Bab 6

Aurora berjalan hendak menghampiri Arvin yang saat ini sedang menunggunya untuk pulang bersama. Tiba-tiba ada yang menarik tangannya hingga tubuhnya berbalik. Karena kurangnya keseimbangan, Aurora pun hampir terjatuh, namun dengan sigap lelaki itu menangkap tubuh Aurora dalam dekapannya.

Aurora sangat terkejut begitu melihat yang sedang mendekapnya adalah Tristan. Dengan sorot mata yang tajam Tristan menatap Aurora membuat pemilik mata itu sedikit menciut.

"Urusan kita belum selesai nona, kamu gak bisa pulang begitu saja," ucap Tristan dengan raut wajah menahan marah.

"Maaf ya Tuan, ini udah jam pulang kuliah dan semua tugas saya udah saya kasih. Jadi gak ada alasan saya gak bisa pulang," jawab Aurora kesal.

"Oh ya? Maaf sekali tapi kertas berisikan tandatangan yang tadi kamu kasih itu saat ini sudah robek, jadi mau gak mau kamu harus cari lagi," jelas Tristan dengan senyum smirk nya.

Aurora melepaskan dekapan Tristan lalu mendorongnya menjauh. "Dasar laki-laki kurang ajar, kamu tau gak aku mencari itu sampai menahan sakit aku. Dan kamu main sobek gitu aja?" Pekiknya geram.

"Kamu ini manusia atau setan?" teriaknya kesal.

Arvin yang saat ini tak jauh dari mereka mendengar teriakan Aurora lalu bergegas mendatangi asal suara.

"Nona kamu lupa ya, aku punya kuasa untuk melakukan apapun bahkan yang di luar akal manusia mu itu," sahut Tristan tenang lalu berjalan mendekati Aurora.

Kini jarak Tristan dan Aurora sangat dekat. Tristan mulai melayangkan tangannya untuk menyelipkan rambut Aurora pada telinganya.

"Kamu yang udah membangunkan macan tertidur Aurora, dan sekarang kamu harus menanggung akibatnya, jinakkan dia, maka kamu akan lepas," ucap Tristan mengintimidasi.

"Menjauh dariku brengsek," jawab Aurora mendorong tubuh Tristan.

Arvin yang telah tiba pun kaget melihat pertengkaran Aurora dan seorang laki-laki yang bila diperhatikan adalah lelaki yang pernah ditabraknya.

Arvin berlari mendekati Aurora lalu merangkulnya. "Kamu kenapa sayang?" tanya Arvin khawatir.

Melihat Arvin datang membuat Tristan semakin muak.

"Aku tak punya waktu untuk melihat drama percintaan yang memuakkan," ujar Tristan lalu pergi meninggalkan mereka.

Arvin yang melihat Tristan pergi pun menghentikan langkahnya. "Tunggu."

Langkah Tristan berhenti tanpa menoleh.

"Ada urusan apa kamu dengan pacar saya?" tanya Arvin bingung.

"Bukankah masalah kemarin telah selesai?" tanya Arvin semakin melangkah mendekati Tristan.

Tristan tersenyum arogan. "Menurutmu dengan menginjak harga diriku adalah penyelesaian masalah?"

Arvin terdiam. Memang pria di depannya ini sombong, tapi juga tidak membenarkan cara Aurora kemarin.

"Lebih baik kamu didik saja pacar tersayang mu itu agar lebih mengerti cara menghormati orang lain," ucap Tristan lalu pergi meninggalkan Arvin.

Arvin menatap punggung lelaki yang semakin menjauhinya itu, lalu berbalik dan mendekati Aurora. "Kamu ga apa-apa Ra?"

"Aku gak apa-apa Vin, cuma capek aja tadi abis ospek," jawab Aurora.

"Dia yang kemarin itu kan? Dia kakak tingkat kamu?" tanya Arvin menatap Aurora.

Aurora menganggukkan kepalanya lelah. "Karena kejadian kemarin dia jadi mengerjai aku habis-habisan, sampai lelah."

"Tapi kamu gak apa-apa kan? Jantung kamu gimana?" tanya Arvin terlihat begitu khawatir.

"Aku gak apa-apa sayang, jangan khawatir," sahut Aurora mengusap wajah Arvin.

"Tapi kan kamu gak bisa capek Ra, aku takut kamu malah kenapa-kenapa," jawab Arvin lagi.

"Aku bisa ngatasin ini kok, kamu tenang aja ya," jawab Aurora menenangkan Arvin. Padahal dia sendiri juga gak tahu apa lagi yang akan dia hadapi besok dan seterusnya.

"Ya udah yuk aku antar pulang," ajak Arvin menggandeng tangan Aurora untuk meninggalkan tempat itu.

Aurora mengikuti langkah Arvin dengan senang. Baginya, rasa lelahnya saat ini terobati dengan kehadiran Arvin di sisinya. Ah sungguh Aurora tak bisa membayangkan jika tak ada Arvin dalam hidupnya.

Pertama bertemu dengan Arvin saja Aurora merasa seperti telah lama mengenalnya. Rasa nyaman dan sayang bercampur menjadi satu. Arvin tak hanya menjadi kekasih bagi Aurora, tapi juga bisa menjadi seperti kakak baginya. Maklum saja yang Aurora tahu dia adalah putri kandung satu-satunya ayah dan ibunya.

Kehadiran Arvin tentu sangat berarti bagi Aurora. Begitu pun dengan Arvin. Aurora seperti lukisan terindah yang menyentuh hatinya. Ia sangat menyayangi Aurora.

Arvin dan Aurora pun akhirnya meninggalkan kampus dengan menaiki motor Arvin.

Salah satu yang Aurora suka jika naik motor bersama Arvin adalah bisa memeluk Arvin dari belakang seperti ini.

"Nyaman sekali," batin Aurora dengan mata terpejam.

"Kamu adalah tempat ternyaman untuk aku kembali dari kerasnya dunia yang mengancam ku Arvin," ucapnya dalam hati.

Arvin menggenggam tangan Aurora yang saat ini ada di pinggangnya.

"Ra, kamu jangan tidur ya," ucap Arvin karena Aurora saat ini bersandar di punggungnya seperti tidur.

"Aku gak tidur kok Vin," jawab Aurora.

"Oh kirain tidur," sahut Arvin tersenyum masih memegang tangan Aurora.

Sementara Tristan yang saat ini berada di ruangan khususnya yang ada di kampus bersiap akan pulang.

"Tumben masih siang udah pulang Tan," tanya Gery.

"Iya, tadi bokap gue nelpon nyuruh pulang, ada yang mau diomongin," jawab Tristan mengangkat bahu.

"Waduh kok ngeri ya, mau dijodohin kali lu," sahut Indra menebak.

"Ya kali jaman sekarang pake acara jodoh-jodohan," sahut Tristan lalu melangkah pergi.

"Hati-hati bro," ucap Reza yang hanya dijawab tangan Tristan saja.

Sesampainya di rumah, Tristan melihat ayah dan Ibunya sedang duduk di ruang tamu.

"Eh udah pulang nak," sapa ibu nya lalu berdiri memeluk anak lelaki tampannya itu.

"Kenapa mama sama papa kok duduk-duduk di sini," tanya Tristan heran, karena tak biasanya orang tuanya ada di rumah pada jam segini.

Ayah dan Ibunya saling berpandangan. "Tristan, opa kamu sakit, jantungnya kumat," jawab Ibunya.

"Opa dirawat di rumah sakit ma?" tanya Tristan tekejut.

"Enggak, opa rawat jalan, itu masih bersama dokter Niko di kamarnya, tapi opa tadi berpesan katanya ingin melihat pacar kamu," jawab Ibunya.

"Pacar?" sahut Tristan bingung.

"Opa merasa hidupnya seperti tak begitu lama nak, sebenarnya Ia ingin melihat kamu menikah," belum selesai ibu berbicara langsung dipotong Tristan.

"Nikah? Aku aja masih kuliah ma," potong Tristan dengan cepat. Jangankan menikah, pacaran aja dia ogah.

"Iya mama tau, tadi mama juga udah bilang kamu akan selesaikan kuliah kamu dulu, setelah itu kamu akan menikah dan menjalankan bisnis keluarga, tapi sebelum itu opa mau kenal pacar kamu, calon istri kamu," jelas ibunya.

"Calon istri?" batin Tristan merasa frustasi.

Ia sangat menyayangi opanya, karena jika orang tua nya sibuk dengan pekerjaan, dulu yang sering menemaninya adalah opa.

Tapi calon istri? Pacar aja gak punya, gimana calon istri?

Terpopuler

Comments

Rabiatuladawia Ade

Rabiatuladawia Ade

apa tristan akan membawa aurora sebagai pacar palsu nya?😅

2023-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!