Keesokan paginya, Shila terbangun saat pintu kamarnya terus diketuk oleh Maura.
"Shila ayo bangun sayang," panggilnya dari luar membuat Shila menggeliat begitu panjang sembari mengeratkan selimutnya.
Selang beberapa detik, Shila terbangun saat ia teringat sesuatu.
Shila mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.
Tunggu, ini kamarnya?
Bukankah semalam ia berada di kamar Sam dan melakukan...?
Shila menyibak selimutnya, pakaiannya melekat dengan lengkap pada tubuhnya.
"Apa semalam aku bermimpi?" gumamnya sembari mengusap lehernya.
Shila merasa tubuhnya hampir remuk saat ini.
Sekujur tubuhnya terasa begitu sakit sekali.
Dengan cepat Shila turun dari ranjang untuk bergegas membersihkan diri.
"Awww," ringisnya kala ia merasakan perih pada bagian sensitifnya.
Shila mencoba berjalan, rasanya sangat perih dan sakit.
Itu artinya semalam bukanlah mimpi.
Dengan hati- hati Shila berjalan menuju ke kamar mandi.
Betapa terkejutnya Shila saat melihat leher hingga belahan gunung kembarnya yang terlihat begitu banyak tanda merah.
"Astaga, bagaimana bisa seperti ini?" gumamnya sembari memeriksa bagian tubuh lainnya yang hampir terdapat tanda merah.
Shila menatap dirinya di pantulan cermin.
Ada rasa malu saat ini dalam dirinya untuk bertemu dengan Sam.
"Arghhh bagaimana ini, aku malu untuk bertemu dengannya," rengeknya yang teringsut di lantai saat mengingat bagaimana pergulatan panas semalam.
Shila menggigit gemas bajunya kala ia teringat bagaimana agresifnya semalam.
"Paman pasti berpikir jika aku sangat murahan," rengeknya yang kini uring- uringan sendiri atas sikapnya semalam.
Shila bergegas mandi di mana ia harus menutupi tanda merah itu sebelum ibunya melihat atau Sam akan digantung oleh ayahnya.
Kini Shila memberanikan diri untuk keluar kamar di mana terlihat mereka semua tengah menunggunya di meja makan.
"Apa kamu sakit sayang?" tanya Andre saat melihat putrinya yang tak biasanya bangun siang.
Sam menatap Shila dengan senyum yang ia tahan.
Tatapannya hanya tertuju pada leher dan dada Shila.
Bagaimana bisa tanda merah itu hilang secepat kilat, bagaimana caranya ia menghapus, batin Sam dalam hati kala melihat leher Shila kembali putih bersih setelah semalam ia penuhi dengan bekas kecupan.
"Enggak yah, semalam Shila sulit untuk tidur, jadi bangunnya agak kesiangan," jawab Shila berbohong membuat Sam tertawa dalam hatinya dan bersorak girang.
"Pasti kamu kecapekan kan semalam? Karena itu kamu bangun siang," kata Sam menggoda Shila.
Shila membuka kedua matanya kala Sam mengatakan hal itu.
"Kecapekan? Memang habis ngapain sayang?" tanya Maura membuat Sam langsung menyuapkan nasi ke dalam mulutnya untuk menahan senyumnya saat ini.
Shila meremas dressnya, di mana ia bingung untuk menjawab pertanyaan ibunya.
"Kemarin Sam ngajak Shila untuk ke kebun, Shila bekerja sangat keras untuk mengajari Sam menanam, memetik dan juga menyiram. Karena itu ia mungkin kecapekan," jelas Sam membuat Andre dan Maura tersenyum senang menatap putrinya.
"Kalau gitu besok aja perginya, jangan pergi sekarang sayang jika kamu kurang enak badan," larang Maura yang mencemaskan keadaan putrinya.
"Tidak apa- apa bu, Shila baik- baik saja. Shila ingin bertemu dengan Abel," paksanya bersikekeh untuk bisa pergi ke kota Blossom demi bertemu Abel.
"Tapi sayang..,"
"Aku akan mengantarnya mbak, kamu tidak perlu mencemaskannya," potong Sam membuat Shila menatapnya sekilas.
Maura menghela napas pelan membuat Andre tersenyum tipis.
"Biarkan saja sayang, kan ada Sam yang mengantar. Putrimu akan baik- baik saja," tenangnya pada Maura.
Maura mengangguk lalu memegang tangan Shila.
"Beritahu pamanmu jika kamu merasa sakit," pesannya pada Shila.
Shila tersenyum manis dan mengangguk mantap.
Sam yang lagi- lagi mendapatkan kesempatan emas untuk bisa berduaan dengan Shila, berteriak dalam hatinya.
Ia benar- benar girang saat ini.
***
Kini Sam dan Shila tengah menuju ke kota Blossom untuk menjenguk keluarga Abel.
Sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam.
Sibuk dengan pikirannya masing- masing.
"Paman," panggil Shila memberanikan diri untuk memecah keheningan dalam mobil.
"Iya sayang," jawabnya sembari mengusap lembut paha kiri Shila.
Shila menelan ludahnya, mengumpulkan niat dan juga keberanian untuk menanyakan hal yang sedikit memalukan baginya.
"Apa semalam paman yang memindahkan Shila ke kamar?" Sam mengangguk di mana sesekali ia meremas paha Shila.
"Kenapa? Kamu mengira jika semalam adalah mimpi?" tebak Sam yang tepat sasaran di mana hal itu membuat jantung Shila berdebar begitu hebat sekali.
Sam menoleh, menatap sekilas Shila yang hanya diam.
"Menurutmu siapa yang membuat tanda merah di sekujur tubuhmu?" godanya membuat Shila berdecak dan memukul tangan kekar Sam.
"Kenapa harus sekujur tubuh? Bagaimana jika ibu melihat? Mungkin paman akan digantung hidup- hidup oleh ayah," kesal Shila membuat Sam bukannya marah namun malah tertawa begitu keras.
"Salahkan tubuhmu yang begitu candu dan memabukkan, paman tidak bisa mengontrol diri semalam, jadi jangan salahkan pamanmu ini jika lepas kendali. Masih untung kamu bisa berjalan, jika tidak bukankah ibumu akan curiga, sayang?" godanya tanpa henti membuat Shila sangat kesal dengannya.
"Aku sangat menyesal semalam pergi ke kamar paman, tahu gitu mending tidur aja," gerutunya sembari menatap keluar jendela.
"Sekalipun kamu tidak ke kamar paman, paman akan menghampirimu sayang," katanya mengalahkan ucapan Shila barusan.
Sam tertawa renyah kala melihat Shila merajuk saat ini.
Di mana dia terlihat menggemaskan dan lucu.
***
Kini mereka telah sampai di rumah sakit di mana ibu Abel di rawat.
Sepanjang lorong semua mata tertuju pada Sam dan Shila.
Bukan lebih tepatnya pada Sam.
Shila menatap sinis beberapa perawat yang menatap terang- terangan Sam.
Sam menoleh ke samping, melihat tatapan Shila begitu menakutkan dan garang saat ini.
"Tidak bisakah mereka melihatnya dengan biasa saja?" dumelnya membuat Sam tersenyum geram dan ingin sekali menerkam kembali Shila saat ini.
Shila terkejut saat Sam merengkuh pinggangnya dan mengecup singkat puncak kepalanya saat melewati beberapa gerombolan perawat di lobi.
"Paman, banyak orang yang melihat," tekan Shila kala Sam mengumbar kemesraan di depan banyak orang.
"Kenapa? Biar mereka tahu jika aku sudah mempunyai calon istri," jawabnya dengan santai sembari menekan pintu lift.
Shila yang mendengar hal itu menahan senyumnya sebisa mungkin.
Kini perutnya terasa seperti mengeluarkan banyak kupu- kupu.
Sebelum pintu liftnya tertutup, Shila menyempatkan diri untuk mengejek para perawat yang menatapnya dengan sinis kala Sam meciumi puncak kepalanya.
Shila menjulurkan lidahnya di mana hal itu sempat dilihat oleh Sam.
Brugh
"Paman," kaget Shila kala Sam menyandarkannya pada dinding lift setelah pintu tertutup.
"Tidak bisakah kamu tidak begitu menggemaskan hmm? Paman lelah tenggelam dalam pesonamu," katanya sembari menyatukan keningnya dengan kening Shila.
Shila lalu menunjukkan puppy eyesnya membuat Sam tersenyum manis.
"Kalau sekarang bagaimana? Apa masih tenggelam dalam pesonaku?" tanya Shila menggoda Sam.
Sam tersenyum manis, di mana ia selalu kalah jika dihadapkan dengan Shila.
Dengan lembut Sam mengulum bibir manis Shila sebelum mereka sampai di lantai atas.
Dan jangan lupakan kamera CCTV yang tentunya bekerja dengan baik untuk memantau mereka berdua.
Sedangkan di ruang keamanan, tempat mereka untuk memantau kamera CCTV, terdapat satu pegawai yang tampak tertekan.
"Tidak bisakah mereka melakukannya di rumah atau di luar? Kenapa harus di dalam lift?" dumelnya kesal sembari memalingkan wajahnya saat melihat Sam dan Shila berciuman.
"Aku akan memberitahu pihak rumah sakit untuk melepas kamera CCTV yang terdapat di dalam lift demi kesehatan mata dan hatiku, pagi ini aku sudah melihat hal seperti ini sebanyak 5 kali," gumamnya sembari beranjak dari kursinya.
"Kau mau kemana?" tanya temannya.
"Bakar lift," jawabnya dengan enteng sembari melenggang pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
citra arum
hahaaa panas³, makanya jangan plototin life trus bang 🤣🤣🤣
2024-11-17
0
AYU TIME KARTIKA
🤣🤣🤣tukang cctv nya panasss
2024-11-26
0
Qaisaa Nazarudin
Ckk sekarang aja kalian sesantai itu terhadap Sam,Aku percaya setelah kalian tau apa yg tlah Sam lakuakan ke anak kalian,Pasti akan perang dunia ke 2 tuh..
2024-02-26
0