setelah perjodohan tadi ditolak begitu saja oleh Sam? Mau di taruh di mana muka Aluna pa," teriaknya dengan frustasi di mana Aluna 10 tahun lamanya menunggu waktu indah ini tiba.

Sayang sekali Sam menolak dan membuat dirinya benar- benar hancur tak tak tertahan rasanya.

"Sayang tolong tenangkan dirimu, jangan lukai dirimu sendiri karena bajingan itu, masih banyak pria di luaran sana yang ingn bersamamu, tolong dengarkan ucapan papa ya sayang," kata Xavier yang mencoba mendekati putrinya.

"Tidak, Aluna hanya ingin menikah dengan Sam, Aluna tidak ingin pria lain pa," tolaknya sembari menggelengkan kepalanya dan perlahan mundur ke belakang menjauhi Xavier.

Sesekali Xavier memejamkan matanya tak tega dan merasa teriris saat kaki Aluna menginjak pecahan kaca.

Jika Xavier bertindak gegabah, sama halnya dengan ia melukai putrinya sendiri, karena Aluna akan bertindak ceroboh saat dikuasai oleh amarah.

"Sean!" teriak Xavier pada pengawal pribadi Aluna.

Tak lama datanglah Sean dengan napas yang sedikit memburu.

"Ya tuan," jawabnya sembari mengatur napasnya.

Xavier hanya diam sembari menatap Aluna yang duduk di lantai dan menangis sesegukan.

Sean menatap prihatin pada Aluna.

"Tolong urus putriku, aku ada urusan sebentar," pesannya yang diangguki oleh Sean.

Setelah Xavier pergi, Sean tidak langsung mendekati atau menolong Aluna.

Ia mengambil sapu dan membersihkan pecahan kaca dan membereskan semua make up yang kini bersebaran di mana-mana.

"Kenapa ia melakukan hal itu padaku? Apa yang kurang dariku?" gumam Aluna pada dirinya sendiri.

Sean hanya diam dan fokus dengan sapunya.

"Kira- kira wanita mana yang akan dia nikahi? Apa ia secantik aku? Apa ia sesempurna aku? Apa ia sungguh akan menikahinya? Bukankah dari dulu ia sangat anti dengan pernikahan? Kenapa tiba- tiba saja ia berkeinginan menikah disaat akan dijodohkan denganku?" tanya Aluna pada dirinya sendiri sembari memeluk erat kakinya.

Sean yang mendengar hal itu hanya diam dan bisa mendengar dengan jelas setiap kata yang keluar dari mulut Aluna.

Setelah membersihkan semuanya Sean baru mendekati Aluna.

Ia berdiri di samping Aluna yang masih menangis sesegukan.

"Saya akan mengobati luka nona," kata Sean memberitahu Aluna.

Aluna diam sejenak dan mengusap kasar air matanya.

Ia mendongak menatap Sean dengan sedikit ketus.

"Kau sebagai pria, apa yang kau lihat dariku? Kenapa Sam bisa tidak tertarik denganku? Katakan padaku apa yang kurang, aku akan memperbaikinya agar Sam mau menikah denganku," tanyanya pada Sean.

Sean hanya diam dan menatap datar mata sembab Aluna.

Sekilas Sean menatap telapak kaki Aluna yang sudah mengeluarkan darah.

"Nona sempurna," katanya memuji sembari berjalan ke laci untuk mengambil kotak P3K.

Sean meletakkan kotak P3K nya di atas ranjang.

Ia lalu kembali menghampiri Aluna.

Aluna sedikit terkejut saat Sean mengangkat tubuhnya menuju ke ranjang.

Dengan sangat hati- hati Sean mendudukkan Aluna di tepi ranjang.

"Kau berbohong bukan soal aku yang sempurna? Lalu jika aku sempurna kenapa Sam tidak tertarik?" tanya Aluna membuat Sean menoleh di maa jarak wajah mereka bukan hanya dekat namun hampir bersentuhan.

Aluna menelan salivanya saat ia bisa merasakan hembusan napas Sean.

Lama Sean diam hingga ia membuka suara dengan suara serak basahnya.

"Saya tertarik."

•••

Desa Pinus

Ada Andre yang baru saja bangun tidur.

"Jam berapa sekarang?" gumamnya saat matanya silau karena sinar matahari.

Andre bangun sembari mengedarkan pandangannya untuk mencari istrinya.

"Kenapa ia tidak membangunkanku," gumam Andre yang langsung menuju kamar mandi dan menemukan istrinya.

Andre keluar kamar dan sudah disuguhi dengan pemandangan yang selalu membuat dirinya bungah dan sumringah.

Pemandangan saat Maura masak.

"Sayang, kenapa kamu tidak membangunkanku?" tanyanya dengan manja sembari menghampiri Maura di dapur.

"Kau terlihat sangat pulas sekali, lagian juga masih pagi, apa kamu akan langsung pergi ke kebun?" tanya Maura sembari menumis sayurannya.

Andre memeluk istrinya dari belakang dan mengecupi leher jenjangnya.

"Andre!" tekan Maura saat Andre terus menggodanya dengan mengecupi leher jenjangnya.

"Kenapa tubuhmu selalu membuatku candu, aku sampai terngiang- ngiang akan aroma tubuhmu," bisiknya tepat di samping daun telinga Maura.

Maura menahan senyumnya dengan tangan yang asyik menumis dan menaburkan beberapa bumbu.

"Dari dulu sampai sekarang ucapanmu selalu manis," olok Maura membuat Andre kembali mengecupi leher jenjang hingga beralih ke dada depan.

"Ini masih pagi, bisakah kalian menahan diri untuk tidak mengumbar kemesraan ini?" sontak Andre dan Maura langsung menoleh.

"SAM!" pekik mereka berdua terkejut.

Sam yang melihat reaksi kakak angkatnya itu hanya tersenyum tipis.

Andre langsung berlari berhambur ke pelukan Sam.

"Kenapa kau baru kemari, hah? Apa kau tidak tahu jika aku merindukanmu?" tanya Andre sembari memukuli bahu kekar Sam.

Sam hanya tertawa kecil dan memeluk erat Andre.

"Aku sangat merindukan kalian," ucapnya sembari mengusap- usap punggung Andre.

Maura mematikan kompornya dan menghanpiri adik iparnya tersebut.

"Kau suda tua sekali sekarang," ejeknya pada Sam.

Sam hanya tertawa dan memeluk sekilas Maura.

Andre dan Maura dengan kompak melihat kanan kiri Sam.

"Yaa, mana istrimu? Kau datang sendiri kemari?" tanya Andre yang diangguki oleh Maura.

Sam tertawa mendengar pertanyaan tersebut membuat Andre memukul sekilas dada bidangnya.

"Kenapa kau tertawa?" tanyanya dengan kesal dan geram.

"Aku belum menikah, istri mana yang kakak tanyakan?" katanya dengan tawa kecilnya.

Andre dan Maura saling bertatapan seakan tak percaya dengan apa yang barusan Sam katakan.

"Kau sedang bercanda? Terakhir kali kita pernah melihat beritamu tentang hubungan asmaramu dengan seorang aktris, jangan coba- coba membohongi kami," kata Andre yang msih belum percaya dengan ucapan Sam barusan.

"Dia hanya rekan kerja, wartawan saja yang terlalu gegabah dalam menyimpulkan," kata Sam membantah sembari berjalan ke meja makan saat matanya melihat beberapa hidangan yang khas orang desa dengan aroma yang begitu menggoda.

Andre dan Maura langsung ikut duduk bersama Sam.

"Oh ya, mama bagaimana? Sehat kan?" tanya Andre dengan pelan- pelan.

"Tentu," katanya sembari beranjak dari kursinya untuk mengambil sesuatu dari mobilnya.

Tak lama Sam datang dengan banyak paper bag dan barang- barang lainnya.

"Apa kau berniat untuk pindah kemari? Apa yang kau bawa?" tanya Andre saat Sam meletakkan semua paper bag itu di mana hampir memenuhi meja makan.

"Ini dari mama untuk kakak," bohong Sam di mana semua itu ia beli sendiri untuk kakak angkatnya tersebut.

Andre tampak berbinar dan langsung membuka paper bag untuk melihat isinya.

Maura yang melihat hal itu ikut tersenyum bahagia saat melihat ekspresi suaminya.

"Oh ya, di mana Shila? Apa ia sudah berangkat sekolah?" tanya Sam sembari mengedarkan pandangannya saat ia tidak melihat keponakannya tersebut.

"Ada di kamar, kau pergi saja ke sana untuk melihat keponakanmu yang kini sudah tumbuh besar dan cantik seperti ibunya," kata Andre membuat Sam tertawa kecil dan langsung membawa paper bag hitam itu khusus untuk keponakannya.

Sam langsung pergi menuju ke kamar Shila dengan jantung yang berdebar.

Ceklek

Terpopuler

Comments

Ghost

Ghost

nikah sama Sean aja sana

2024-12-10

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Cinta tdk boleh di paksa,Dan Sam tdk suka dipaksa2..

2024-02-25

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Anak jangan terlalu di manja kan,Dia akan besar kepala,bertindak Bodoh saat apa yg di inginkan tdk ia dapatkan,..

2024-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kantor
2 Part 2. Desa Pinus
3 Part 3. Minta Tolong
4 Part 4. Permintaan Shila
5 Part 5. Apa Bisa?
6 Part 6. Mencari Sam
7 Part 7. Salah Paham
8 Part 8. Salah Paham 2
9 Part 9. Menyelinap Masuk
10 Part 10. Pantai
11 Part 11. Bolehkah?
12 Part 12. Hampir Ketahuan
13 Part 13. Malam yang Panas
14 Part 14. Rumah Sakit
15 Part 15. Menangis
16 Part 16. Maura Curiga
17 Part 17. Perpisahan
18 Part 18. Satu Wanita
19 Part 19. Jadi Kapan?
20 Part 20. Berjumpa Lagi
21 Part 21. Perintah!
22 Part 22. Ketahuan
23 Part 23. Paket
24 Part 24. Pindahan
25 Part 25. Terlambat
26 Part 26. Aluna?
27 Part 27. Sepupu
28 Part 28. Aku Menemukanmu!
29 Part 29. Aku Membunuhnya!
30 Part 30. Satu Kuadriliun
31 Part 31. Pertama Bertemu
32 Part 32. Club
33 Part 33. Apartemen
34 34. Perjamuan Kantor
35 Part 35. Bertemu Ben
36 Part 36. Obrolan di Cafe
37 Part 37. Berantakan
38 Part 38. Satu Kesempatan?
39 Part 39. Apa yang Terjadi?
40 Part 40. Obsesi Smith
41 Part 41. Pawang Shila
42 Part 42. Hampir Terbakar
43 Part 43. Balas Budi?
44 Part 44. Dia Dalangnya!
45 Part 45. Cheers Ring
46 Part 46. Jauh Darinya
47 Part 47. Sebenarnya
48 Part 48. Dimaafkan
49 Part 49. Gagal Fokus
50 Part 50. Hari Spesial
51 Part 51. Hadiah
52 Part 52. Jadi?
53 Part 53. Apa Tujuannya?
54 Part 54. Keraguan
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Hasrat
57 Part 57. Terbuai
58 Part 58. Peringatan
59 Part 59. Masa Lalu
60 Part 60. Disembunyikan
61 Part 61. Pergi Sebentar
62 Part 62. Menjebak Shila
63 Part 63. Ancaman
64 Part 64. Kau Terjebak!
65 Part 65. Bukan Dia!
66 Part 66. Temukan Aluna!
67 Part 67. Semua Jelas
68 Part 68. Flashback
69 Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70 Part 70. Ajakan Nikah
71 Part 71. Kesembuhan
72 Part 72. Kebahagiaan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Part 1. Kantor
2
Part 2. Desa Pinus
3
Part 3. Minta Tolong
4
Part 4. Permintaan Shila
5
Part 5. Apa Bisa?
6
Part 6. Mencari Sam
7
Part 7. Salah Paham
8
Part 8. Salah Paham 2
9
Part 9. Menyelinap Masuk
10
Part 10. Pantai
11
Part 11. Bolehkah?
12
Part 12. Hampir Ketahuan
13
Part 13. Malam yang Panas
14
Part 14. Rumah Sakit
15
Part 15. Menangis
16
Part 16. Maura Curiga
17
Part 17. Perpisahan
18
Part 18. Satu Wanita
19
Part 19. Jadi Kapan?
20
Part 20. Berjumpa Lagi
21
Part 21. Perintah!
22
Part 22. Ketahuan
23
Part 23. Paket
24
Part 24. Pindahan
25
Part 25. Terlambat
26
Part 26. Aluna?
27
Part 27. Sepupu
28
Part 28. Aku Menemukanmu!
29
Part 29. Aku Membunuhnya!
30
Part 30. Satu Kuadriliun
31
Part 31. Pertama Bertemu
32
Part 32. Club
33
Part 33. Apartemen
34
34. Perjamuan Kantor
35
Part 35. Bertemu Ben
36
Part 36. Obrolan di Cafe
37
Part 37. Berantakan
38
Part 38. Satu Kesempatan?
39
Part 39. Apa yang Terjadi?
40
Part 40. Obsesi Smith
41
Part 41. Pawang Shila
42
Part 42. Hampir Terbakar
43
Part 43. Balas Budi?
44
Part 44. Dia Dalangnya!
45
Part 45. Cheers Ring
46
Part 46. Jauh Darinya
47
Part 47. Sebenarnya
48
Part 48. Dimaafkan
49
Part 49. Gagal Fokus
50
Part 50. Hari Spesial
51
Part 51. Hadiah
52
Part 52. Jadi?
53
Part 53. Apa Tujuannya?
54
Part 54. Keraguan
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Hasrat
57
Part 57. Terbuai
58
Part 58. Peringatan
59
Part 59. Masa Lalu
60
Part 60. Disembunyikan
61
Part 61. Pergi Sebentar
62
Part 62. Menjebak Shila
63
Part 63. Ancaman
64
Part 64. Kau Terjebak!
65
Part 65. Bukan Dia!
66
Part 66. Temukan Aluna!
67
Part 67. Semua Jelas
68
Part 68. Flashback
69
Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70
Part 70. Ajakan Nikah
71
Part 71. Kesembuhan
72
Part 72. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!