Bab 2

“Apa ini Tuan?” tanya Adam bingung.

“Anggap saja ini adalah kompensasi dari

kami untuk bapak,” jawab Harun bermaksud baik.

“Maaf Tuan, saya tidak memerlukan ini, karena melihat keponakan saya akan dirawat oleh orang sebaik kalian saja saya sudah sangat bersyukur,” ucapnya jujur.

“Tidak apa-apa pak, anggap saja ini membantu keuangan bapak, bukankah tadi bapak bilang bahwa keluarga bapak miskin? Mungkin sedikit uang ini bisa membantu kehidupan bapak ke depannya,” ucap Risa membantu menjelaskan.

Adam terlihat ragu. Uang ini terlalu banyak untuk diterimanya. Ia akan merasa lebih berdosa karena dianggap seperti sedang menjual keponakannya sendiri. Ia menatap cek itu dengan tatapan nanar.

“Maaf Tuan, saya…bukan bermaksud untuk menolak kebaikan yang Tuan dan Nyonya berikan, tapi jika saya menerima uang sebanyak ini, saya merasa semakin bersalah kepada bayi itu. Saya seperti seorang paman yang sedang menjual keponakannya sendiri,” jawabnya agak ragu.

Harun dan Risa berpandangan. Mereka seakan mengerti yang dirasakan Adam.

“Pak Adam, anggaplah ini sebagai bantuan untuk keluarga bapak, bukankah bapak memiliki anak yang harus dibesarkan juga? Dan ketika alm. Adikmu mengandung, pasti juga menghabiskan biaya yang lumayan untuk kebutuhannya kan?” tanya Harun dengan hati-hati.

“Maka terima lah uang ini sebagai bantuan dari kami, dan kami juga akan sangat berterima kasih jika kamu mau menerimanya. Kebahagiaan kami belum utuh jika kami mengambil bayi ini tanpa memberi bantuan terhadap keluargamu,” jelas Harun lagi.

Kali ini sepertinya penjelasan Harun bisa lebih diterima oleh Adam. Ia mulai menatap cek itu dengan tatapan haru.

“Tuhan begitu baik pada kami sehingga Dia mempertemukan saya dan keponakan saya dengan Tuan dan Nyonya. Terima kasih atas bantuannya Tuan,” ucapnya dengan haru dan meneteskan airmata.

Harun melangkah mendekat ke Adam, lalu menepuk pundaknya. “Kamu tidak perlu sungkan Adam, kami yang harusnya berterima kasih kepadamu karena telah menitipkan malaikat kecil seperti ini. Apa yang kami berikan tak sebanding dengan perjuangan adikmu dan juga yang kami terima,” ucap Harun menenangkan hati Adam.

Adam yang telah berurai airmata haru segera memeluk Harun tanpa ragu. “Terima kasih Tuan, terima kasih atas kebaikan Tuan kepada kami.”

“Sama-sama,” sahut Harun tersenyum sambil menepuk punggung Adam.

Kemudian Adam melepaskan pelukannya lalu pamit pada keluarga kecil itu. “Kalau begitu saya permisi ya Tuan, Nyonya, saya titip keponakan saya,” pamitnya kemudian berjalan meninggalkan mereka.

********

Pagi itu di rumah keluarga Dirgantara, aura yang terpancar sangat berbeda dari biasanya. Hari itu itu seperti dunia bersinar lebih terang dari biasanya. Rumah yang biasanya sepi, saat ini terasa ramai dan begitu memancarkan kebahagiaan.

Harun Dirgantara dan istrinya yaitu Risa Anastasya baru saja mengadopsi seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Bayi itu ditemukan semalam ketika mereka dalam perjalanan pulang.

“Cantik banget ya mas anak kita,” ucap Risa sambil menunjukkan putri kecilnya pada suaminya.

“Iya sayang, dia cantik sekali, walau gak lahir dari rahimmu tapi wajahnya cantik seperti kamu,” sahut suaminya sambil mengusap pipi si bayi kecil.

“Mas, karena sekarang kita udah punya anak, panggilannya jangan mas dong, tapi papa, yah?” tanya Risa senang.

“Oh iya juga ya sayang, ya udah mulai sekarang panggilan kita jadi mama dan papa aja ya supaya anak kita nanti bisa nyaman dengan panggilannya,” jawab Harun menyetujui.

Risa menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Pa, kita belum kasih nama anak perempuan ini loh.”

“Oh iya papa sampai lupa, kita kasih nama siapa ya bagusnya? Kamu ada ide?” tanya suaminya antusias.

“Gimana kalau kita kasih nama dia Aurora aja pa? Aurora Zanita,” usul Risa.

“Aurora Zanita?” ujar Harun dengan tangan di dagu terlihat berfikir.

“Iya pa, seperti fajar di pagi hari, supaya bisa menerangi keluarga kita dengan cahaya,” ucap Risa terlihat sangat bangga.

“Boleh juga, nama itu juga terdengar cantik,” jawab Harun pertanda setuju.

“Syukurlah kalo mas Harun suka, eh papa suka hehehe,”ucap Risa lalu tersenyum memandangi putri kecilnya.

“Gimana sih ma, baru aja bentar tapi udah lupa sama panggilan yang dibuat sendiri,” sahut Harun heran.

“Hehehe iya soalnya kan baru, oh iya kapan kita mau akikahkan Aurora pa?” tanya Risa.

“Oh iya ya, minggu depan aja ya, karena kita kan harus menyiapkan semuanya dengan matang,” jawab Harun mengusulkan.

“Oke pa aku ikut aja,” sahut Nisa lalu membawa Aurora dalam gendongannya.

“Aku mau bawa Aurora ke taman belakang pah, biar hirup udara segar, yuk,” ujar Risa mengajak sang suami untuk mengikutinya.

Harun pun mengikuti istrinya dengan perasaan senang.

Sejak hari itu, Risa dan Harun sibuk merawat Aurora dengan penuh kasih sayang. Ia bahkan membelikan baju dan juga sepatu yang cantik dan banyak jumlahnya untuk Aurora pakai bergantian setiap kali ingin pergi keluar rumah.

Risa dan Harun sangat senang karena akhirnya penantian mereka yang begitu lama dalam menanti buah hati, dijawab sudah dengan kehadiran Aurora. Mereka merawat Aurora seperti anak kandungnya sendiri.

Seiring berjalannya waktu, Aurora tumbuh menjadi gadis yang cantik tanpa mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Kasih sayang yang diberikan kedua orang tua angkatnya membuatnya tak pernah merasa seperti anak angkat.

Flashback Off

********

Aurora saat ini berusia 18 tahun dan baru saja lulus Sekolah Menengah Atas di sekolahnya. Ia memiliki kekasih bernama Arvin.

Mereka bertemu saat mengikuti sebuah lomba cerdas cermat antar sekolah yang diselenggarakan masing-masing sekolah mereka saat itu. Usia Arvin lebih tua dua tahun dari Aurora, sehingga ketika Aurora saat ini lulus sekolah, Arvin telah menjalani semester IV pada Perguruan Tingginya.

Tidak seperti Aurora yang hidup di lingkungan keluarga kaya, Arvin adalah laki-laki sederhana yang hidup dalam lingkungan keluarga sederhana juga. Namun karena kegigihan dan juga kelembutan sikapnya, Aurora pun jatuh cinta pada Arvin tanpa syarat apapun.

“Ra, selamat ya kamu akhirnya lulus dengan nilai yang bagus,” ucap Arvin ketika sedang menjemput Aurora di sekolahnya, setelah melihat pengumuman.

“Arvin, kamu ini ngagetin aja,” sahut Aurora kaget karena Arvin tiba-tiba muncul dari belakangnya.

“Hehehe, ini aku kasih bunga yang kamu suka,” jawabnya lalu memberikan setangkai bunga mawar kepada Aurora.

Aurora menerimanya dengan hati senang, jarang-jarang Arvin memberinya bunga mawar seperti ini. “Uhh pacar aku romantis banget sih,” sahut Amira menerima mawar itu.

“Iya dong kan pacar aku request bunga di hari kelulusannya,” jawab Arvin tersenyum.

“Tapi maaf ya Ra, kalo bunga nya cuma setangkai, aku gak bisa kasih bucket kaya cowok-cowok lain,” ucapnya sedih.

“Ih gak apa-apa sayang, gini aja aku udah seneng kok,” jawab Aurora menggandeng lengan Arvin.

“Makasih ya, kamu selalu ngertiin aku,” ujar Arvin merasa bersyukur.

“Sama-sama, kamu juga pengertian dan baik banget,” jawab Aurora senang.

“Itu karena aku sayang sama kamu dong hehehe. Yuk pulang Ra,” ajak Arvin lalu pergi bersama meninggalkan tempat itu.

Terpopuler

Comments

Rabiatuladawia Ade

Rabiatuladawia Ade

masih nyimak.
tapi seperti nya bagus cerita nya

semangat thor

2023-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7 Jadilah Pacarku
8 Bab 8 Pacar Kontrakku
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17 Pacar
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20 Mencuri Ciuman
21 Bab 21 Kecewa
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25 Hukuman
26 Bab 26 Bebaskan Aku
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Mencium (lagi?)
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36 Jadilah Istriku
37 Bab 37
38 Bab 38 Kau Milikku (18+)
39 Bab 39
40 Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49 Semakin ingin menikahi
50 Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51 Bab 51 Keputusan
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54 Tak akan melepaskan
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60 Bab 60
61 Bonus Visual Tokoh Utama
62 Bab 61
63 Bab 62
64 Bab 63
65 Bab 64
66 Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69 Menginginkan lebih
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76 Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79 Terkejut
81 Bab 80 Buktikan (18+)
82 Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83 Bab 82 Bucin Akut
84 Bab 83 Jatah (18+)
85 Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86 Bab 85 Menonton Film (21+)
87 Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88 Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89 Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90 Bab 89 Berhenti kuliah
91 Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92 Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93 Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94 Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95 Bab 94 Jangan Mendekatiku
96 Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97 Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98 Bab 97 Sifat Paranoid
99 Bab 98 Pengantin Baru
100 Bab 99 Menginap
101 Bab 100 Layani Aku
102 Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103 Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104 Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105 Bab 104 Dinner
106 Bab 105 Wisata
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3 Pertemuan Tak Sengaja
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7 Jadilah Pacarku
8
Bab 8 Pacar Kontrakku
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13 Memiliki Maksud Lain
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17 Pacar
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20 Mencuri Ciuman
21
Bab 21 Kecewa
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25 Hukuman
26
Bab 26 Bebaskan Aku
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Tak Pernah Jatuh Cinta
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Mencium (lagi?)
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36 Jadilah Istriku
37
Bab 37
38
Bab 38 Kau Milikku (18+)
39
Bab 39
40
Bab 40 Hampir Kehilangan Kesucian
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43 Bukan lagi kekasih kontrak
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46 Kau ingin lari dariku?
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49 Semakin ingin menikahi
50
Bab 50 Melakukan itu atau menikah (18+)
51
Bab 51 Keputusan
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54 Tak akan melepaskan
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59 Jangan pernah tinggalkan aku
60
Bab 60
61
Bonus Visual Tokoh Utama
62
Bab 61
63
Bab 62
64
Bab 63
65
Bab 64
66
Bab 65 Menahan Hasrat ( 18+ )
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69 Menginginkan lebih
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74 Tristan Mencintai Aurora?
76
Bab 75 Tak Bisa Hidup Tanpanya
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79 Terkejut
81
Bab 80 Buktikan (18+)
82
Bab 81 Kesucian yang hilang (21+)
83
Bab 82 Bucin Akut
84
Bab 83 Jatah (18+)
85
Bab 84 Tidak Akan Memaksa
86
Bab 85 Menonton Film (21+)
87
Bab 86 Takdir yang sesungguhnya (21+)
88
Bab 87 Tak Bisa Dibantah
89
Bab 88 Belajarlah Mencintaiku (18+)
90
Bab 89 Berhenti kuliah
91
Bab 90 Panggil Aku Sayang (21+)
92
Bab 91 Belum Bisa Mempercayainya
93
Bab 92 Aku Suka Jika Kau Menurut
94
Bab 93 Apa yang Kalian Lakukan?
95
Bab 94 Jangan Mendekatiku
96
Bab 95 Apakah Kau Masih Mencintainya?
97
Bab 96 Mulai Belajar Mencintaimu
98
Bab 97 Sifat Paranoid
99
Bab 98 Pengantin Baru
100
Bab 99 Menginap
101
Bab 100 Layani Aku
102
Bab 101 Pergi Berbulan Madu
103
Bab 102 Pembuka Bulan Madu
104
Bab 103 Kau Adalah Canduku (21+)
105
Bab 104 Dinner
106
Bab 105 Wisata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!