Bab 10

Ospek hari itu dimulai. Seperti biasa Tristan telah berada di lapangan bersama petugas organisasi fakultasnya.

"Hari ini kalian akan berlari mengelilingi lapangan ini," titah Tristan kepada para mahasiswa baru.

Ketua organisasi yang saat ini ada di tempat itu pun hanya diam. Tak mencegah Tristan memberikan tugas itu. Padahal di catatannya sudah ada beberapa tugas 'sebenarnya' yang harus dikerjakan oleh mahasiswa baru itu.

Namun karena Tristan tidak bisa dibantah, lebih baik tidak ditunjukkan dahulu untuk saat ini.

"Kalian berlari 3 kali putaran di lapangan yang saat ini kalian pijak. Tidak boleh kurang dan tidak perlu lebih. Jika ada yang terlihat tidak lari, maka akan ditambah menjadi 7x putaran. Apakah mengerti?" ucap Tristan memerintahkan.

"Siap mengerti kak," jawab mereka serentak.

Aurora yang memiliki kelainan jantung sejak lahir, pasti akan sangat kesulitan untuk lari mengelilingi lapangan.

Tapi bagaimana caranya untuk menghindar dari tugas ini? Apalagi tugas ini diberikan oleh Tristan, yang pasti sebenarnya untuk dirinya.

“Kerjakan tugas kalian dimulai dari sekarang!” perintah Tristan dengan nada meninggi.

Seketika itu juga semuanya berhamburan mulai berlari karena merasa takut dengan Tristan. Tapi Aurora masih terlihat diam mematung, ia takut hal ini akan mengganggu jantungnya. Tristan menatap Aurora dengan pandangan tajam, lalu ia berjalan menghampiri gadis itu.

“Kamu tuli? Kamu tak mendengar apa yang saya perintahkan tadi?” bentak Tristan di hadapan Aurora.

“Maaf, tapi saya tidak bisa berlari seperti anak lain, saya memiliki riwayat penyakit jantung bawaan dari lahir,” sahut Aurora balas menatap Tristan.

“Alasan! Saya beritahu ya, di sini tidak menerima alasan klasik seperti itu, jadi sekarang juga saya minta kamu berlari seperti teman-teman kamu yang lain, atau tugas kamu akan saya tambah,” perintah Tristan dengan menunjuk ke arah lapangan.

Akhirnya Aurora mulai berlari mengitari lapangan menuruti perintah Tristan. Sudah cukup dirinya terus dibentak di depan umum.

Disaat yang bersamaan, Arvin baru saja tiba di kampus namun entah mengapa ia ingin mampir ke Fakultas Ekonomi terlebih dahulu. Ia merasa ingin melihat Aurora karena pagi tadi tak bisa menjemputnya.

Baru setengah putaran berlari, Aurora merasa nafasnya mulai sesak. Tubuhnya terasa begitu lemas. Nafasnya pun sudah tersengal-sengal. Ia melambatkan jalannya dan mulai menarik nafas.

“Sakit sekali,” batinnya.

Aurora lalu terduduk dengan lutut menjadi tumpuannya. Ia mersa tak sanggup untuk melanjutkan tugas ini. Dengan menunduk dan memegangi da danya, ia menarik nafas dalam-dalam.

Tristan yang melihat itu pun berjalan menghampiri Aurora. “Kamu ini benar-benar tidak bisa menuruti perintahku ya Nona Aurora Zanita,” sentak Tristan ketika jarak mereka sudah dekat.

Aurora mengangkat kepalanya menatap Tristan. “Aku lelah Tristan, aku gak sanggup melanjutkan tugas yang kamu berikan.”

“Perempuan manja. Hanya berlari seperti ini saja kamu tidak mampu? Lantas apa yang membuat kamu berpikir bahwa kamu mampu melawan aku hah??”

Kali ini Aurora tak menatap Tristan dengan kebencian, namun tatapan memohon. Sorot matanya menyiratkan permohonan. Namun ternyata tatapan itu tak mampu meluluhkan hati Tristan yang terselimuti rasa benci dan dendamnya.

“Aku bukan tipe orang yang mudah mengasihani targetku, Aurora. Simpan saja wajah mengiba mu untuk kamu memohon padaku di lain waktu,” ujar Tristan tak peduli.

Aurora hanya terdiam. Sungguh ia tak memiliki tenaga lagi bahkan hanya untuk berdebat dengan laki-laki ini.

“Bangun Aurora, berlari lah seperti teman-teman kamu yang lain, atau saya tambah hukuman kamu menjadi lebih berat.”

Melihat Aurora yang masih terdiam, membuat Tristan menarik tangan Aurora. Ia menarik lengan gadis itu hingga berdiri, kemudian mendorongnya agar berlari mengikuti teman-temannya yang lain.

Aurora tak memiliki pilihan. Dengan langkah lemah ia berjalan menelusuri lapangan itu.

“Lari Aurora, aku bilang lari!” Teriak Tristan yang membuat semua orang menoleh ke arahnya.

Aurora yang tersentak mulai berlari. Dengan sisa kekuatannya ia berlari mengimbangi teman-temannya.

Arvin yang baru saja tiba di tempat Aurora berlari itu pun terkejut. Ia tau Aurora tak bisa lelah karena penyakit bawaannya. Ia pun berlari menghampiri Tristan yang telah kembali ke posisi semula. Ia menarik bahu Tristan hingga lelaki itu menghadapnya.

“Apa yang kamu lakukan?? Dia bisa mati jika terus berlari seperti itu!” bentak Arvin di hadapan wajah Tristan.

“Jangan ikut campur masalah orang lain,” jawab Tristan tertahan.

“Saya bukan orang lain, saya pacarnya!” sahut Arvin tak terima.

“Tapi kamu bukan mahasiswa fakultas ini, jadi saya minta kamu pergi!” Hardik Tristan.

“Kamu bisa membunuhnya sialan!” bentak Arvin tak kalah galak lalu hendak pergi menghampiri Aurora.

Namun belum sempat ia melangkah, ia melihat Aurora yang terjatuh pingsan di tengah lapangan.

“Aurora,” Arvin berteriak hingga membuat Tristan melihat ke arahnya.

Arvin berlari menghampiri Aurora dengan tergesa-gesa. Ia mengangkat kepala Aurora dan membawanya ke pangkuannya.

“Aurora.. Aurora bangun sayang,” ucapnya menepuk-nepuk wajah Aurora. Namun tak mendapat jawaban dari gadis itu.

Arvin meletakkan kepalanya di da da kiri Aurora, berusaha mendengar detak jantung gadis itu. “Syukurlah masih berdetak.”

Ia pun mengangkat tubuh Aurora dan menggendongnya ala bridal style. Arvin berjalan melewati kerumunan mahasiswa baru yang sedang mengelilinginya.

Tristan yang memperhatikan itu pun hanya diam saja. Ada rasa yang tak ia mengerti setelah melihat kejadian itu. Rasa marah, rasa kesal, benci dan juga rasa menyesal karena tak mempercayai ucapan Aurora bercampur menjadi satu.

Ketika Arvin melewati Tristan ada getaran dalam hatinya yang ingin menahan Arvin.

Namun karena Arvin begitu cepat membawa Aurora pergi, ia pun mengurungkan niatnya.

Arvin membawa Aurora dengan berlari menuju Rumah Sakit Universitas. Rumah sakit yang dimiliki sebuah universitas biasanya dijadikan kampus sebagai sarana pendidikan bagi mahasiswanya, terutama mahasiswa kedokteran. Namun rumah sakit universitas juga terbuka bagi umum. Pelayanan kesehatannya pun selalu mengikuti teknologi tercanggih.

Jaraknya tak jauh dari tempatnya saat ini, namun karena ia tempuh dengan berjalan kaki, jarak rumah sakit pun jadi terasa sangat jauh. Apalagi dengan posisinya yang sedang menggendong seseorang seperti ini. Namun hal itu tak dihiraukannya. Baginya ia ingin Aurora cepat ditangani.

Dengan nafas yang tersengal, akhirnya Arvin pun tiba di Rumah Sakit. Aurora pun langsung ditangani oleh perawat dan dokter jaga yang ada di Instalasi Gawat Darurat. Sementara itu Arvin menunggu di luar ruangan hingga Aurora selesai ditangani.

Sejak mengetahui bahwa Aurora memiliki penyakit jantung bawaan dari lahir, Arvin sangat menjaganya agar tak kelelahan. Karena jika penderita jantung melakukan aktivitas yang melebihi kemampuannya dan membuatnya sangat lelah, bisa berakibat fatal. Sebab, jantung akan bekerja lebih berat ketika seseorang penderita jantung bawaan lahir memaksakan lari yang lebih cepat.

“Aurora, aku berharap kamu baik-baik saja,” batinnya dengan kepala tertunduk.

Terpopuler

Comments

Rabiatuladawia Ade

Rabiatuladawia Ade

salut sama arvin yang cepat tanggap lihat Aurora pingsan.
sesayang itu dia sama Aurora

2023-11-15

0

jelita

jelita

Arvin effortnya ga main2

2023-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!