Part 15. Menangis

Ruang rawat No. 26

Shila dan Abel tengah mengobrol dengan ria karena beberapa hari ini mereka lama tidak bertemu.

Sedangkan Sam duduk di sofa menatap ponselnya.

"Syukurlah jika operasinya berjalan lancar," ucap Shila ikut senang kala mendengar kabar jika operasinya berjalan dengan lancar.

"Ini semua berkat ayah dan ibumu," kata Abel membuat Shila mengerutkan keningnya.

"Kenapa dengan ayah ibu?" tanya Shila yang tidak tahu.

"Kamu tidak tahu?" Shila mengelengkan kepalanya membuat Abel menghela napas gusar.

"Ayah dan ibumu yang telah membiayai operasinya ibuku, bahkan mereka juga melunasi biaya obat yang beberapa bulan lalu belum terbayar. Dan kemarin mereka juga meminta dokter untuk memindahkan ibu ke ruangan VVIP ini," jelas Abel panjang lebar.

Shila terdiam, seakan tak percaya dengan semua itu.

Bukankah harga satu kamar VVIP ini sangatlah mahal?

Begitu juga dengan biaya operasi.

Dari mana ayah dan ibunya mendapatkan uang sebanyak itu?

Bukannya Shila tidak ikhlas dalam membantu Abel.

Pasalnya sangat tidak mungkin ayah dan ibunya memiliki uang sebanyak itu meski mereka seorang petani impor.

"Apa itu pamanmu?" tanya Abel membuat Shila menoleh menatap Sam yang tampak asyik bermain ponsel.

Shila mengangguk membuat Abel mendekatkan tubuhnya pada Shila.

"Apa ia sudah berkeluarga? Ia sungguh tampan," pujinya membuat Shila berdecak.

"Kenapa kau selalu cepat jika perihal pria tampan? Kau selalu lambat jika menyangkut tentang pelajaran," oloknya dengan kesal membuat Abel tertawa.

Sam yang mendengar hal itu menahan senyumnya sembari melihat- lihat foto Shila kemarin waktu di pantai.

"Siapa yang tahu jika ia sangat cemburuan dan lebih posesif dariku," gumamnya yang begitu gemas dengan Shila.

Kring

Sam sedikit terkejut kala Hiro menelponnya.

Sam melihat Shila dan Abel yang tampak asyik mengobrol.

Dengan cepat Sam keluar dari ruangan untuk mengangkat telpon Hiro.

"Halo," sapa Sam sembari sedikit menjauh dari ruangan Abel.

"Sam," panggil Hiro dengan nada yang pelan dan sedikit serak.

"Ada apa? Ada apa dengan suaramu?" tanya Sam yang sedikit cemas dengan sesuatu di Milan.

Lama Hiro diam, hingga ia berdeham sekilas dan mulai berbicara serius.

"Bisa kau pulang sebentar? Mama dirawat di rumah sakit," beritahunya membuat Sam terkejut bukan main.

"Bagaimana bisa?" tanyanya dengan raut wajah yang marah.

Terdengar helaan napas berat dari seberang telepon.

"Mama terkena serangan jantung setelah mendengar jika Xavier memutuskan kontrak kerja denganmu. Saham yang tahun lalu diinvestasikan pada perusahaanmu, Xavier telah mencabut semuanya, ia meminta agar mama mengembalikan semua sahamnya tanpa kurang sepeserpun," jelas Hiro pada Sam.

Sam diam sejenak, pikirannya hanya tertuju pada Xavier.

"Lalu sekarang, bagaimana keadaan mama?" tanya Sam yang sangat mencemaskan mamanya.

"Dari kemarin malam mama belum sadarkan diri," jawab Hiro dengan nada pelan.

Sam membuang napasnya gusar, menyugar rambutnya ke belakang.

"Pulanglah dan beritahu pada Xavier, ia sudah sangat keterlalun kemarin pada mama. Dia juga mengatakan jika kau masih ingin bekerja sama dengannya tanpa mengurangi sahamnya sedikitpun, kau harus menikahi Aluna. Xavier memberikan waktu tiga hari untuk kau memikirkan hal itu, cepat putuskan dan selesaikan masalahmu dengan Xavier, aku sudah tidak tahan melihat tingkahnya," beritahu Hiro pada Sam.

"Tidak, aku tidak mau menikahi putrinya. Aku akan mengembalikan semua sahamnya, tanpa kurang sepeserpun," tegasnya yang menolak akan tawaran Xavier.

Hiro menghela napas untuk kesekia kalinya kala mendengar keputusan Sam barusan.

"Semua keputusan ada padamu, aku hanya membantumu. Sekarang cepatlah pulang dan jenguk mama, saat sadar nanti mama akan senang ketika melihatmu," katanya mencoba membujuk Sam agar segera pulang.

Sam diam, pikirannya langsung tertuju pada Shila.

Hiro yang tak mendengar Sam mengatakan sesuatu sontak bertanya dengan pelan.

"Ada apa? Kau tak akan pulang disaat mama sakit?" tanya Hiro dengan geram kala Sam tidak memberinya jawaban yang jelas.

"Bukan, ada sesuatu yang harus kulakukan. Setelah aku menyelesaikan urusanku di sini, aku akan segera pulang," katanya hendak mengakhiri teleponnya namun Hiro kembali melayangkan pertanyaan.

"Apa terjadi sesuatu denganmu dan Shila?" tebaknya dengan tepat sasaran membuat Sam diam sejenak, hatinya begitu bergemuruh, bibirnya sedikit bergetar.

"Jangan bilang jika kau dan Shila...," Sam langsung memotong tebakan Hiro.

"Kau tidak perlu berpikir lebih jauh," jawabnya lalu mematikan teleponnya secara sepihak.

Sam memasukkan ponselnya ke dalam saku lalu meninggalkan lorong lantai atas dan pergi entah kemana tanpa memberitahu Shila.

Namun siapa yang tahu jika sejak tadi ada Shila yang berdiri tak jauh dari Sam menelpon.

Meski tidak mendengar semuanya, Shila tahu jika terjadi sesuatu di Milan yang mengharuskan Sam untuk kembali.

Di mana ia harus merelakan pamannya itu untuk pulang ke rumahnya.

Shila kembali masuk ke dalam ruangan Abel dengan suasana hati yang buruk.

"Dasar bajingan, setidaknya ia mengantarku pulang lebih dulu sebelum kembali ke Milan, kenapa ia pergi begitu saja tanpa berpamitan padaku," umpatnya membuat Abel menoleh.

"Kenapa?" tanya Abel kala melihat raut wajah kesal Shila.

Shila hanya menggelengkan kepalanya dan merebahkan tubuhnya di sofa.

Kini pikirannya hanya tertuju pada Sam.

***

Pukul 4 sore, Sam kembali ke rumah sakit setelah beberapa jam tadi pergi.

Sam masuk ke dalam ruangan ibunya Abel dirawat.

Terlihat Shila tidur begitu pulas di sofa dengan Abel yang duduk di sampingnya sembari membaca buku.

"Astaga, ia tertidur?" tanya Sam pada Abel.

"Dari mana saja paman? Sejak tadi ia seperti orang gila karena menunggumu. Ia menangis dan mendumel tak jelas, dan berakhir tidur dengan pulas," adu Abel pada Sam.

Sam yang mendengar ucapan Abel tersenyum gemas pada Shila.

Ia lalu berjongkok di samping Shila menatap wajah cantik yang begitu damai saat tidur itu.

Sam membelai rambut Shila yang menghalangi wajah cantiknya.

Tak lama kedua mata cantik itu terbuka kala merasa terusik.

"Paman," gumamnya kala melihat Sam di depannya tersenyum begitu manis sekali.

"Maaf, paman ada urusan sebentar tadi," beritahunya pada Shila.

Shila yang mendengar hal itu dengan spontan langsung memeluk leher Sam.

"Kukira paman meninggalkanku," gerutunya dengan suara serak membuat Sam tersenyum tipis sembari mengusap rambut panjang Shila.

Abel yang melihat hal itu ingin sekali tenggelam di lautan sekarang juga.

Entah kenapa ia merasa seperti nyamuk di sana.

"Tidak sayang, paman tidak akan meninggalkanmu," katanya sembari menciumi

pundak Shila.

Abel yang melihat hal itu sontak langsung berpura- pura membaca bukunya.

Sam lalu mengangkat tubuh Shila sembari menatap Abel.

"Kami pulang dulu ya, semoga ibumu lekas sembuh," ucap Sam pada Abel.

"Terima kasih paman, kalian hati-hati di jalan," Sam hanya mengangguk dan bergegas untuk pergi sebelum waktu malam.

Sebelum pintunya tertutup, Shila mengintip Abel dari balik lengan Sam.

Ia mengerlingkan sebelah matanya pada Abel dengan senyum yang mengejek.

Abel yang melihat hal itu membuka mulutnya tak percaya.

"Dasar bandit itu," ujarnya yang tak bisa berkata apapun lagi.

Abel menghembuskan napasnya pelan dan menutup bukunya.

"Sebenarnya kami berdua bandit," gumamnya yang sadar diri dengan kelakuannya sendiri dan Shila.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ck itu pasti ide nya Mira biar Sam pulang,lalu menjebak Sam menikahi cewek pilihannya..ckk ide murahan..

2024-02-26

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Waaahh kaya sekali Andre bisa membayar semua itu..

2024-02-26

0

Mel_San12

Mel_San12

definisi bandit teriak bandit🤣🤣

2023-09-12

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Kantor
2 Part 2. Desa Pinus
3 Part 3. Minta Tolong
4 Part 4. Permintaan Shila
5 Part 5. Apa Bisa?
6 Part 6. Mencari Sam
7 Part 7. Salah Paham
8 Part 8. Salah Paham 2
9 Part 9. Menyelinap Masuk
10 Part 10. Pantai
11 Part 11. Bolehkah?
12 Part 12. Hampir Ketahuan
13 Part 13. Malam yang Panas
14 Part 14. Rumah Sakit
15 Part 15. Menangis
16 Part 16. Maura Curiga
17 Part 17. Perpisahan
18 Part 18. Satu Wanita
19 Part 19. Jadi Kapan?
20 Part 20. Berjumpa Lagi
21 Part 21. Perintah!
22 Part 22. Ketahuan
23 Part 23. Paket
24 Part 24. Pindahan
25 Part 25. Terlambat
26 Part 26. Aluna?
27 Part 27. Sepupu
28 Part 28. Aku Menemukanmu!
29 Part 29. Aku Membunuhnya!
30 Part 30. Satu Kuadriliun
31 Part 31. Pertama Bertemu
32 Part 32. Club
33 Part 33. Apartemen
34 34. Perjamuan Kantor
35 Part 35. Bertemu Ben
36 Part 36. Obrolan di Cafe
37 Part 37. Berantakan
38 Part 38. Satu Kesempatan?
39 Part 39. Apa yang Terjadi?
40 Part 40. Obsesi Smith
41 Part 41. Pawang Shila
42 Part 42. Hampir Terbakar
43 Part 43. Balas Budi?
44 Part 44. Dia Dalangnya!
45 Part 45. Cheers Ring
46 Part 46. Jauh Darinya
47 Part 47. Sebenarnya
48 Part 48. Dimaafkan
49 Part 49. Gagal Fokus
50 Part 50. Hari Spesial
51 Part 51. Hadiah
52 Part 52. Jadi?
53 Part 53. Apa Tujuannya?
54 Part 54. Keraguan
55 Part 55. Salah Paham
56 Part 56. Hasrat
57 Part 57. Terbuai
58 Part 58. Peringatan
59 Part 59. Masa Lalu
60 Part 60. Disembunyikan
61 Part 61. Pergi Sebentar
62 Part 62. Menjebak Shila
63 Part 63. Ancaman
64 Part 64. Kau Terjebak!
65 Part 65. Bukan Dia!
66 Part 66. Temukan Aluna!
67 Part 67. Semua Jelas
68 Part 68. Flashback
69 Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70 Part 70. Ajakan Nikah
71 Part 71. Kesembuhan
72 Part 72. Kebahagiaan
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Part 1. Kantor
2
Part 2. Desa Pinus
3
Part 3. Minta Tolong
4
Part 4. Permintaan Shila
5
Part 5. Apa Bisa?
6
Part 6. Mencari Sam
7
Part 7. Salah Paham
8
Part 8. Salah Paham 2
9
Part 9. Menyelinap Masuk
10
Part 10. Pantai
11
Part 11. Bolehkah?
12
Part 12. Hampir Ketahuan
13
Part 13. Malam yang Panas
14
Part 14. Rumah Sakit
15
Part 15. Menangis
16
Part 16. Maura Curiga
17
Part 17. Perpisahan
18
Part 18. Satu Wanita
19
Part 19. Jadi Kapan?
20
Part 20. Berjumpa Lagi
21
Part 21. Perintah!
22
Part 22. Ketahuan
23
Part 23. Paket
24
Part 24. Pindahan
25
Part 25. Terlambat
26
Part 26. Aluna?
27
Part 27. Sepupu
28
Part 28. Aku Menemukanmu!
29
Part 29. Aku Membunuhnya!
30
Part 30. Satu Kuadriliun
31
Part 31. Pertama Bertemu
32
Part 32. Club
33
Part 33. Apartemen
34
34. Perjamuan Kantor
35
Part 35. Bertemu Ben
36
Part 36. Obrolan di Cafe
37
Part 37. Berantakan
38
Part 38. Satu Kesempatan?
39
Part 39. Apa yang Terjadi?
40
Part 40. Obsesi Smith
41
Part 41. Pawang Shila
42
Part 42. Hampir Terbakar
43
Part 43. Balas Budi?
44
Part 44. Dia Dalangnya!
45
Part 45. Cheers Ring
46
Part 46. Jauh Darinya
47
Part 47. Sebenarnya
48
Part 48. Dimaafkan
49
Part 49. Gagal Fokus
50
Part 50. Hari Spesial
51
Part 51. Hadiah
52
Part 52. Jadi?
53
Part 53. Apa Tujuannya?
54
Part 54. Keraguan
55
Part 55. Salah Paham
56
Part 56. Hasrat
57
Part 57. Terbuai
58
Part 58. Peringatan
59
Part 59. Masa Lalu
60
Part 60. Disembunyikan
61
Part 61. Pergi Sebentar
62
Part 62. Menjebak Shila
63
Part 63. Ancaman
64
Part 64. Kau Terjebak!
65
Part 65. Bukan Dia!
66
Part 66. Temukan Aluna!
67
Part 67. Semua Jelas
68
Part 68. Flashback
69
Part 69. Pesan Permintaan Maaf
70
Part 70. Ajakan Nikah
71
Part 71. Kesembuhan
72
Part 72. Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!