Bab 20 Mencuri Ciuman

Keesokan harinya Arvin tak menjemput Aurora karena jam mata kuliah mereka berbeda. Sejujurnya Arvin juga sudah tak bersemangat kuliah lagi, karena tak ada beasiswa yang membantunya.

Aurora pun berangkat dengan diantarkan supir hingga tiba di kampusnya.

Ia sengaja datang lebih awal karena ingin mencari Tristan. Namun saat Aurora menemuinya di ruang kebanggan lelaki itu, hanya ada Indra dan Reza saja yang sedang mengobrol bersama.

"Eh Aurora, cari Tristan?" tanya Indra ketika melihat Aurora berdiri di depan pintu.

"Iya, kemana dia?" tanya nya ketus sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang tidak terlalu besar itu.

"Dia belum datang Ra, kuliah kami juga masih satu jam lagi," jawab Reza.

"Oke, baiklah," jawab Aurora singkat lalu segera pergi meninggalkan tempat itu.

Indra dan Reza berpandangan. Kenapa gadis itu datang sepertinya dengan membawa kemarahan?

Apa lagi yang dilakukan Tristan, pikir Indra.

Aurora kembali ke kelas lalu memilih mengikuti mata kuliahnya terlebih dahulu hingga selesai. Baru setelah itu ia akan mencari Tristan lagi.

Ia harus memastikan sendiri, apakah kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Arvin benar-benar berhubungan dengannya atau tidak.

Setelah mengikuti 2 mata kuliah sebanyak total 6 SKS, Aurora berniat menghampiri Tristan di ruang khususnya itu.

Ia berjalan dengan terburu-buru hingga tak menyadari ponselnya saat ini sedang berdering karena Aurora menaruhnya di dalam tas. Sehingga tak terdengar suara deringnya, terlebih lagi saat ini pikirannya hanya fokus menemui Tristan.

Arvin merasa heran karena telponnya tak diangkat oleh Aurora. Tumben sekali Aurora tak mengangkat telponnya. Arvin takut terjadi sesuatu pada gadis itu. Lalu ia pun memutuskan untuk menghampiri Aurora di fakultasnya.

Aurora yang baru tiba di depan pintu ruang Tristan langsung membuka pintu dengan kasar, membuat semua yang ada di dalam menoleh ke arahnya.

Tristan, Indra, Reza dan Boni, semua terkejut dengan kedatangan Aurora yang masuk ke ruang mereka dengan kasar seperti itu.

"Kamu benar-benar tidak ada sopan santun ya nona," ucap Tristan tersenyum sinis.

"Nggak usah berbasa basi lagi Tristan," sahut Aurora lalu mulai melangkahkan kaki mendekati Tristan.

"Apa yang kamu lakukan dengan Arvin?" tanya Aurora dengan raut wajah marah.

Tristan bangkit dari duduknya, lalu menghadap Aurora.

"Arvin? Mengapa kamu bertanya padaku?"

"Jangan balik bertanya Tristan! Kamu melakukan apa kepada Arvin?" bentak Aurora.

"Hahahahahaha. Kau menuduhku?" tanya Tristan mengangkat sebelah alisnya.

"Apa semua yang terjadi pada Arvin adalah ulahmu?" tanya Aurora lagi dengan sisa kesabarannya.

"Oh memangnya kenapa dengan pemuda itu? Apa yang terjadi?" tanya Tristan dengan bahasa tubuh yang menyebalkan.

"Tristan! Aku sedang tidak bercanda!" pekik Aurora marah.

Tristan tersenyum puas. "Aku pernah bilang kan aku akan melakukan apapun untuk membuatmu menemui ku?"

"Ya, aku yang melakukannya. Aku menghentikan beasiswa yang diterima laki-laki itu. Aku juga yang membuatnya diambang DO. Aku bisa saja mengeluarkannya dari kampus ini sekarang juga," jawab Tristan penuh penekanan.

"Kamu benar-benar jahat Tristan! Sebenarnya apa yang kamu mau hah?? Aku sudah bilang jangan pernah mengganggu Arvin!" ucap Aurora dengan nada meninggi.

"Kau pikir aku peduli dengan perkataanmu? Kau juga tak ingat jika aku pernah berkata aku bisa melakukan apapun bahkan di luar logika kamu nona," sahut Tristan acuh.

"Kau," kata-kata Aurora terhenti.

"Aku sudah pernah mengatakan jangan main-main denganku. Jangan dekat dengan Arvin lagi karena kamu akan menjadi pacarku, tapi rupanya kamu tak menganggap serius perkataanku. Ah ya, kamu juga pasti lupa jika aku tak suka dibantah. Iya kan? Aku pernah mengatakan itu semua kan?"

Aurora terdiam. Ia benar-benar terpojok saat ini. Tristan bukanlah orang yang dapat diremehkan. Dia ternyata laki-laki gila yang bisa melakukan apa saja demi mencapai keinginannya.

"Kamu brengsek Tristan!" teriak Aurora.

"Aku memang brengsek nona, maka dari itu jangan pernah bermain-main denganku, atau kamu akan tahu akibatnya," jawabnya dengan angkuh.

"Kembalikan beasiswa Arvin. Dan jangan mengganggunya," ucap Aurora pada akhirnya.

Tristan mengangkat alis sebelah menatap Aurora yang saat ini berdiri di hadapannya.

"Kenapa aku harus menuruti keinginanmu? Apa yang aku terima jika aku mengembalikan beasiswa laki-laki itu?" tanya Tristan yang terdengar menyebalkan di telinga Aurora.

"Aku akan menuruti semua keinginanmu," jawab Aurora pasrah. Sungguh ia tak tahu lagi harus berbuat apa.

Arvin tak ada sangkut pautnya dengan masalahnya bersama Tristan. Tak seharusnya Arvin terseret begitu jauh dan merugikan masa depannya.

Tristan menyeringai puas. "Kalau begitu kamu harus menyetujui semua yang aku katakan nona, dan artinya mau menyetujui untuk menjadi pacarku. Lebih tepatnya pacar kontrak ku."

"Terserah apa kata kamu, yang terpenting kamu harus mengembalikan beasiswa Arvin sekarang juga. Dan jangan pernah mengganggunya lagi, kau bisa menepati janjimu?"

"Tentu saja nona, aku bukan tipe orang yang suka mengingkari janji," sahut Tristan puas.

"Baiklah aku pegang kata-kata mu Tuan Tristan Herdiansyah yang terhormat," jawab Aurora lalu melangkah pergi meninggalkan Tristan.

Saat baru melangkah keluar pintu, Tristan menahannya.

"Kamu melupakan sesuatu nona Aurora Zanita," ujar Tristan.

Aurora yang telah berdiri di balik pintu terpaksa memutar badannya kembali dan melangkah masuk.

Tanpa ia ketahui bawah saat ini Arvin melihatnya. Arvin yang dari tadi menelponnya tak di angkat, mencari ke kelas-kelas pun tidak ada. Tapi ternyata menemukan Aurora di tempat yang sepertinya bukanlah ruang kelas.

Arvin mengikuti Aurora karena ia merasa khawatir.

Aurora yang telah masuk kembali ke dalam ruangan menatap Tristan jengah.

"Apalagi yang kurang? Bukankah sudah menemui keputusan?" tanya Aurora kesal.

"Benar, memang semua sudah diputuskan, tapi kamu harus menandatangani dahulu kertas kontrak ini," jawab Tristan menunjukkan beberapa lembar kertas di tangannya.

"Aku harus memiliki dokumen hitam di atas putih sebagai dasar kesepakatan kita. Karena kau perempuan yang susah diatur, aku tak punya jaminan jika suatu saat nanti kamu mengingkari janjimu," ucap Tristan lagi lalu meletakkan kertas itu di atas meja.

Aurora menarik nafas panjang, merasa jengah dengan sikap dominan Tristan tanpa mengatakan apapun. Rasanya ia sudah lelah. Aurora segera menandatangani kertas itu dengan cepat.

Bertepatan dengan itu, terlihat Arvin telah tiba di depan pintu. Ia terkejut melihat Aurora dan Tristan berada di ruangan yang terlihat seperti ruang pribadi.

Tristan yang menyadari kedatangan Arvin pun memiliki akal licik. Ia memang ingin mengadu domba Aurora dan Arvin agar mereka berpisah. Sehingga ia bisa menjalankan rencananya dengan lancar.

Tristan menarik tangan Aurora sehingga tubuh Aurora membelakangi Arvin lalu meletakkan tangannya di pinggul gadis itu dan mencium bibirnya.

Arvin yang melihat itu pun seperti tersambar petir. Aurora berciuman dengan Tristan di depan matanya.

"Aurora."

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!