Bab 13 Memiliki Maksud Lain

"Arvin," suara Aurora terdengar begitu pelan.

Seketika itu juga Tristan menoleh pada sosok yang saat ini berdiri di pintu. Terlihat Arvin sedang memperhatikan mereka berdua, lalu berjalan memasuki ruangan.

Arvin tidak suka, tapi tatapannya masih terlihat meneduhkan bagi Aurora. Gadis itu pun hanya terdiam menunggu Arvin menghampirinya.

"Kamu udah selesai kuliahnya Vin?" tanya Aurora ketika Arvin telah berdiri di sisi ranjangnya.

"Udah sayang," jawabnya lalu mencium dahi Aurora. Kemudian ia menatap Tristan yang terlihat masih enggan beranjak dari posisinya.

"Maaf ada keperluan apa Anda datang kesini?" tanya Arvin kepada Tristan dengan sopan.

"Aku hanya ingin melihat keadaannya, karena tadi aku yang memaksanya berlari," jawab Tristan dengan gayanya.

"Oh begitukah? Tapi apakah harus dengan posisi seperti ini?" tanya Arvin menatap Tristan.

Tristan yang baru menyadari itu pun segera beranjak dari duduknya dan turun dari ranjang Aurora.

Kini Tristan pun berdiri berdampingan dengan Arvin lalu tersenyum smirk.

"Sorry aku terlalu bersemangat tadi," sahutnya lalu beranjak pergi dari ruangan itu.

Aurora dan Arvin menatap Tristan hingga laki-laki itu menghilang dari pandangannya.

"Kok dia bisa ada di sini sama kamu Ra?" tanya Arvin yang sangat penasaran.

"Iya tadi dia datang mungkin dia merasa bersalah deh," jawab Aurora sekenanya.

"Oh gitu, tapi kenapa dia naik ke kasur kamu sih?" tanya Arvin lagi, tak habis pikir.

"Kamu tahu sendiri lah Vin, dia itu orang aneh yang bertindak sesuai keinginannya sendiri, mau aku usir berapa kali juga kalau dia mau begitu dia akan tetap begitu," jawab Aurora.

"Tapi kenapa sepertinya dia sudah terlihat akrab dengan kamu Ra? Bukankah kalian baru kenal?"

"Iya Vin, tapi sebelum aku bertemu dengannya di kampus, aku telah berkenalan terlebih dahulu dengannya, ternyata dia anaknya Om Arya, teman lama papaku," Aurora menjelaskan singkat.

Arvin sedikit terkejut, jadi rupanya Aurora dan Tristan sudah saling mengenal sebelumnya? Pantas saja sikap Tristan seperti tak ada jaimnya terhadap Aurora.

"Vin?" panggil Aurora ketika melihat perubahan raut wajahnya Arvin.

"Kamu gak berpikir macam-macam kan?" tanya Aurora lagi. Ia takut jika Arvin memikirkan yang bukan-bukan tentang dirinya dan Tristan.

Arvin menatap Aurora lalu tersenyum mengusap wajah Aurora. "Nggak sayang, aku percaya sama kamu."

"Kamu memang yang terbaik Vin, aku beruntung deh punya pacar seperti dirimu," sahut Aurora senang lalu memeluk Arvin.

"Eh iya ini meja makan nya mengganggu sekali," ucap Aurora karena dengkul kakinya terpentok bawah meja kecil yang saat ini menjadi tempat makannya itu.

"Oh iya aku sampai gak kepikiran untuk menyingkirkan ini," sahut Arvin lalu segera menyingkirkan meja tersebut dari atas paha Aurora.

Setelah itu Arvin pun membantu Aurora untuk membenarkan posisi ranjangnya agar gadis itu bisa tiduran.

"Makasi sayang," ucap Aurora ketika sudah di posisi tidurnya.

"Gimana sekarang? Udah membaik?" tanya Arvin sambil memegang tangan Aurora.

"Aku udah gak apa-apa, aku boleh pulang hari ini kan?" tanya Aurora.

"Aku gak tau Ra, tapi kamu gak istirahat saja dulu?"

"Aku gak suka di sini Vin, rasanya aku seperti orang yang sakit parah saja, dan lagipula aku tak mau orang tua ku tahu," sahut Aurora.

"Baiklah, akan ku tanyakan pada dokter atau perawat yang bertugas ya, kamu tunggu di sini dulu," jawab Arvin lalu bergegas pergi ke bagian administrasi.

Sementara Arvin pergi, Aurora menanti di ruangannya sendiri. Tiba-tiba terdengar bunyi ponselnya yang entah berada di mana.

Aurora mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, mencari tas nya karena seingatnya ia menaruh ponsel dalam tasnya.

"Ah dimana sih ponselku," gerutu Aurora karena tak menemukan ponselnya.

Akhirnya Aurora pasrah menunggu Arvin untuk mencarikan ponselnya nanti.

Tak lama kemudian Arvin muncul dengan seorang suster ke ruangan Aurora.

Aurora yang melihat itu pun sangat antusias. "Saya udah bisa pulang Sus?"

"Nona bisa pulang hari ini, namun menunggu infusan habis ya, dan nanti kami akan memberikan obat agar jantung nona tak sakit lagi," jelas suster itu lalu memeriksa infus Aurora.

"Baiklah suster, terima kasih banyak ya," jawab Aurora ramah.

"Terima kasih kembali nona, kalau begitu saya permisi dulu," pamit suster tersebut.

"Vin, tolong carikan ponselku dong, tadi berdering tapi aku gak tahu ada dimana. Kamu menyimpannya dimana?" tanya Aurora ketika suster telah menghilang dari balik pintu.

"Oh ada di lemari Ra, sebentar aku ambilkan," sahut Arvin lalu beranjak mengambil tas Aurora yang ada di dalam lemari.

Ia mengambil ponsel itu lalu memberikannya kepada Aurora.

"Terima kasih," ucap Aurora tersenyum Pepsodent.

"Iya sama-sama," sahut Arvin mengusap rambut Aurora.

Aurora segera mengecek ponselnya, lalu menemukan panggilan tak terjawab dari nomor yang tak dikenalnya. Ia pun mengerutkan kening.

"Siapa ini?" batinnya.

"Kenapa Ra?" tanya Arvin yang melihat ekspresi wajah bingungnya Aurora.

"Oh enggak Vin, ini ada panggilan tak terjawab tapi aku gak tahu siapa, nomornya tak dikenal," jawabnya lalu memberikan ponselnya kepada Arvin.

Arvin melihat nomor itu dan mencari di kontak ponselnya, siapa tahu ada. Namun ia tak menemukannya juga di ponselnya.

"Ini dia belum lama nelpon kamu ya?" tanya Arvin

Aurora menganggukkan kepalanya. "Tadi, sewaktu kamu pergi ke bagian administrasi."

Tak lama ponsel Aurora berdering kembali, panggilan masuk dari nomor yang sedang mereka selidiki.

Arvin menerima panggilan tersebut. Terdengarlah suara si penelpon yang tidak lain adalah Tristan.

"Halo," jawab Arvin.

"Kenapa ponsel Aurora penerimanya laki-laki?"

"Maaf ini dengan siapa?"

"Tristan. Oh kamu pasti Arvin ya? Masih bersama Aurora rupanya."

Ekspresi wajah Arvin langsung berubah tak suka. "Ada apa kamu menelpon pacarku?"

"Jangan terlalu bangga dengan statusmu Arvin. Aku hanya ingin menyampaikan bahwa aku akan mengantar Aurora pulang nanti malam."

"Tak perlu repot-repot, aku yang akan mengantarnya pulang."

"Aku tak membutuhkan persetujuan mu Arvin, aku hanya menyampaikan pesan yang diberikan papanya, Om Harun. Jadi sesuai dengan amanah Om Harun, aku akan menjemput Aurora pada pukul 19.00 WIB," ucap Tristan lalu memutuskan ponselnya sepihak.

Aurora yang mendengar itu pun menjadi sangat kesal. Ia bermaksud ingin menyembunyikan ini dari orang tuanya tapi Tristan malah memberitahukannya.

"Dia ini kenapa sih?" ucap Aurora kesal.

"Apa dia menyukai kamu Ra?" tanya Arvin menatap Aurora.

Aurora terperangah. Menyukainya? Dibandingkan itu akan lebih masuk akal jika menyebut Tristan ingin menghancurkannya.

"Menyukai siapa Vin? Kamu gak lihat sikap nya saja menyebalkan, seperti membenciku. Apalagi setiap dia melihatku," jawab Aurora tertawa.

"Tapi kenapa sepertinya dia repot-repot mengurus mu dan mengunjungimu?"

"Dia tidak mengurusku Vin, dia hanya menggangguku."

"Ya baiklah, aku takut dia punya maksud lain sama kamu Ra," ucap Arvin setenang mungkin.

"Dia memang memiliki maksud lain Vin, tapi bagaimana aku menyampaikan ini padamu ya?" ucap Aurora dalam hatinya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!