Part 14. Rumah Sakit

Keesokan paginya, Shila terbangun saat pintu kamarnya terus diketuk oleh Maura.

"Shila ayo bangun sayang," panggilnya dari luar membuat Shila menggeliat begitu panjang sembari mengeratkan selimutnya.

Selang beberapa detik, Shila terbangun saat ia teringat sesuatu.

Shila mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar.

Tunggu, ini kamarnya?

Bukankah semalam ia berada di kamar Sam dan melakukan...?

Shila menyibak selimutnya, pakaiannya melekat dengan lengkap pada tubuhnya.

"Apa semalam aku bermimpi?" gumamnya sembari mengusap lehernya.

Shila merasa tubuhnya hampir remuk saat ini.

Sekujur tubuhnya terasa begitu sakit sekali.

Dengan cepat Shila turun dari ranjang untuk bergegas membersihkan diri.

"Awww," ringisnya kala ia merasakan perih pada bagian sensitifnya.

Shila mencoba berjalan, rasanya sangat perih dan sakit.

Itu artinya semalam bukanlah mimpi.

Dengan hati- hati Shila berjalan menuju ke kamar mandi.

Betapa terkejutnya Shila saat melihat leher hingga belahan gunung kembarnya yang terlihat begitu banyak tanda merah.

"Astaga, bagaimana bisa seperti ini?" gumamnya sembari memeriksa bagian tubuh lainnya yang hampir terdapat tanda merah.

Shila menatap dirinya di pantulan cermin.

Ada rasa malu saat ini dalam dirinya untuk bertemu dengan Sam.

"Arghhh bagaimana ini, aku malu untuk bertemu dengannya," rengeknya yang teringsut di lantai saat mengingat bagaimana pergulatan panas semalam.

Shila menggigit gemas bajunya kala ia teringat bagaimana agresifnya semalam.

"Paman pasti berpikir jika aku sangat murahan," rengeknya yang kini uring- uringan sendiri atas sikapnya semalam.

Shila bergegas mandi di mana ia harus menutupi tanda merah itu sebelum ibunya melihat atau Sam akan digantung oleh ayahnya.

Kini Shila memberanikan diri untuk keluar kamar di mana terlihat mereka semua tengah menunggunya di meja makan.

"Apa kamu sakit sayang?" tanya Andre saat melihat putrinya yang tak biasanya bangun siang.

Sam menatap Shila dengan senyum yang ia tahan.

Tatapannya hanya tertuju pada leher dan dada Shila.

Bagaimana bisa tanda merah itu hilang secepat kilat, bagaimana caranya ia menghapus, batin Sam dalam hati kala melihat leher Shila kembali putih bersih setelah semalam ia penuhi dengan bekas kecupan.

"Enggak yah, semalam Shila sulit untuk tidur, jadi bangunnya agak kesiangan," jawab Shila berbohong membuat Sam tertawa dalam hatinya dan bersorak girang.

"Pasti kamu kecapekan kan semalam? Karena itu kamu bangun siang," kata Sam menggoda Shila.

Shila membuka kedua matanya kala Sam mengatakan hal itu.

"Kecapekan? Memang habis ngapain sayang?" tanya Maura membuat Sam langsung menyuapkan nasi ke dalam mulutnya untuk menahan senyumnya saat ini.

Shila meremas dressnya, di mana ia bingung untuk menjawab pertanyaan ibunya.

"Kemarin Sam ngajak Shila untuk ke kebun, Shila bekerja sangat keras untuk mengajari Sam menanam, memetik dan juga menyiram. Karena itu ia mungkin kecapekan," jelas Sam membuat Andre dan Maura tersenyum senang menatap putrinya.

"Kalau gitu besok aja perginya, jangan pergi sekarang sayang jika kamu kurang enak badan," larang Maura yang mencemaskan keadaan putrinya.

"Tidak apa- apa bu, Shila baik- baik saja. Shila ingin bertemu dengan Abel," paksanya bersikekeh untuk bisa pergi ke kota Blossom demi bertemu Abel.

"Tapi sayang..,"

"Aku akan mengantarnya mbak, kamu tidak perlu mencemaskannya," potong Sam membuat Shila menatapnya sekilas.

Maura menghela napas pelan membuat Andre tersenyum tipis.

"Biarkan saja sayang, kan ada Sam yang mengantar. Putrimu akan baik- baik saja," tenangnya pada Maura.

Maura mengangguk lalu memegang tangan Shila.

"Beritahu pamanmu jika kamu merasa sakit," pesannya pada Shila.

Shila tersenyum manis dan mengangguk mantap.

Sam yang lagi- lagi mendapatkan kesempatan emas untuk bisa berduaan dengan Shila, berteriak dalam hatinya.

Ia benar- benar girang saat ini.

***

Kini Sam dan Shila tengah menuju ke kota Blossom untuk menjenguk keluarga Abel.

Sepanjang perjalanan, keduanya hanya diam.

Sibuk dengan pikirannya masing- masing.

"Paman," panggil Shila memberanikan diri untuk memecah keheningan dalam mobil.

"Iya sayang," jawabnya sembari mengusap lembut paha kiri Shila.

Shila menelan ludahnya, mengumpulkan niat dan juga keberanian untuk menanyakan hal yang sedikit memalukan baginya.

"Apa semalam paman yang memindahkan Shila ke kamar?" Sam mengangguk di mana sesekali ia meremas paha Shila.

"Kenapa? Kamu mengira jika semalam adalah mimpi?" tebak Sam yang tepat sasaran di mana hal itu membuat jantung Shila berdebar begitu hebat sekali.

Sam menoleh, menatap sekilas Shila yang hanya diam.

"Menurutmu siapa yang membuat tanda merah di sekujur tubuhmu?" godanya membuat Shila berdecak dan memukul tangan kekar Sam.

"Kenapa harus sekujur tubuh? Bagaimana jika ibu melihat? Mungkin paman akan digantung hidup- hidup oleh ayah," kesal Shila membuat Sam bukannya marah namun malah tertawa begitu keras.

"Salahkan tubuhmu yang begitu candu dan memabukkan, paman tidak bisa mengontrol diri semalam, jadi jangan salahkan pamanmu ini jika lepas kendali. Masih untung kamu bisa berjalan, jika tidak bukankah ibumu akan curiga, sayang?" godanya tanpa henti membuat Shila sangat kesal dengannya.

"Aku sangat menyesal semalam pergi ke kamar paman, tahu gitu mending tidur aja," gerutunya sembari menatap keluar jendela.

"Sekalipun kamu tidak ke kamar paman, paman akan menghampirimu sayang," katanya mengalahkan ucapan Shila barusan.

Sam tertawa renyah kala melihat Shila merajuk saat ini.

Di mana dia terlihat menggemaskan dan lucu.

***

Kini mereka telah sampai di rumah sakit di mana ibu Abel di rawat.

Sepanjang lorong semua mata tertuju pada Sam dan Shila.

Bukan lebih tepatnya pada Sam.

Shila menatap sinis beberapa perawat yang menatap terang- terangan Sam.

Sam menoleh ke samping, melihat tatapan Shila begitu menakutkan dan garang saat ini.

"Tidak bisakah mereka melihatnya dengan biasa saja?" dumelnya membuat Sam tersenyum geram dan ingin sekali menerkam kembali Shila saat ini.

Shila terkejut saat Sam merengkuh pinggangnya dan mengecup singkat puncak kepalanya saat melewati beberapa gerombolan perawat di lobi.

"Paman, banyak orang yang melihat," tekan Shila kala Sam mengumbar kemesraan di depan banyak orang.

"Kenapa? Biar mereka tahu jika aku sudah mempunyai calon istri," jawabnya dengan santai sembari menekan pintu lift.

Shila yang mendengar hal itu menahan senyumnya sebisa mungkin.

Kini perutnya terasa seperti mengeluarkan banyak kupu- kupu.

Sebelum pintu liftnya tertutup, Shila menyempatkan diri untuk mengejek para perawat yang menatapnya dengan sinis kala Sam meciumi puncak kepalanya.

Shila menjulurkan lidahnya di mana hal itu sempat dilihat oleh Sam.

Brugh

"Paman," kaget Shila kala Sam menyandarkannya pada dinding lift setelah pintu tertutup.

"Tidak bisakah kamu tidak begitu menggemaskan hmm? Paman lelah tenggelam dalam pesonamu," katanya sembari menyatukan keningnya dengan kening Shila.

Shila lalu menunjukkan puppy eyesnya membuat Sam tersenyum manis.

"Kalau sekarang bagaimana? Apa masih tenggelam dalam pesonaku?" tanya Shila menggoda Sam.

Sam tersenyum manis, di mana ia selalu kalah jika dihadapkan dengan Shila.

Dengan lembut Sam mengulum bibir manis Shila sebelum mereka sampai di lantai atas.

Dan jangan lupakan kamera CCTV yang tentunya bekerja dengan baik untuk memantau mereka berdua.

Sedangkan di ruang keamanan, tempat mereka untuk memantau kamera CCTV, terdapat satu pegawai yang tampak tertekan.

"Tidak bisakah mereka melakukannya di rumah atau di luar? Kenapa harus di dalam lift?" dumelnya kesal sembari memalingkan wajahnya saat melihat Sam dan Shila berciuman.

"Aku akan memberitahu pihak rumah sakit untuk melepas kamera CCTV yang terdapat di dalam lift demi kesehatan mata dan hatiku, pagi ini aku sudah melihat hal seperti ini sebanyak 5 kali," gumamnya sembari beranjak dari kursinya.

"Kau mau kemana?" tanya temannya.

"Bakar lift," jawabnya dengan enteng sembari melenggang pergi.

Terpopuler

Comments

citra arum

citra arum

hahaaa panas³, makanya jangan plototin life trus bang 🤣🤣🤣

2024-11-17

0

AYU TIME KARTIKA

AYU TIME KARTIKA

🤣🤣🤣tukang cctv nya panasss

2024-11-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ckk sekarang aja kalian sesantai itu terhadap Sam,Aku percaya setelah kalian tau apa yg tlah Sam lakuakan ke anak kalian,Pasti akan perang dunia ke 2 tuh..

2024-02-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kantor
2 Part 2. Desa Pinus
3 Part 3. Minta Tolong
4 Part 4. Permintaan Shila
5 Part 5. Apa Bisa?
6 Part 6. Mencari Sam
7 Part 7. Salah Paham
8 Part 8. Salah Paham 2
9 Part 9. Menyelinap Masuk
10 Part 10. Pantai
11 Part 11. Bolehkah?
12 Part 12. Hampir Ketahuan
13 Part 13. Malam yang Panas
14 Part 14. Rumah Sakit
15 Part 15. Menangis
16 Part 16. Maura Curiga
17 Part 17. Perpisahan
18 Part 18. Satu Wanita
19 Part 19. Jadi Kapan?
20 Part 20. Berjumpa Lagi
21 Part 21. Perintah!
22 Part 22. Ketahuan
23 Part 23. Paket
24 Part 24. Pindahan
25 Part 25. Terlambat
26 Part 26. Aluna?
27 Part 27. Sepupu
28 Part 28. Aku Menemukanmu!
29 Part 29. Aku Membunuhnya!
30 Part 30. Satu Kuadriliun
31 Part 31. Pertama Bertemu
32 Part 32. Club
33 Part 33. Apartemen
34 34. Perjamuan Kantor
35 Part 35. Bertemu Ben
36 Part 36. Obrolan di Cafe
37 Part 37. Berantakan
38 Part 38. Satu Kesempatan?
39 Part 39. Apa yang Terjadi?
40 Part 40. Obsesi Smith
41 Part 41. Pawang Shila
42 Part 42. Hampir Terbakar
43 Part 43. Balas Budi?
44 Part 44. Dia Dalangnya!
45 Part 45. Cheers Ring
46 Part 46. Jauh Darinya
47 Part 47. Sebenarnya
48 Part 48. Dimaafkan
49 Part 49. Gagal Fokus
50 Part 50. Hari Spesial
51 Part 51. Hadiah
52 Part 52. Jadi?
53 Part 53. Apa Tujuannya?
54 Part 54. Keraguan
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Hasrat
57 Part 57. Terbuai
58 Part 58. Peringatan
59 Part 59. Masa Lalu
60 Part 60. Disembunyikan
61 Part 61. Pergi Sebentar
62 Part 62. Menjebak Shila
63 Part 63. Ancaman
64 Part 64. Kau Terjebak!
65 Part 65. Bukan Dia!
66 Part 66. Temukan Aluna!
67 Part 67. Semua Jelas
68 Part 68. Flashback
69 Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70 Part 70. Ajakan Nikah
71 Part 71. Kesembuhan
72 Part 72. Kebahagiaan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Part 1. Kantor
2
Part 2. Desa Pinus
3
Part 3. Minta Tolong
4
Part 4. Permintaan Shila
5
Part 5. Apa Bisa?
6
Part 6. Mencari Sam
7
Part 7. Salah Paham
8
Part 8. Salah Paham 2
9
Part 9. Menyelinap Masuk
10
Part 10. Pantai
11
Part 11. Bolehkah?
12
Part 12. Hampir Ketahuan
13
Part 13. Malam yang Panas
14
Part 14. Rumah Sakit
15
Part 15. Menangis
16
Part 16. Maura Curiga
17
Part 17. Perpisahan
18
Part 18. Satu Wanita
19
Part 19. Jadi Kapan?
20
Part 20. Berjumpa Lagi
21
Part 21. Perintah!
22
Part 22. Ketahuan
23
Part 23. Paket
24
Part 24. Pindahan
25
Part 25. Terlambat
26
Part 26. Aluna?
27
Part 27. Sepupu
28
Part 28. Aku Menemukanmu!
29
Part 29. Aku Membunuhnya!
30
Part 30. Satu Kuadriliun
31
Part 31. Pertama Bertemu
32
Part 32. Club
33
Part 33. Apartemen
34
34. Perjamuan Kantor
35
Part 35. Bertemu Ben
36
Part 36. Obrolan di Cafe
37
Part 37. Berantakan
38
Part 38. Satu Kesempatan?
39
Part 39. Apa yang Terjadi?
40
Part 40. Obsesi Smith
41
Part 41. Pawang Shila
42
Part 42. Hampir Terbakar
43
Part 43. Balas Budi?
44
Part 44. Dia Dalangnya!
45
Part 45. Cheers Ring
46
Part 46. Jauh Darinya
47
Part 47. Sebenarnya
48
Part 48. Dimaafkan
49
Part 49. Gagal Fokus
50
Part 50. Hari Spesial
51
Part 51. Hadiah
52
Part 52. Jadi?
53
Part 53. Apa Tujuannya?
54
Part 54. Keraguan
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Hasrat
57
Part 57. Terbuai
58
Part 58. Peringatan
59
Part 59. Masa Lalu
60
Part 60. Disembunyikan
61
Part 61. Pergi Sebentar
62
Part 62. Menjebak Shila
63
Part 63. Ancaman
64
Part 64. Kau Terjebak!
65
Part 65. Bukan Dia!
66
Part 66. Temukan Aluna!
67
Part 67. Semua Jelas
68
Part 68. Flashback
69
Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70
Part 70. Ajakan Nikah
71
Part 71. Kesembuhan
72
Part 72. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!