Aurora saat ini sedang pergi ke restoran bersama ayah dan ibunya yaitu Risa Dan Harun Dirgantara.
Sudah lama mereka tidak makan di luar bertiga, Harun sibuk mengurus perusahaannya sehingga tak memiliki waktu untuk sekedar makan bersama di luar.
Hari ini, karena hari libur, Harun akhirnya mengajak istri dan putrinya untuk makan bersama di restoran.
Saat sedang ingin memesan makanan, ternyata mereka bertemu dengan teman lama Harun yang baru saja tiba di restoran itu, yaitu Arya Herdiansyah beserta istri dan kedua anaknya.
Terakhir mereka bertemu ketika Harun menikah, sepertinya sudah 24 tahun tak pernah bertemu. Harun pun langsung melambaikan tangan lalu berdiri menghampiri teman lamanya itu, mengajaknya untuk bergabung bersamanya.
Arya yang melihat teman lamanya itu sangat senang dan segera mengajak istri dan kedua anaknya untuk ikut duduk bersama keluarga Harun.
"Arya, lama sekali kita tak pernah bertemu," ucap Harun ketika Arya telah bergabung bersamanya.
"Iya kita terlalu sibuk masing-masing ya Run. Sebenarnya aku belum lama baru pulang dari Italia, aku kemarin-kemarin mengurus bisnisku di sana," jawab Arya.
"Jadi selama 24 tahun kita tak bertemu itu karena kamu di Italia?" Tanya Harun merasa terkejut.
"Sebenarnya nggak 24 tahun juga sih, 4 tahun setelah menghadiri pernikahan kamu, aku masih di Indonesia, lalu setelahnya pergi ke Italia karena bisnisku di sana berkembang pesat. Namun istri dan anakku sudah ada di Indonesia sejak 5 tahun lalu," jawab Arya.
"Oh begitu," jawab Harun singkat
"Iya, istriku ingin anak-anakku sekolah di Indonesia saja, sepertinya dia sudah bosan di Italia. Dia sudah kangen dengan tempat kelahirannya ," jawab Arya menggoda istrinya.
"Wah hebat sekali ya kamu, dalam waktu 20 tahun udah jadi pengusaha sukses bahkan salah satu deretan perusahaan terbesar di Indonesia," sahut Harun merasa kagum.
"Biasa aja kok Run, kamu juga aku lihat cukup besar perusahaannya," sahut Arya memuji ketekunan Harun.
"Iya tapi tak sampai luar negeri seperti kamu," ucap Harun merendah. Lalu mereka pun sama-sama tertawa.
"Eh iya kita keasikan ngobrol sampai lupa ngenalin anak-anak," ucap Harun yang teringat akan anaknya. Arya tidak tahu jika Harun mengangkat anak yang saat ini ada bersamanya.
"Oh iya, ini anak kamu? Cantik sekali," ucap Arya menatap Aurora kagum.
Aurora memang gadis berusia 18 tahun yang sangat cantik. Rambutnya panjang bergelombang berwarna coklat, hidung yang juga mancung dengan wajah seperti blesteran. Cukup cantik untuk ukuran wanita Asia seusianya.
"Iya dia putriku satu-satunya, kenalkan namanya Aurora," jawab Harun lalu meminta putrinya untuk menyapa keluarga Arya.
"Halo Om, Tante, saya Aurora Zanita, biasa dipanggil Aurora," ucapnya sopan.
Suara Aurora itu membuat sepasang mata yang sedari tadi hanya diam saja, mulai bergerak melihat wanita di depannya. Ia memperhatikan wanita yang saat ini sedang memperkenalkan dirinya dengan ramah itu.
Aurora pun tak sengaja menatap sepasang mata yang saat ini sedang memandangnya tajam. Untuk sesaat bola mata mereka bertemu. Aurora sangat terkejut melihat laki-laki yang sedang duduk memandangnya adalah laki-laki yang pernah ia temui sebelumnya. Dia adalah lelaki yang kemarin ditabrak oleh Arvin.
"Mengapa dunia ini sempit sekali? Bukankah dunia ini harusnya begitu luas?" batin Aurora.
"Halo Aurora, kamu cantik sekali," ucap Arya dengan senyum lembutnya lalu menoleh ke arah Tristan dan Putri, kedua anaknya untuk membalas sapaan Aurora, dan juga memperkenalkan dirinya.
Tristan Herdiansyah, adalah putra pertama Arya yang baru tinggal di Indonesia selama 5 tahun ini. Usianya 3 tahun lebih tua dari Aurora. Dia memiliki perawakan yang tegap dan tinggi serta kulit putih bersih. Hidung mancung dan alis yang cukup tebal menjadi nilai plus bagi lelaki ini.
Tidak seperti ayahnya, Tristan ini memiliki sifat yang sangat dingin dan juga sedikit sombong. Tapi justru karena sifat itulah yang membuatnya terlihat semakin tampan dan mahal.
Dengan malas Tristan memperkenalkan dirinya. "Siang Om dan Tante, nama saya Tristan Herdiansyah."
Ia menatap dan tersenyum pada Harun dan Risa, lalu pandangannya terhenti pada Aurora. Gadis yang pernah mempermalukan dan menghinanya tempo hari. Senyum ramah di wajahnya berubah menjadi senyum smirk yang terasa menyeramkan bagi Aurora.
Aurora segera membuang pandangannya ke arah lain. Memusingkan sekali menatap mata laki-laki seperti Tristan.
Suasana tegang itu akhirnya dicairkan oleh Putri, anak bungsu Arya yang juga adiknya Tristan. "Halo om, Tante dan Kak Aurora, aku Putri, salam kenal ya."
"Halo putri, kamu cantik sayang," ucap Risa ramah membuat wajah Putri merona malu.
"Terima kasih Tante," ucapnya dengan malu-malu.
"Tristan juga tampan sekali loh," tambah Harun memperhatikan Tristan.
"Terima kasih untuk pujiannya Om," jawab Tristan.
Kemudian mereka pun melanjutkan untuk memesan makanan di restoran itu. Ketika sedang menunggu makanan dihidangkan, pandangan Tristan sesekali melihat Aurora. Ia ingin sekali membalas perlakuan tidak sopan gadis itu kepadanya tempo hari.
Aurora yang merasakan sedang diperhatikan pun menjadi tak tenang duduknya. Ia merasa seperti sedang terancam kali ini.
"Oh iya Aurora, kamu sekolah atau kuliah?" Tanya Dian, ibunya Tristan.
"Saya kuliah Tante, kebetulan baru masuk di Universitas X," jawab Aurora tersenyum.
"Wah, kebetulan sekali, Tristan juga kuliah di Universitas itu, udah semester 6 mau masuk semester 7 nanti," jawab Dian senang.
Aurora yang semula tersenyum hangat langsung berubah jadi bermuram durja. "Satu kampus dengan singa ini? Kenapa sial sekali," pikirnya.
Tristan yang mendengar percakapan itu pun tak lepas memandang Aurora dengan tatapan seperti ingin menerkam.
"Iya dia baru lulus di Fakultas Ekonomi jurusan bisnis," Risa menambahkan.
"Wah itu jurusan yang sama dengan Tristan, iya kan Tris?" Tanya Arya kepada anaknya itu.
Tristan mengangguk lalu tersenyum kepada Risa dan Aurora.
"Kamu akan jadi adik tingkat ku Aurora, sepertinya aku harus membuat acara penyambutan untukmu," ucapnya dengan tersenyum manis menyembunyikan senyum smirk nya.
Entah kenapa mendengar itu Aurora menjadi bergidik ngeri. Firasatnya menjadi tidak enak. Tiba-tiba saja dia menyesal sudah memaki Tristan saat itu sampai membuang uang di depannya.
Tentu saja Tristan tak membutuhkan uangnya. Harta Tristan bahkan berkali-kali lipat lebih banyak darinya.
"Ah Aurora, kamu emang benar-benar bodoh, bisa-bisanya berbuat begitu pada raja rimba seperti Tristan," ucapnya dalam hati merutuki dirinya sendiri.
"Aku bilang kita akan bertemu lagi cewek sok galak, tak ku sangka takdir lah yang membawa aku bertemu lagi denganmu, dan takdir juga yang memudahkan aku untuk membalas kamu sepertinya. Sehingga aku tak perlu repot-repot mencari keberadaan kamu," ucap Tristan dalam hati.
Tidak ada pertemuan yang menjadi kebetulan, semua itu adalah takdir dari sebagian skenario-Nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Bella syaf
aku dari bukumu yang sebelah Thor, mampir disini eh ternyata banyak foto bertebaran 🙈😍
2024-09-01
1
Rabiatuladawia Ade
kok saya jadi cemas sama aurora?
apa tristan akan menjahati aurora atau malah jatuh cinta ?
2023-11-15
0