Bab 15

"Sudah aku katakan jangan terlalu membanggakan statusmu Tuan Arvin. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari."

Arvin heran mendengar Tristan mengatakan hal itu. Tadi juga ia sempat mengatakan itu.

"Apa maksud dibalik kalimat yang kamu lontarkan Tuan?" tanya Arvin menatap Tristan.

"Tidak ada, aku hanya mengatakan apa yang ingin aku katakan," jawab Tristan acuh.

"Ternyata benar yang Aurora bilang, kamu memang orang yang aneh," ucap Arvin kesal.

"Oh begitu kah? Terima kasih pujiannya nona Aurora," sahutnya tersenyum memandang Aurora.

"Itu bukan pujian Tristan," jawab Aurora malas.

"Aku menganggap itu pujian, artinya kalian memperhatikan aku," jawab Tristan lagi.

"Terserah kau saja," sahut Aurora acuh.

"Vin tolong bantu aku turun dong," ucapnya manja sambil mengulurkan tangannya pada Arvin.

Arvin pun dengan sigap membantu Aurora agar dapat turun dengan mudah.

"Terima kasih," ucap Aurora dengan kedua tangan masih diletakkan di pundak Arvin.

"Sama-sama Ra," sahut Arvin lalu membantu Aurora melangkah.

Tristan menahan Arvin lalu menarik tangan Aurora agar mendekat kepadanya.

"Aku yang akan mengantarkan Aurora pulang, kau ingat?" Tristan mengingatkan.

"Aku tahu, tak perlu kau mengingatkan ku seperti itu, tapi aku yang akan mengantarkannya sampai ke mobilmu."

"Oke, tak masalah," jawab Tristan lalu pergi mendahului Arvin dan Aurora.

Baginya yang terpenting Aurora bisa pulang bersamanya, karena janjinya terhadap ayah Aurora.

Masalah bagaimana teknisnya Aurora bisa masuk ke mobilnya, ia tak mempermasalahkannya.

Mereka bertiga pun berjalan hingga loby rumah sakit.

"Kalian tunggu di sini, aku akan mengambil mobil terlebih dahulu," ucap Tristan lalu pergi meninggalkan mereka menuju tempat parkir.

"Kamu memang lebih baik pulang bersamanya Ra, karena kondisi kamu masih belum stabil begini," ucap Arvin ketika Tristan tak terlihat lagi.

"Memangnya kenapa? Sama kamu harusnya lebih baik Vin," jawab Aurora menatap Arvin.

"Kondisi kamu belum stabil Ra, kalau bersamaku kamu naik motor, kamu akan gak nyaman, kalau kamu pulang bersama Tristan kamu bisa duduk dengan nyaman di mobilnya," jawab Arvin yang juga menatap Aurora.

Ada rasa cemburu dalam sirat mata Arvin saat bicara seperti itu. Tapi Arvin tak bisa berbuat banyak, karena Tristan telah mendapatkan amanah dari ayah Aurora. Sedangkan dirinya hingga saat ini belum pernah bertemu dengan Harun, ayah Aurora.

Aurora memperhatikan raut wajah Arvin dan ia jadi merasa bersalah karena harus pulang bersama Tristan.

"Vin? Maaf ya, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Aurora menggandeng lengan Arvin.

"Nggak apa-apa Ra, aku cuma merasa sedih aja karena gak bisa antar kamu pulang setelah kamu dirawat," jawab Arvin masih dengan suara yang tak bersemangat.

"Aku bilang Tristan aja deh kalau aku pulang sama kamu, papa aku pasti gak akan marah kok Vin," sahut Aurora.

Arvin menoleh ke Aurora. "Jangan Ra, kamu masih lemah, dokter bahkan meminta kamu istirahat kan? Kalau naik motor bagaimana kamu bisa beristirahat, kamu pasti lelah Ra."

"Tapi aku gak mau kamu sedih Vin, aku gak mau kamu jadi berpikir macam-macam tentang aku dan Tristan," sahut Aurora meyakinkan Arvin.

"Aku gak berpikir macam-macam Ra, aku percaya kok sama kamu. Kita kan bukan baru kenal, tapi udah lama," jawab Arvin berusaha tersenyum.

Baru saja Aurora ingin menjawab perkataan Arvin, terlihat mobil Tristan telah tiba di hadapannya.

Tristan membuka kaca jendela mobil lalu berbicara pada Arvin dan Aurora.

"Ra, ayuk naik," panggil Tristan tanpa turun dari mobil.

"Kalau bukan karena papa, aku malas sekali naik mobilmu!" sahut Aurora ketus. Rasanya menyebalkan sekali melihat tingkah Tristan seperti itu.

Arvin pun membantu Aurora untuk masuk ke dalam mobil Tristan hingga gadis itu duduk dengan nyaman. Sebelum menutup pintunya, Arvin menyempatkan diri untuk berbicara kepada Aurora.

"Nanti kalau udah sampai di rumah, kamu kabari aku ya Ra," ucap Arvin lalu menutup pintu mobil Tristan.

Aurora hanya menganggukkan kepala, lalu Tristan pun menutup kaca jendela mobilnya. Mobil Tristan pun segera berlalu meninggalkan Arvin seorang diri.

Arvin menatap kepergian Aurora dengan hati yang tak menentu. Lalu ia pun pergi dari tempat itu untuk mengambil motornya dan kembali pulang.

Dalam perjalanan, Aurora merasa bersalah karena meninggalkan Arvin. Selama berhubungan dengan Arvin, ia tak pernah sekalipun meninggalkan laki-laki itu apalagi untuk pergi bersama laki-laki lain.

"Harusnya kamu gak perlu nelpon papa Tristan, jadi kamu gak perlu mengantar aku pulang seperti saat ini," protes Aurora.

"Memangnya kenapa? Kamu kan pacar aku," jawab Tristan asal.

"Berhenti menyebutku pacar kamu Tristan, aku gak menyetujui itu!" ketus Aurora.

"Lagian kamu bisa meminta gadis manapun untuk jadi pacar kontrak kamu kan, aku yakin gak akan ada yang menolak kamu," ucapnya lagi.

"Aku gak mau orang yang gak jelas Ra, aku pilih kamu karena kamu udah dikenal oleh orang tuaku, aku gak perlu lagi menjelaskan banyak hal tentang kamu pada mereka," jawab Tristan tenang.

"Apa susahnya kamu mengarang bebas? Bukankah hanya pacar kontrak? Kamu bebas menceritakan yang baik-baik saja pada mengenai perempuan pilihan kamu kan?" tanya Aurora tak habis pikir.

"Kamu ini selain keras kepala juga bodoh ya. Kalau aku menjelaskan asal tentang perempuan, lalu keluargaku mencari tahu bagaimana? Sudahlah jangan ajak aku berdebat, aku tak mau ada tawar menawar!" jawab Tristan tegas.

"Dan satu lagi Aurora, aku gak suka selama kamu jadi pacar kontrakku, kamu masih berhubungan dengan laki-laki lain. Karena jika nanti keluarga ku tahu atau melihat kamu besama laki-laki lain, mereka akan curiga mengenai hubungan kita," Tristan memperingatkan.

"Gimana sih caranya kamu ini biar paham kalau aku gak mau! Aku gak mungkin ninggalin Arvin demi kamu!"

"Benarkah?" sahut Tristan menyeringai.

"Ya! Dan ini sudah yang ke sekian kali aku mengatakannya. Aku menolak menjadi pacar kontrakmu. Terserah apa katamu, terserah apa yang mau kamu lakukan, aku tidak peduli. Aku akan tetap menjalani hidupku seperti biasa, hidup sesuai dengan keinginanku," jawab Aurora menggebu-gebu.

"Baiklah baik, kita lihat saja nanti nona," jawab Tristan masih tersenyum misterius.

"Oke," sahut Aurora menantang.

"Kamu sendiri yang nanti akan datang kepadaku nona."

"Oh ya? Jangan terlalu percaya diri Tuan Tristan Herdiansyah."

"Apa kau mau taruhan denganku?"

"Kau pikir ini permainan? Kau menyebalkan," sahut Aurora lalu mengalihkan pandangannya kesal.

"Kamu sendiri nanti yang akan mendatangiku Aurora, kamu tak akan bisa menolak ku karena aku bisa melakukan apapun untuk mengacaukan hidup kamu. Hidup yang kamu impikan," batin Tristan penuh rencana licik.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!